Diguncang Isu PHK, Intip Sejarah Tupperware Hingga Jadi Kesayangan Emak-Emak
Merdeka.com - Perusahaan multinasional Tupperware tengah diguncang isu pemutusan hubungan kerja (PHK). Menyusul, memburuknya kinerja keuangan perusahaan, akibat penurunan nilai saham dan anjloknya penjualan.
"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," kata CEO Tupperware, Miguel Fernandez dikutip melalui CNN.com di Jakarta, Rabu (12/4).
Analis Ritel dan Direktur Pelaksana di GlobalData, Neil Saunders mengungkapkan, penurunan nilai saham menjadi faktor utama memburuknya kinerja keuangan hingga terancam bangkrut. Pada awal pekan ini, saham Tupperware turun hampir 50 persen pada hari Senin menyusul peringatan suram bahwa masa depannya terlihat suram.
-
Mengapa Tupperware bangkrut? Tupperware telah berjuang untuk bersaing dengan tren penjualan yang berubah, seperti penjualan online dan meningkatnya popularitas produk yang lebih murah.
-
Apa dampak PHK di perusahaan teknologi? Tidak hanya perusahaan kecil, raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Google juga terus mengurangi jumlah karyawan mereka tahun ini, meskipun telah mengumumkan PHK massal tahun lalu.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
-
Siapa saja perusahaan teknologi yang PHK? Mengutip IndiaToday, Senin (2/9), berikut adalah beberapa perusahaan teknologi yang melakukan PHK di bulan Agustus 2024: Apple, GoPro, Sonos, Cisco, Dell, Intel, Microsoft, Google.
-
Kenapa PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Penyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional, serta penurunan permintaan produk.
-
Siapa pendiri Tupperware? Tupperware didirikan pada tahun 1946 oleh ahli kimia Earl Tupper.
New York Stock Exchange juga memperingatkan bahwa saham Tupperware terancam dihapus dari daftar karena tidak mengajukan laporan tahunan yang diwajibkan. Tercatat, saham perusahaan turun hingga 90 persen selama setahun terakhir.
Selain penurunan nilai saham, memburuknya keuangan perusahaan juga dipicu oleh anjloknya kinerja penjualan. Hal ini menambah tekanan berat pada perusahaan yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga tersebut.
"Beberapa masalah merugikan Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda," menurut Neil Saunders.
Sejarah Tupperware
Melansir dari laman Reuters.com, Rabu (12/4), Tupperware didirikan pada tahun 1946 oleh ahli kimia Earl Tupper. Perusahaan ini menjadi populer karena cara menjual produknya melalui perwakilan yang menjual dari pintu ke pintu - seperti perusahaan kosmetik Avon.
Tupperware dikenal dengan wadah dan mangkuk penyimpanan kedap udara, tahan lama, dan berwarna-warni. Produk perusahaan ini juga dikenal dengan harganya yang lebih tinggi dibandingkan produk serupa. Tupperware selama ini juga terkenal jadi produk kesayangan emak-emak.
Tupperware kini mengandalkan hampir 3 juta perwakilan independen di seluruh dunia untuk mendistribusikan produknya di sekitar 70 negara.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Segala rangkaian manfaat dari pembelian Tupperware.
Baca SelengkapnyaTupperware berencana untuk mengajukan perlindungan pengadilan setelah melanggar persyaratan pembayaran utangnya.
Baca SelengkapnyaPengajuan ini didasari menurunnya permintaan atas wadah penyimpanan makanan yang ikonik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dulu kotak makan Tupperware jadi favorit ibu-ibu untuk bekal anak, tapi kini Tupperware terancam bangkrut karena gagal melunasi hutang.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 11.000 buruh di industri tekstil pada perusahan besar mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca SelengkapnyaBekas buruh pabrik plastik yang sukses merangkak menjadi orang terkaya di Hongkong.
Baca SelengkapnyaDepresiasi nilai tukar Rupiah tidak sampai mengganggu rantai pasok bahan baku produk milik perseroan.
Baca SelengkapnyaTupperware didirikan pada 1946 oleh seorang pria, Earl Tupper.
Baca SelengkapnyaPengusaha memang menaruh perhatian lebih terhadap pungutan cukai untuk minuman berpemanis.
Baca Selengkapnya