Dinobatkan Jadi Raja Malaysia, Intip Gurita Bisnis Sultan Ibrahim Iskandar
Sultan Ibrahim Iskandar digadang-gadang menjadi raja terkaya di Malaysia.
Sultan Ibrahim Iskandar digadang-gadang menjadi raja terkaya di Malaysia.
Dinobatkan Jadi Raja Malaysia, Intip Gurita Bisnis Sultan Ibrahim Iskandar
Intip Gurita Bisnis Sultan Ibrahim Iskandar
Sultan Ibrahim Iskandar (65 tahun), resmi dinobatkan sebagai raja baru Malaysia di istana.
Pelantikan raja baru Malaysia tersebut disaksikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim, anggota Kabinet, dan anggota kerajaan lainnya.
Menariknya, Sultan Ibrahim Iskandar digadang-gadang menjadi raja terkaya di Malaysia. Ini karena sosok Sultan Ibrahim Iskandar merupakan pengusaha sukses di Malaysia.
Melansir laman Reuters, (6/5), Raja Malaysia Sultan Ibrahim dikenal sebagai sosok yang gemar mengoleksi kendaraan mewah. Baik berupa mobil maupun motor.
Sultan Ibrahim juga tercatat memiliki kepentingan bisnis yang luas mulai dari real estat hingga pertambangan. Nama Raja baru Malaysia tersebut juga tercatat sebagai pemilik saham di Forest City.
Sebuah proyek reklamasi dan pengembangan lahan senilai USD100 miliar yang didukung China di lepas pantai Johor.
"Sultan Ibrahim memiliki kepentingan bisnis yang luas mulai dari real estate hingga pertambangan, termasuk saham di Forest City - proyek reklamasi dan pengembangan lahan senilai USD100 miliar yang didukung Tiongkok di lepas pantai Johor," tulis Reuters.
Menjelang pelantikannya, Sultan Ibrahim mengatakan kepada surat kabar Singapura The Straits Times bahwa ia bermaksud menjadi raja yang aktif.
Dia juga mengusulkan agar perusahaan minyak negara Malaysia, Petroliam Nasional, dan badan antikorupsi negara tersebut untuk melapor langsung kepada raja.
Namun, Perdana Menteri Anwar Ibrahim kemudian meremehkan pernyataan tersebut.
Dia mengatakan semua pendapat dapat didiskusikan tanpa mengabaikan konstitusi federal.
Sultan Ibrahim menjalankan tugasnya sebagai raja di tengah ketegangan politik yang kembali terjadi di Malaysia.
Diketahui, Malaysia tengah mengalami gejolak politik yang berkelanjutan sejak tahun 2018 ketika koalisi Barisan Nasional yang berkuasa.
Saat itu, koalisi Barisan Nasional digulingkan dari kekuasaan untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan.
Sehingga mendorong raja untuk memainkan peran yang lebih besar.