Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dirut Bongkar Alasan Impor Bulog Kalah Cepat dari Swasta

Dirut Bongkar Alasan Impor Bulog Kalah Cepat dari Swasta Budi Waseso. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam mempertanyakan alasan Perum Bulog selalu lambat dalam melakukan beberapa impor komoditas terutama gula yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi beberapa waktu lalu. Swasta dinilai lebih cepat tanggap terhadap pasar dibanding Bulog.

"Bapak kan dapat (penugasannya) lebih cepat dari swasta. Ini penugasan negara tapi kenapa bapak lebih lambat? kok dapat izinnya lebih lambat dari swasta kenapa Pak? Apa jangan-jangan karena swasta lebih menguntungkan atau bagaimana," ujarnya di DPR, Jakarta, Senin (29/6).

Mendapat pertanyaan tersebut, Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso mengatakan, keputusan impor oleh Bulog merupakan penugasan dari negara. Penugasan tersebut harus melalui prosedur yang ada di berbagai kementerian terkait.

"Bulog ini sekarang penugasan, jadi kami tidak bisa disamakan dengan swasta. Kalau kami dikasih penugasan, ya semua kami diaudit kami miliki prosedur pengadaan. Beda dengan swasta, swasta begitu penugasan dia bisa impor langsung," jelasnya.

Penugasan Bulog, kata Budi Waseso, bahkan bisa dibatalkan oleh pemerintah meskipun sebelumnya sudah disetujui melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas). Kondisi lain juga bisa terjadi seperti pengurangan kuota impor dari besaran yang disetujui di awal.

"Kami kan selalu penugasan melalui keputusan rakortas. Jadi kalau sudah putus seharusnya sudah tidak ada pertanyaan lain. Tapi faktanya bolak-balik ini yang kami juga tidak tahu permasalahanpun pokoknya apa. Kami ini bukan cari untung. kami ingin percepat dan jumlah yang kami butuhkan," jelasnya.

"Maka seperti Bulog kalau dikasih penugasan ibarat seperti menggarami air laut. Jadi butuhnya 50.000 ton hanya dikasih 10.000 ton. Belum lagi prosedurnya sulit nanti, ibaratnya dapatnya juga sulit ini yang jadi masalah. Ini yang kita perlu samakan persepsinya peran Bulog itu apasih. Harus ada pemahaman," tandasnya.

Belum Punya Gudang Khusus Beras

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso mengatakan hingga kini pihaknya belum memiliki gudang penyimpanan khusus beras. Saat ini, perusahaan pelat merah tersebut hanya memakai gudang biasa untuk menyimpan beras maupun komoditas lain.

"Sekarang ini, Bulog belum memiliki gudang khusus untuk beras. Saat ini hanya gudang biasa saja bukan gudang beras yang memiliki ketentuan tertentu," Budi Waseso saat menghadiri rapat kerja dengan DPR, Jakarta, Senin (29/6).

Budi Waseso melanjutkan gudang penyimpanan khusus beras sangat diperlukan agar beras yang sampai kepada masyarakat terjamin kualitasnya. "Perlu juga kami sampaikan, Bulog komitmen gunakan mesin rice to rice agar kualitas beras bagus," jelasnya.

Dia menambahkan, saat ini perusahaan menyimpan beras dengan temperatur suhu yang disesuaikan menyerupai gudang penyimpanan beras yang seharusnya. Untuk itu, dibutuhkan dana tambahan agar Bulog memiliki gudang penyimpanan beras sendiri.

"Gudang kami ini gudang biasa, gabah pun tidak (punya). Kalau gudang beras ada pengatur temperatur sistemnya, pakai model celo. Memang kami harus bangun dan tadi penggunaan dana talangan dan PMN itu untuk sarana dan prasarana sehingga ada jaminan beras itu bagus," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPK Bakal Turun Tangan, Kepala Bapanas Jelaskan Soal Demurrage Beras
KPK Bakal Turun Tangan, Kepala Bapanas Jelaskan Soal Demurrage Beras

Arief Prasetyo menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bongkar muat.

Baca Selengkapnya
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Dilaporkan ke KPK, Begini Respons Bos Bulog
Dilaporkan ke KPK, Begini Respons Bos Bulog

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bongkar muat dan itu lumrah terjadi.

Baca Selengkapnya
Beras Bulog Kena Biaya Demurrage, Ini Penjelasan Kepala Badan Pangan Nasional
Beras Bulog Kena Biaya Demurrage, Ini Penjelasan Kepala Badan Pangan Nasional

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bongkar muat

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Khawatir Harga Beras Kembali Naik Gara-Gara Ini
Anggota DPR Khawatir Harga Beras Kembali Naik Gara-Gara Ini

Kondisi ini diyakini karena kebijakan antar instansi perihal pengimporan beras tidak sinkron.

Baca Selengkapnya
Demurrage Beras Bulog Diduga Terindikasi Kesalahan Alur Administratif
Demurrage Beras Bulog Diduga Terindikasi Kesalahan Alur Administratif

Asosiasi Geber BUMN menduga ada kesalahan alur administrasi dalam proses impor beras oleh Perum Bulog.

Baca Selengkapnya
Dugaan Demurrage Beras Bulog, Pakar Sebut Ada Mekanisme yang Salah
Dugaan Demurrage Beras Bulog, Pakar Sebut Ada Mekanisme yang Salah

Trubus mendorong adanya pengusutan soal dugaan penyelundupan beras tersebut yang menimbulkan demurrrage Rp294 miliar.

Baca Selengkapnya
DPR Didorong Bentuk Pansus Selesaikan Skandal Impor Beras Bulog Rp2,7 Triliun
DPR Didorong Bentuk Pansus Selesaikan Skandal Impor Beras Bulog Rp2,7 Triliun

DPR didesak untuk membuat pansus untuk menyelesaikan skandal impor beras bulog

Baca Selengkapnya
Mekanisme Impor Beras Bulog-Bappanas Dipertanyakan Buntut Dugaan Demurrage Rp294 Miliar
Mekanisme Impor Beras Bulog-Bappanas Dipertanyakan Buntut Dugaan Demurrage Rp294 Miliar

Agus mempertanyakan kurangnya koordinasi dan komunikasi antara Bapanas-Bulog hingga menyebabkan demurrage sebesar Rp294,5 miliar.

Baca Selengkapnya
Pakar Hukum Nilai KPK Bisa Turun Tangan soal 490.000 Ton Beras Impor Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok
Pakar Hukum Nilai KPK Bisa Turun Tangan soal 490.000 Ton Beras Impor Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok

Sebanyak 490.000 ton beras impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Baca Selengkapnya
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pengamat Duga Ada Keteledoran Disengaja di Balik Skandal Demurrage Impor Beras
Pengamat Duga Ada Keteledoran Disengaja di Balik Skandal Demurrage Impor Beras

Unsur kesengajaan tersebut diduga hadir dari Perum Bulog pimpinan Bayu Krisnamurthi.

Baca Selengkapnya