Gula rafinasi hanya untuk industri, tapi layak konsumsi
Merdeka.com - Asessor atau penilai Sertifikasi dan Standardisasi SNI di Balai Sertifikasi Industri yang bernaung di bawah Kementerian Perindustrian, Yusran Rachmat menyebut bahwa gula rafinasi tidak berbahaya dikonsumsi masyarakat. Menurutnya, informasi yang beredar dari Satgas Mafia pangan tidak benar sama sekali.
"Saya tidak tahu mengapa gula rafinasi tiba-tiba disebut berbahaya jika dikonsumsi, informasi itu tidak benar," kata Yusran yang juga pensiunan Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Kota Surabaya.
Menurutnya, gula rafinasi adalah proses yang dilakukan untuk mengolah raw sugar (bahan gula yang berasal dari tebu dan belum siap dikonsumsi) menjadi gula kristal putih. Dari mulai bahan baku, proses rafinasinya, hingga pengepakan dan pengangkutan itu semu harus memenuhi standard yang dituangkan melalui sertifikasi dan standarisasi SNI.
-
Kenapa harga gula naik? Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram. Gula pasir eceran yang biasanya dihargai Rp12.000 per kilogram kini menjadi Rp17.000 per kilogram. Begitu juga dengan gula premium yang semula harganya Rp14.000 per kilogram kini menjadi Rp18.000 per kilogram.
-
Kenapa gula tambahan berbahaya? Konsumsi gula berlebihan telah terbukti merugikan bagi kesehatan kita. Gula tambahan ini bisa terdapat dalam minuman bersoda, permen, dan makanan olahan. Keberadaan gula tambahan ini dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker, dan kerusakan gigi.
-
Kenapa konsumsi gula berlebihan berdampak buruk? Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori berlebih, sehingga tak heran jika dapat menyebabkan peningkatan berat badan pula.
-
Kenapa konsumsi gula tinggi berisiko untuk jantung? Pada studi tersebut, disebutkan bahwa seseorang yang mengonsumsi gula lebih dari seperlima kalori harian akan memiliki dua kali lipat risiko penyakit jantung dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan sehat dengan kandungan gula sebanyak 10 persen saja.
-
Kapan konsumsi gula menjadi bahaya? Seiring dengan meningkatnya konsumsi gula, otak akan menjadi kurang responsif terhadap dopamin. Akibatnya, tubuh akan membutuhkan asupan gula yang lebih banyak untuk merasakan efek yang sama, dan kondisi ini dapat menyebabkan suasana hati menjadi buruk saat asupan gula tidak tercukupi.
-
Mengapa konsumsi gula berlebih berbahaya untuk anak? Kebiasaan ini dapat membuat anak terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan, yang berdampak pada peningkatan kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat mempermudah virus dan bakteri berkembang dalam tubuh anak.
"Jadi gula rafinasi itu aman dan layak dikonsumsi oleh publik secara langsung, sebagaimana gula biasa. Bahwa ada aturan mengenai distribusi gula rafinasi yang hanya diperuntukkan untuk industri, itu soal lain."
Belakangan seiring dengan temuan Satgas Mafia Pangan terkait gula rafinasi, berita tentang berbahayanya gula rafinasi beredar di media dan sosial media. "Tapi jangan menyebarkan informasi sesat bahwa gula rafinasi itu mengandung zat berbahaya. Ini sama saja dengan bahan bakar minyak untuk industri dan untuk publik, secara kualitas dan kandungan sama saja," tegasnya.
Dia menyarankan agar Satgas Mafia Pangan tidak keliru menjelaskan ke publik. Hanya karena menemukan tumpukan gula rafinasi lalu dikatakan itu bahan berbahaya.
Ini terjadi di Makassar, ditemukan 800 Kg Gula rafinasi dalam kantong berukuran kecil. Tapi yang ditahan malah 15.000 ton yang jelas berbeda dengan yang 800 kantong kecil itu. Itu dua hak yang berbeda.
"Jika perusahaan kan punya izin lengkap, disertifikasi dan memenuhi standardisasi SNI, Satgas harus juga berimbang melihat persoalan ini. Gula rafinasi itu bukan barang haram, itu kebijakan pemerintah juga."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah makanan yang sering kita anggap sehat ternyata tidak memiliki manfaat sehebat yang kita perkirakan.
Baca SelengkapnyaBeredar daftar 19 daftar minuman diduga mengandung Aspartam menyebabkan kanker otak
Baca SelengkapnyaAsam sulfat menjadi ramai diperbincangkan setelah Cawapres Gibran Rakabuming Raka salah bicara dengan menganjurkan ibu hamil mengonsumsi zat kimia tersebut.
Baca SelengkapnyaKandungan maltodekstrin yang ditemui pada susu anak terbuat dari bahan alami.
Baca SelengkapnyaWHO akan mengumumkan pemanis buatan aspartam dalam minuman bersoda berpotensi mengandung zat karsinogen.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, galon-galon tersebut sudah memiliki standar SNI dan telah melewati serangkaian penelitian dan uji kecocokan pangan.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim larangan konsumsi sayap dan leher ayam pedaging karena sudah disuntik hormon.
Baca SelengkapnyaZat ini bisa digunakan untuk memproduksi bahan kimia lainnya, bahan peledak dan lem.
Baca SelengkapnyaPakar gizi menyebut bahwa ikan lebih baik dikonsumsi dalam bentuk lauk dibanding ketika diproses menjadi susu.
Baca SelengkapnyaKonsumsi minuman berenergi bisa tetap aman dikonsumsi asal dengan memperhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaPeraturan tersebut menambahkan dua pasal dari aturan BPOM terdahulu Nomor 31 Tahun 2018, khusus untuk air minum dalam kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaGula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnya