Harga Minyak Dunia Anjlok Dipengaruhi Kenaikan Suku Bunga The Fed
Merdeka.com - Harga minyak mentah berjangka terus melemah pada akhir perdagangan Kamis (1/6) pagi, di tengah kekhawatiran atas permintaan minyak. Menyusul data yang lemah dari importir minyak utama China dan meningkatnya peluang kenaikan suku bunga Federal Reserve pada Juni.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun USD1,37 atau 1,97 persen, menjadi menetap pada USD68,09 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli yang berakhir Rabu (31/5) turun 88 sen atau 1,20 persen, menjadi menetap di USD72,66 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara Brent untuk pengiriman Agustus turun USD1,11 menjadi USD72,60 per barel.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Kenapa harga saham turun? Sebaliknya, jika kinerja kurang bagus juga bisa membuat harga saham jadi turun. Misalnya ketika mengalami penurunan pendapatan, perusahaan terkena isu negatif, hingga jika terlibat kasus hukum. Sentimen Pasar yang Positif Sentimen pasar maksudnya adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika ada banyak orang yang melihat prospek perusahaan secara positif, hal tersebut bisa mendorong permintaan saham semakin meningkat dan harganya juga ikut naik. Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang.
-
Kapan harga emas naik tajam? Menurut data yang dikeluarkan NASDAQ di New York, Amerika Serikat, selama periode tersebut, harga emas naik dari 35 dolar per saham menjadi 850 dolar per saham.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
Harga minyak jatuh setelah data China menunjukkan aktivitas manufaktur berkontraksi lebih cepat dari yang diharapkan pada Mei, karena melemahnya permintaan memangkas indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi turun menjadi 48,8 dari 49,2 pada April, tertinggal dari perkiraan 49,4.
Indeks dolar, yang mengukur unit AS terhadap enam mata uang utama saingannya, mendapat dukungan dari pendinginan inflasi Eropa dan kemajuan pada RUU plafon utang bipartisan AS, yang akan diajukan ke DPR untuk diperdebatkan.
"Kami memiliki data China yang lebih lemah dari perkiraan, situasi batas utang, pengeluaran datar selama dua tahun, dan kemungkinan kenaikan suku bunga bulan depan membebani pasar," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, dikutip Antara, Kamis (1/6).
Data ekonomi makro dan pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah juga membebani sentimen investor meskipun permintaan minyak mengalami penurunan musiman di musim panas.
Indeks manajer pembelian Chicago yang mengukur kinerja sektor manufaktur dan non-manufaktur di wilayah Chicago turun menjadi 40,4 pada Mei, lebih rendah dari 48,6 pada April dan 47 dari perkiraan konsensus, menurut data yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management (ISM) - Chicago pada Rabu (31/5).
Potensi dampak dari bencana plafon utang AS dan meningkatnya peluang kenaikan Federal Reserve lainnya pada Juni membebani minyak, menurut analis perusahaan riset keuangan AS Sevens Report Research.
Namun, ahli strategi dari UBS mengatakan investor harus kembali ke pasar minyak karena penarikan persediaan yang lebih besar menjadi lebih terlihat di bulan-bulan mendatang.
Permintaan minyak harian rata-rata dunia kemungkinan akan mendekati 102 juta barel pada Juni sementara produksi minyak harian global akan turun kembali menjadi 100 juta barel pada kuartal kedua 2023 dari sekitar 101 juta barel pada kuartal pertama.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKini harga emas Antam dibanderol Rp1.413.000 per gram.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca Selengkapnya