Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jero Wacik klaim renegosiasi dengan perusahaan asing sudah beres

Jero Wacik klaim renegosiasi dengan perusahaan asing sudah beres Jero Wacik sidak SPBU. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim, proses renegosiasi kontrak dengan perusahaan asing sudah rampung. Oleh karena itu, seluruh perusahaan tambang milik asing sudah mendapatkan izin untuk melakukan ekspor konsentrat.

"Renegosiasi dengan yang asing-asing sudah beres," ujar menteri ESDM, Jero Wacik saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (1/9).

Jero Wacik menyebut, dari 107 perusahaan tambang asing yang tercatat beroperasi di Indonesia, hanya 1 perusahaan yang menggugat Indonesia ke arbitrase yakni PT. Newmont Nusa Tenggara.

"Kami di pemerintah sangat keras, dilawan cari lawyer terbaik tidak boleh kalah, dia cari makan di sini bertahun-tahun banyak untung di sini, kita punya Undang-Undang baru kok tidak mau, ini yang nakal ini siapa, sehingga pemerintah cari yang terbaik," jelas dia.

Menurut pengakuan Jero Wacik, persoalan terkait renegosiasi kontrak justru datang dari perusahaan tambang dalam negeri. Banyak yang melakukan protes terkait penerapan undang-undang No.4 tahun 2009 tentang mineral dan batu bara. Salah satunya soal pembangunan smelter dan larangan ekspor konsentrat.

"Teman-teman dari kadin protes karena dia harus bayar semua kewajiban, kewajiban nggak mau dibayar ekspor dapat, kalau sudah clear baru boleh ekspor," kata dia.

Dia mengaku tidak akan mengalah pada perusahaan-perusahaan tambang yang membandel.

"Justru dia yang mengalah, jangan sampai dianggap mengalah. Semua diselesaikan dalam bulan ini, MoU ditandatangan bulan ini, sehingga bulan depan renegosiasi bisa diantarkan ke DPR," imbuhnya.

Mantan menteri pariwisata ini berharap, perusahaan lokal tidak hanya memupuk pendapatan tetapi menjalin hubungan baik dengan pemerintah. Caranya dengan patuh pada UU. Sehingga, perusahaan lokal tambang mampu berkompetisi di dalam negeri.

"Kalau asing tegas kalau perlu kita keras itu yang saya tambahkan. Saya terima kasih komisi VII dukungan UU minerba, tim renegosiasi sangat keras," jelas dia. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport

Jokowi menyebut, Indonesia kini memegang saham 51 persen dari PT Freeport dan ditargetkan akan menjadi 61 persen.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Pegawai PT RBT di Sidang Harvey Moeis, Klaim Bantu Produksi PT Timah dan Penambang Rakyat
Blak-blakan Pegawai PT RBT di Sidang Harvey Moeis, Klaim Bantu Produksi PT Timah dan Penambang Rakyat

Saksi mengatakan PT RBT membina penambang rakyat dan membayar ke penambang atau kolektor bijih timah tersebut.

Baca Selengkapnya
Nama Jokowi Disebut di Sidang Korupsi Timah, Minta Penambang Ilegal Dilegalkan
Nama Jokowi Disebut di Sidang Korupsi Timah, Minta Penambang Ilegal Dilegalkan

Awalnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan soal sejumlah biji timah yang diperoleh oleh PT Timah Tbk.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Ultimatum Keras Perusahaan Tambang Nakal,
VIDEO: Jokowi Ultimatum Keras Perusahaan Tambang Nakal, "Hati-Hati, Saya Akan Cek!"

Jokowi juga mengingatkan para perusahaan tambang untuk memperbaiki kembali lahan usai menambang.

Baca Selengkapnya
Sidang Harvey Moeis, Jaksa: Ada Grup WA 'New Smelter' untuk Memonitor Pengiriman Bijih Timah
Sidang Harvey Moeis, Jaksa: Ada Grup WA 'New Smelter' untuk Memonitor Pengiriman Bijih Timah

Hal tersebut terungkap dalam agenda sidang dakwaan Harvey di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (14/8).

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Bahlil Selesaikan Divestasi Saham PT Freeport: Secepatnya Harus Diclearkan
Jokowi Minta Bahlil Selesaikan Divestasi Saham PT Freeport: Secepatnya Harus Diclearkan

Terlebih, smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, saat ini sudah rampung.

Baca Selengkapnya