Kisah Yusuf Effendi, dari Kuli Bangunan Hingga Sukses Bangun Rumah Bimbingan Belajar
Kesuksesan tak hanya bisa diraih oleh orang dengan status yang tinggi.
Kesuksesan tak hanya bisa diraih oleh orang dengan status yang tinggi.
Kisah Yusuf Effendi, dari Kuli Bangunan Hingga Sukses Bangun Rumah Bimbingan Belajar
Meraup cuan sebanyak-banyaknya bukan orientasi mutlak bagi Yusuf Effendi.
Berawal dari kuli bangunan yang mengajar ngaji, Yusuf telah memiliki lima cabang rumah bimbingan belajar bernama Rumah Pintar.
-
Bagaimana Yusuf dan Muallifah memulai bisnis bimbel? Setelah jumlah muridnya mencapai puluhan, Yusuf mencoba mengajak para guru yang ia kenal untuk mengelola bimbel miliknya. Namun, hanya ada dua guru yang mau bergabung mengelola bimbel bersama Yusuf dan Muallifah.
-
Siapa yang menginspirasi Yusuf? Yusuf banyak termotivasi dari sosok sang ibu. Program beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu yang ia gagas terinspirasi saat ibunya maju dalam Pilgub Jawa Timur.
-
Apa yang dilakukan Yusuf? Yusuf langsung menunjukkan kasih sayang dan memberi perhatian kepada adiknya yang baru pulang dari rumah sakit bersalin.
-
Siapa yang tinggal di rumah dengan dinding bambu sebelum sukses? Dahulu, dia tinggal di rumah dengan dinding bambu, tetapi sekarang bersama Rizky Billar dan putranya, mereka tinggal di sebuah rumah megah layaknya istana.
-
Apa cita-cita ibu Yusuf? Sosok Yusuf Mannagalli Parawansa Putra Khofifah, Dokter yang Beri Pengobatan Gratis untuk Pasien Pernikahan Khofifah dengan Indar Parawansa dikaruniai empat orang anak. Salah satunya Yusuf Mannagalli Parawansa. Yusuf merupakan anak ketiga dari buah pernikahan Gubernur Jawa Timur tersebut. Setelah lulus SMA, Yusuf melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Mengutip berbagai sumber, awalnya Yusuf ingin menjadi pengacara. Namun, sang ibu ingin Yusuf menjadi dokter.
-
Apa kesulitan Yusuf dan Muallifah sebelum sukses? Sebelum dikenal sebagai pasutri sukses seperti sekarang, keduanya pernah ada di masa tidak punya uang untuk makan esok hari.
Berbeda dari rumah bimbingan belajar pada umumnya yang mengajar pelajaran eksak atau sosial budaya, di Rumah Pintar milik Yusuf sangat mengutamakan pendidikan karakter.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Yusuf bercerita saat masih lajang, dia bekerja menjadi kuli bangunan.
Modal pelajaran agama Yusuf cukup kuat, hingga satu waktu dia mengajar ngaji dari awalnya 1 orang kemudian bertambah hingga belasan.
Namun, langkah Yusuf mengajar mengaji banyak ditentang tempat dia tinggal di Desa Talun, Jawa Tengah. Dia tidak kecil hati, justru dia ingin melegalkan tempat ajar untuj mengaji dan menjadi sebuah lembaga pendidikan.
Usai mendapatkan legalitas sebagai tempat usaha bimbingan belajar, Yusuf harus menjalani tantangan. Di warung bekas pecel yang berukuran sempit, Yusuf tidak punya cukup modal banyak untuk membeli meja belajar.
"Waktu itu kami sewanya hanya per bulan karena memang tidak kuat sewa per tahun saya ingat sekali pada waktu itu meja hanya dua, yang satu dipinjami sama yang punya rumah kemudian yang satu lagi dipinjami depan rumah muridnya hanya enam," kata Yusuf, dikutip pada Senin (25/9).
Merdeka.com
Satu hari, dia hendak menjual lemari pendingun satu-satunya yang dia miliki. Uang dari hasil jualan itu direncanakan untuk memfotokopi soal-soal yang sudah disiapkan Yusuf untuk materi Rumah Pintar.
Sejak pagi hingga sore, dia berkeliling menawarkan lemari pendingin. Namun, tak kunjung laku terjual. Di kantungnya hanya tersisa Rp100.000 untuk keperluan makan dia bersama sang istri.
Hingga kemudian, dia bertemu satu keluarga miskin, tidak mampu membawa sang anak berobat. Uang yang ada di kantung, diberikan Yusuf untuk keluarga tersebut. Tidak ada niat awal untuk memberi sedekah atau pinjaman oleh Yusuf.
Namun, saat Yusuf baru kembali dari keliling menjajakan lemari pendingin, suami dari istri yang diberi uang oleh Yusuf mengirim pesan jika uang Rp100.000 ingin dipinjam seluruhnya karena sudah belum memberi nafkah untuk sang istri selama dua hari.
Langkah itu sempat menimbulkan perdebatan di antara Yusuf dengan sang istri. Sebab, Istri Yusuf bingung karena tidak memiliki uang lagi untuk menyambung hidup beberapa hari ke depan. Namun keduanya merelakan uang tersebut.
"Waktu itu salat ashar hampir nangis, ya Allah besok bagaimana karena semua tempat sudah kami cari dan adanya cuma receh," ucapnya.
Popularitas Rumah Pintar Yusuf bahkan tersebar hingga luar Desa Talun. Bahkan, Yusuf sudah memiliki 5 cabang Rumah Pintar di Jawa Tengah.
"Alhamdulillah Rumah Pintar sering mengantar anak-anak mengikuti kejuaraan olimpiade nasional baik juara 1 2 3. Yang juara 1 olimpiade nasional itu ada banyak," ucapnya.