Kisah Raja Dharmawangsa Beri Pendidikan Gratis untuk Warga, Menyamar Jadi Rakyat Biasa
Raja Dharmawangsa cari tahu langsung kenapa rakyat yang dipimpinnya masih bodoh dan berbuat jahat. Ia lalu mendidiknya sendiri.
Ia cari tahu langsung kenapa rakyat yang dipimpinnya masih bodoh dan berbuat jahat.
Kisah Raja Dharmawangsa Beri Pendidikan Gratis untuk Warga, Menyamar Jadi Rakyat Biasa
Dharmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa meruapakan raja kedua Kerajaan Medang Kamulan. Ia memerintah dari tahun 990-1007 sesudah masa kepemimpinan Mpu Sindok.
Visioner
Dharmawangsa adalah raja yang memiliki cita-cita tinggi. Tak hanya ingin jadi pimpinan yang baik, ia bertekad meningkatkan derajat dan pendidikan rakyatnya. Bahkan ia menyamar jadi warga biasa agar bisa melihat langsung bagaimana kehidupan rakyat.
-
Bagaimana cara belajar di sekolah dalang Mangkunegaran? Materi pengajarannya disampaikan dalam bentuk teori dan praktik. Pada awal pertemuan, para siswa diberi naskah beserta contohnya. Selanjutnya mereka diberi dasar-dasar seni pewayangan seperti sulukan, sabetan, dan dhondhogan.
-
Apa tujuan sekolah dalang Mangkunegaran? Mengutip Puromangkunegaran.com, pendirian sekolah itu bertujuan untuk mencetak dalang-dalang handal dengan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni.
-
Bagaimana Syarif Kasim II mencerdaskan rakyatnya? Dengan landasan inilah, ia mencoba untuk mencerdaskan rakyatnya dengan mendirikan sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya di wilayah Siak. Mereka yang berprestasi, akan mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di Medan dan Batavia.
-
Dimana Darma Mangkuluhur bersekolah? Dia menyelesaikan pendidikan menengahnya di Overseas Family School, Singapura, dan gelar sarjana S1 di EU Business School, Barcelona, Spanyol.
-
Siapa yang mendirikan sekolah dalang Mangkunegaran? Sekolah dalang Keraton Mangkunegaran didirikan pada 17 Januari 1950.
-
Apa yang dimaksud dengan pendidikan merdeka? Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. -Ki Hajar Dewantara
Raja Dharmawangsa ingin agar rakyatnya cerdas dan baik hati. Atas dasar cita-cita itulah, ia menyamar sebagai rakyat biasa untuk mengamati langsung perilaku rakyat. Ia menemukan banyak rakyat belum mengikuti ajaran-ajaran baik.
(Foto: Pexels)
Permasalahan Rakyat
Selama menyamar jadi rakyat biasa, Raja Dharmawangsa tahu kenapa banyak di antara mereka yang belum mengikuti nilai-nilai baik atau masih berbuat jahat. Rupanya karena mereka kurang terpapar nilai-nilai baik yang diharapkan.
Rakyat memang menonton wayang dan mendengar cerita dalang tentang nilai-nilai kebajikan, namun mereka tidak mengerti apa yang dikatakan dalang karena menggunakan bahasa Sansekerta.
"Apalagi buku Mahabarata, hanya dibaca para pendeta dan ahli ilmu. Kami rakyat desa sama sekali tidak paham isi buku-buku itu”, ujar seorang rakyat kepada sang raja, mengutip agussiswoyo.com.
Fasilitasi Pendidikan
Raja Dharmawangsa kemudian mengumpulkan ahli-ahli sastra untuk menerjemahkan kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa kuno agar bisa dimengerti rakyat. Hal ini ia lakukan karena menurutnya wayang kulit dapat menjadi alat pendidikan yang efektif.
Kebijakan Lain
Dharmawangsa juga mengedepankan aturan hukum yang berlaku bagi semua. Menurut dia, kedisiplinan masyarakat sangat penting agar negara tidak kacau balau.
Dharmawangsa juga menciptakan kitab hukum atau Undang-undang untuk menata kehidupan masyarakat secara teratur, mirip dengan upaya Raja Purnawarman di Kerajaan Tarumanegara.
Sang Pemimpin Prajurit
Pada masa kepemimpinannya, Dharmawangsa memerintahkan pembuatan galangan kapal di daerah Jawa Timur. Ribuan balok jati digunakan membangun kapal-kapal. Ia kemudian mengumpulkan pemuda-pemuda tegap untuk dilatih menjadi prajurit dan pelaut. Mereka akan bertugas di kapal-kapal yang telah dibangun.
Setelah persiapan selesai, Dharmawangsa melakukan pemeriksaan besar-besaran terhadap armadanya. Ratusan kapal dan pasukan bersenjata berkumpul di pelabuhan.
Pelayaran
Dharmawangsa memberikan nasihat kepada prajurit kapal perangnya. Para prajurit diminta melindungi kapal dagang agar aman di lautan. Pasalnya, perdagangan penting untuk kemakmuran negara.
Kapal-kapal Dharmawangsa berlayar menuju berbagai tujuan, termasuk Bali, Kalimantan, dan Kerajaan Sriwijaya. Mereka berhasil membangun pangkalan di Bali dan Kalimantan serta mengepung Sriwijaya selama beberapa tahun.