![Klarifikasi ESDM: Dua Raksasa Eropa Tak Mundur Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Maluku Utara, Mereka Hanya Menunda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/7/5/1720174183965-hkkx6.jpeg)
![Klarifikasi ESDM: Dua Raksasa Eropa Tak Mundur Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Maluku Utara, Mereka Hanya Menunda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/7/5/1720174183965-hkkx6.jpeg)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait angkat kakinya dua perusahaan raksasa asal Eropa, BASF dan Eramet dari proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Weda Bay, Maluku Utara.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan, BASF dan Eramet belum hengkang 100 persen dari proyek EV tersebut.
Namun, keduanya masih melihat arah pergerakan pasar internasional terhadap permintaan untuk kendaraan listrik.
"Pastinya ditunda. Mereka kan punya konsesi, jadi enggak mundur dong. Mereka melihat bahwa sampai di mana sih International trade, pasar itu mau ke mana. Saya lihat mereka lebih konservatif lah," ujar Agus di Jakarta, Jumat (5/7/).
Agus menyebut, BASF dan Eramet masih buka peluang untuk terlibat dalam industri kendaraan listrik di Indonesia. Dengan cara menjual cadangan produknya kepada pabrikan baterai kendaraan listrik yang ada di Tanah Air.
"Tapi kan bukan berarti dia tidak bisa jual cadangannya kepada pabrik yang akan datang. Bisa saja, enggak harus dia bikin sendiri juga. Misalnya nanti LG jadi, Eramet kan bisa jual ke situ. Atau nanti Eramet bisa jual ke IBC kalau misalnya kurang dan sebagainya," paparnya.
Ungkapan senada sempat dilontarkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Dia menyebut BASF dan Eramet bukan membatalkan investasinya, melainkan hanya menunda untuk sementara karena permintaan mobil listrik yang menurun di Eropa.
"Saya kemarin baru dapat kabar itu dan sampai sekarang kita lagi berdiskusi dengan mereka. Sementara bukan dicabut tapi dipending sementara kareana harga, daya beli masyarakat terhadap EV, mobil listrik di Eropa itu lagi turun," ujar Bahlil beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dia mengatakan, harga pasar dari mobil listrik di sana mengalami penurunan imbas persaingan dengan produsen lain. Alhasil, permintaan atas baterai kendaraan listrik pun ikut berkurang.
"Jadi harga pasarnya jadi turun karena kompetisi dengan mobil-mobil negara lain. Dan Amerika juga lagi lesu pasarnya, oleh karena lagi lesu maka permintaan terhadap baterai itu berkurang," katanya.
Soal kepastian investasi dua perusahaan kakap itu, Bahlil mengaku masih menjalin negosiasi. Sementara itu, mundurnya BASF dan Eramet dinilai tak akan mempengaruhi prospek dari negara lain.
"Kita masih negosiasi. Nggak, nggak, (mengganggu investasi) ini cuma persoalan komoditas ini mobil listriknya di Eropa sama di Amerika saja. Semuanya jalan kok, Korea, Jepang, China, gada masalah," tegas dia.
Dia menyebut masih banyak sekali yang harus dibenahi. Mulai dari perbedaan harga antara kendaraan listrik dan non-EV, hingga ketersediaan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaPabrik baterai ini merupakan pabrik baterai pertama dengan TKDN sebesar 20 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia perlu menyiapkan teknologi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.
Baca SelengkapnyaBendungan yang telah diselesaikan pekerjaannya antara lain, Bendungan Karian Banten, Bendungan Tapin Kalimantan Selatan, Bendungan Leuwikeris Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaAHM terus berkomitmen penuhi kebutuhan masyarakat dengan tetap dukung netralitas karbon.
Baca SelengkapnyaKendaraan motor listrik untuk menekan buruknya kualitas udara Jakarta.
Baca SelengkapnyaKalau dihitung, jumlah tersebut masih jauh dari target 50.000 unit.
Baca SelengkapnyaDari 1.000 unit motor listrik yang diproduksi, 250 di antaranya sudah terjual
Baca SelengkapnyaJika para importir barang elektronik merek luar negeri telat merespons dengan tidak membuka pabrik di Indonesia, maka harga produknya akan menjadi lebih mahal.
Baca Selengkapnya