Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Ayam Goreng Suharti, dari Bisnis Rumahan Hingga Pecah Kongsi

Mengenal Ayam Goreng Suharti, dari Bisnis Rumahan Hingga Pecah Kongsi Ayam goreng Suharti. ©google

Merdeka.com - Persaingan dunia kuliner saat ini sangat beragam dan cukup ketat. Pelaku usaha kuliner terus beradaptasi terhadap selera masyarakat. Namun, terdapat kuliner yang masih langgeng hingga saat ini.

Anda mungkin pernah melihat rumah makan ayam goreng dengan logo bergambar wajah seorang perempuan memakai sanggul dan kebaya. Dia adalah Suharti, pendiri awal usaha ayam goreng Ny. Suharti.

Namun, ada dua logo rumah makan ayam goreng Ny. Suharti. Pertama wajah Suharti, dan kedua dua ayam dengan huruf S di tengahnya. Mengapa demikian? Berikut ulasannya.

Mengutip dari Liputan6.com, Ny.Suharti merupakan wanita asal Yogyakarta yang namanya melambung tinggi karena ayam goreng racikannya. Rasa ayam goreng istimewa itu berasal dari bumbu turun temurun milik Mbok Berek. Maklum, ayam goreng Mbok Berek dinilai banyak penduduk Yogyakarta termasuk keluarga keraton. Kabarnya, Presiden Soekarno juga sangat mengagumi kelezatan ayam goreng kremes Mbok Berek.

Belajar dari kesuksesan pendahulunya itu, Suharti mulai menekuni bisnis ayam goreng. Dia membuat bumbu sendiri dan menjajakan ayam goreng buatannya dari rumah ke rumah bersama sang suami. Dari situ, dia mulai berani membuka usaha sendiri pada 1962 dan masih menggunakan nama Mbok Berek sebagai merek ayam gorengnya.

Mbok Berek yang lebih dulu terkenal karena ayam gorengnya, sebenarnya melarang pihak manapun menggunakan namanya sebagai merek di produk serupa. Hal ini mengingat sejumlah pihak beberapa kali mencoba memanfaatkan mereknya yang legendaris untuk menarik pelanggan.

Meski begitu, Mbok Berek mengizinkan pihak lain menggunakan namanya, selama masih pihak tersebut masih memiliki ikatan keluarga dengan dia. Tapi usaha yang semakin maju membuat Suharti ingin lebih mandiri dan memutuskan untuk melepas merek Mbok Berek dari bisnisnya. Dia memilih menggunakan namanya sendiri sebagai merek.

Pada 1972, lahirlah rumah makan Ayam Goreng Ny. Suharti yang dibangunnya bersama sang suami. Lokasinya berada di JL.Sucipto No.208 Yogyakarta dan menjadi pusat perdagangan ayam goreng Ny.Suharti saat itu.

Suharti bersama sang suami, Sachlan sangat bersemangat membangun bisnis ayam gorengnya tersebut. 13 tahun setelah berdiri, Suharti mulai berani memperluas area bisnisnya. Dia membuka sejumlah cabang di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Purworejo, Semarang bahkan hingga ke Medan. Hingga tahun 90-an, ayam goreng Suharti bahkan sudah berhasil melanglang hingga ke Denpasar.

Kelezatan ayam gorengnya tak hanya berhasil mengundang pujian dari masyarakat domestik, tapi juga melahirkan decak kagum dari sejumlah turis asing yang pernah mencicipinya. Salah seorang wisatawan asing, Ryan dari Kanada, bahkan membuat tulisan khusus tentang nikmatnya ayam goreng dan sayur asem di rumah makan Suharti.

Dalam tulisannya, dia bahkan mengatakan ayam goreng Suharti merupakan yang terlezat di dunia. Tak lupa, dia juga memuji bumbu dan sensasi rasa dari ayam goreng Suharti. Dari caranya memuji ayam goreng tersebut, banyak turis asing lain yang ingin datang ke Indonesia untuk makan di rumah makan Suharti.

Menurut kuliner.panduanwisata rempah-rempah asal Indonesia memang melahirkan cita rasa yang sangat berbeda dan khas. Tak heran, racikan bumbu ayam goreng dan kremesnya disukai banyak pelanggannya.

Ayam kampung goreng yang disajikan menggunakan sambal ulekan Ny.Suharti memiliki kekhasan sendiri yang tidak dihadirkan produk asal luar negeri yang menjamur di Tanah Air. Selain itu, nasi yang disajikan juga pulen dan wangi.

Gaya kepemimpinan Ny. suharti juga turut menjadi kunci sukses bisnis ayam gorengnya. Dia masih aktif mengelola perusahaan dan berkeliling ke setiap rumah makannya. Semua itu dilakukan Ny.Suharti untuk memastikan para karyawannya memasak ayam dengan cara yang tepat.

Banyak pelanggan yang dibuat bingung karena menemukan produk ayam goreng Suharti dengan dua logo yang berbeda. Logo pertama bergambar dua ayam yang berhadapan dengan huruf S di tengahnya. Di bawah gambar tersebut tertera tulisan NY.SUHARTI.

Sementara di logo yang kedua, Anda akan menemukan gambar seorang wanita berkonde mengenakan baju adat Jawa yang tak lain merupakan potret Suharti sendiri. Sama dengan logo pertama, di bawah gambar sang nyoya tertera tulisan ayam goreng Suharti.

Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Tempo, Suharti pernah bercerita, awalnya rumah makan yang dirintis selama 30 tahun oleh Suharti dan suaminya, Sachlan itu menggunakan logo bergambar ayam. Namun siapa sangka, penyebab lahirnya logo kedua justru dipicu aksi suaminya yang diyakini Suharti memiliki wanita lain di Jakarta. Perang dingin antara keduanya membuat sang suami berhasil mengakuisisi semua rumah makan 'Ayam Goreng Ny.Suharti', karena namanya terdaftar sebagai pemilik resmi bisnis tersebut.

Maka Suharti yang kehilangan semua usahanya tersebut mendirikan kembali rumah makan miliknya sendiri dan masih dengan nama yang sama 'Ayam Goreng Ny.Suharti'. Namun kali ini, Suharti menggunakan potret wajahnya sendiri di logo produknya untuk menandakan bahwa ayam goreng itu asli miliknya.

Bukan rahasia umum, Suharti ditinggalkan suami tanpa harta sedikitpun. Semua rumah makan Ayam Goreng Ny.Suharti jadi milik sang suami. Meski Suharti menuding suaminya berbuat curang, tapi nasi telah menjadi bubur. Suaminya adalah pemilik resmi dan sah usaha tersebut.

Alhasil, Suharti membuka rumah makan ayam goreng sendiri di Semarang pada Oktober 1991. Namun hingga saat ini, Suharti memilih bungkam untuk memberitahu siapa penyedia modal dan orang yang mau berinvestasi atas usahanya tersebut.

Namun Suharti dengan mantap mengatakan bahwa usaha berlogo wajahnya tersebut merupakan asli bisnisnya sendiri. Sama sekali tak ada campur tangan sang suami dalam rumah makan yang didirikannya tersebut.

Pasca memutuskan untuk berpisah, Sachlan menurunkan semua foto dan lukisan Suharti di seluruh rumah makan Ayam Goreng Ny.Suharti. Namun satu yang tak diubah Sachlan, nama Ny.Suharti masih melekat dan digunakan untuk ayam gorengnya.

Menurut Sachlan di Majalah Tempo nama Suharti bukan hanya milik mantan istrinya. Lagipula dia menganggap itu hanya sekadar nama, tak begitu berarti. Sedangkan bagi Suharti, nama tersebut tetap dipertahakan Sachlan karena kepopuleran mereknya di Indonesia. Tentu saja, banyak orang akan tetap datang ke rumah makannya karena nama Ny.Suharti.

Pasangan tersebut memang bertemu saat Suharti sudah menjadi janda anak tiga. Sachlan yang tertarik pada Suharti menerima dia apa adanya dan tetap mau menikahinya. Namun sayang, wanita lain yang hadir di tengah kehidupan keduanya membuat bisnis 'Ayam Goreng Ny.Suharti' pecah kongsi.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jatuh bangun Pendiri Warung Makan Ayam Goreng Nelongso, dari Loper Koran hingga Sales Komputer
Jatuh bangun Pendiri Warung Makan Ayam Goreng Nelongso, dari Loper Koran hingga Sales Komputer

Saat diwawancara dalam akun YouTube Pecah Telur, Nanang menceritakan kilas balik perjalanan hidupnya yang serba nelangsa.

Baca Selengkapnya
Sering Dihina Ibu Ini Miliki Amalan Buat Usaha, Kini Sukses Jualan Ayam Goreng Kremes 'Anak Semua Sudah Belikan Tanah'
Sering Dihina Ibu Ini Miliki Amalan Buat Usaha, Kini Sukses Jualan Ayam Goreng Kremes 'Anak Semua Sudah Belikan Tanah'

Seorang pengusaha ayam kremes asal Klaten menceritakan kisahnya membangun usahanya dari nol sampai sukses.

Baca Selengkapnya
Warung Makan Legendaris di Sukoharjo Ini Jadi Langganan Para Tokoh Negara, Begini Suasananya
Warung Makan Legendaris di Sukoharjo Ini Jadi Langganan Para Tokoh Negara, Begini Suasananya

Kuliner ayam yang disajikan punya cita rasa gurih dan legit yang khas karena berasal dari daging ayam kampung segar yang langsung diolah.

Baca Selengkapnya
Dulu Jualan Keliling, Warung Sop Ayam di Tulungagung Ini Tak Pernah Sepi Pembeli meski Harganya Mahal
Dulu Jualan Keliling, Warung Sop Ayam di Tulungagung Ini Tak Pernah Sepi Pembeli meski Harganya Mahal

Omzet hariannya berkisar antara Rp2 juta hingga Rp3 juta rupiah.

Baca Selengkapnya
Parasnya Cantik Mempesona, Pedagang Chicken Steak di Pinggir Jalan ini Ternyata Mantan Pramugari
Parasnya Cantik Mempesona, Pedagang Chicken Steak di Pinggir Jalan ini Ternyata Mantan Pramugari

Usut punya usut, dulunya merupakan wanita yang berprofesi sebagai seorang awak kabin pesawat.

Baca Selengkapnya
Kisah Rumah Makan Bu Wartilah yang Legendaris, Bermula dari Kedai Sederhana Kini Naik Kelas dan Banyak Pelanggan
Kisah Rumah Makan Bu Wartilah yang Legendaris, Bermula dari Kedai Sederhana Kini Naik Kelas dan Banyak Pelanggan

Berkat bantuan KUR BRI, warung miliknya bisa naik kelas dan tetap menghadirkan menu legendaris sejak 1994

Baca Selengkapnya
Cerita Nasi Bakar Sumsum yang Legendaris di Serang, Bermula dari Menu Makan Tukang Daging Tahun 1940
Cerita Nasi Bakar Sumsum yang Legendaris di Serang, Bermula dari Menu Makan Tukang Daging Tahun 1940

Kuliner legendaris ini bermula dari ketidaksengajaan istri dari tukang daging di Serang.

Baca Selengkapnya
Kisah Wanita Lulusan Sarjana Tak Gengsi Jualan Ayam Potong di Gerobak Motor, 'Yang Penting Jadi Bos di Usaha Sendiri'
Kisah Wanita Lulusan Sarjana Tak Gengsi Jualan Ayam Potong di Gerobak Motor, 'Yang Penting Jadi Bos di Usaha Sendiri'

Meski lulusan sarjana, wanita dan sang suaminya tak malu untuk berbinis ayam potong di gerobak.

Baca Selengkapnya
Ibu ini Sukses Jualan Gorengan Omzet Rp60 Juta, Banyak yang Iri Gerobaknya Sampai Diberi Sabun Mandi Mayat
Ibu ini Sukses Jualan Gorengan Omzet Rp60 Juta, Banyak yang Iri Gerobaknya Sampai Diberi Sabun Mandi Mayat

Sebuah video memperlihatkan seorang ibu bernama Sania yang sukses berjualan gorengan di pinggir jalan sampai tembus omzet Rp60 juta.

Baca Selengkapnya
Ibu di Banyuwangi Jual Ayam Ingkung tanpa Penyedap Rasa, Awalnya Iseng Kini Omzetnya Jutaan Rupiah per Hari
Ibu di Banyuwangi Jual Ayam Ingkung tanpa Penyedap Rasa, Awalnya Iseng Kini Omzetnya Jutaan Rupiah per Hari

Menariknya, pembeli menikmati sajian ayam ingkung di teras rumah layaknya makan di kediamannya sendiri

Baca Selengkapnya
Warung Mi Ayam di Gondangdia Ini Jadi Langganan Megawati, Sudah Eksis Sejak 1968
Warung Mi Ayam di Gondangdia Ini Jadi Langganan Megawati, Sudah Eksis Sejak 1968

Dulu Megawati Soekarnoputri membuktikan kelezatan mi ayam Gondangdia ini.

Baca Selengkapnya
Mendulang Untung dari Jualan Bawang Goreng, Ibu Asal Bojonegoro Ini Ungkap Jatuh Bangun Memulai Bisnis dari Nol
Mendulang Untung dari Jualan Bawang Goreng, Ibu Asal Bojonegoro Ini Ungkap Jatuh Bangun Memulai Bisnis dari Nol

Ia adalah pionir IKM bawang goreng di Kabupaten Bojonegoro

Baca Selengkapnya