Musim Penghujan, Kementan Ingatkan Pentingnya Asuransi Pertanian
Merdeka.com - Memasuki musim penghujan, salah satu hal krusial yang mesti menjadi perhatian sektor pertanian adalah banjir yang merendam lahan pertanian. Curah hujan yang tinggi bukan tak mungkin menjadi bencana yang membuat petani mengalami gagal panen. Pada titik itulah Kementerian Pertanian mengingatkan pentingnya agar petani mengikuti asuransi pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, sektor pertanian memang cukup rentan dengan kondisi cuaca seperti perubahan iklim, cuaca ekstrem, bencana alam, juga serangan organisme pengganggu tanaman dan hama.
"Kementerian Pertanian sadar betul mengenai potensi yang dapat mengganggu produktivitas pertanian. Untuk itu, kami menggagas asuransi pertanian untuk memproteksi petani agar tak merugi ketika kondisi tersebut terjadi," papar Mentan SYL.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Bagaimana cara petani menghadapi gagal panen? Para petani kini diimbau untuk menanam palawija, atau tanaman bukan padi, yang bisa tumbuh di tengah musim kemarau.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
Menurut Mentan SYL, asuransi pertanian merupakan bagian dari mitigasi bencana yang akan membantu petani menjaga lahan. Dengan asuransi pula petani akan mendapatkan proteksi lahan mereka yang mengalami kegagalan panen.
"Asuransi akan memback-up petani dengan klaim asuransi yang dicairkan ketika petani mengalami gagal panen akibat kondisi-kondisi tertentu yang diatur dalam asuransi. Asuransi akan mengeluarkan premi sebesar Rp6 juta per hektar," papar Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy menambahkan, Kementan memang memiliki program proteksi areal persawahan yang diberi nama Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Program itu bisa dimanfaatkan para petani untuk melindungi lahan mereka.
"Asuransi pertanian menjamin petani tetap dapat berproduksi meski lahannya terkena musibah bencana yang membuat gagal panen. Salah satu alasannya karena petani dapat melakukan klaim dari lahan yang gagal panen tersebut," tutur Sarwo Edhy.
Klaim asuransi itu dapat digunakan petani untuk kembali berproduksi setelah bencana terjadi.
Menurut Sarwo Edhy, program AUTP bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan bagi petani Indonesia. Melalui APBN pemerintah telah mensubsidi premi yang mesti dibayarkan oleh petani. Cara mendaftar AUTP terbilang cukup mudah. Syarat utamanya, petani harus tergabung dalam kelompok tani.
Kelompok tani yang terdaftar dan resmi dinyatakan setelah mendapatkan surat keputusan dari Kementan. Surat keputusan yang dikeluarkan Kementan itu nantinya sebagai tolok ukur menilai kinerja kelompok tani tersebut. Penilaian ini dilakukan berdasarkan SK Mentan No. 41/Kpts/OT.210/1992.
"AUTP mampu memberikan manfaat perlindungan atas kerugian petani dari kegagalan panen, baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun serangan hama, termasuk bencana banjir bandang hingga gempa bumi," terang Sarwo Edhy.
Soal pendaftaran, Sarwo Edhy menerangkan dibutuhkan waktu 30 hari sebelum musim tanam dimulai.
Sebelumnya, ribuan hektar sawah di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah gagal panen akibat banjir. Selain di Kotawaringin Timur, ratusan hektar sawah yang ada di hamparan persawahan Tiwubele, Desa Nginamanu, Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada juga mengalami. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya curah hujan yang tidak menentu, serangan hama tikus dan hantaman badai seroja beberapa waktu lalu. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat sebanyak 1.716 hektare sawah yang tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami kekeringan.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaBMKG memperingatkan, musim kemarau pada tahun 2023 akan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaKenaikan suhu dapat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi dalam sebulan terakhir. Volume air semakin surut sejak musim kemarau tiba. Inilah penampakannya!
Baca Selengkapnya"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim global yang terjadi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau panjang yang terjadi berpotensi menganggu panen sawit di perkebunan.
Baca SelengkapnyaMendapati laporan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Subang, Kementerian Pertanian langsung gerak cepat melakukan langkah mitigasi.
Baca Selengkapnya