Pegawai BUMN Banting Setir jadi Pebisnis Bawang Goreng, Sigit Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Sigit berpandangan, untuk memulai bisnis harus dilakukan langsung dan tidak boleh menunda.
Bermodal bawang merah, produk Sigit ini bahkan pernah dijajal sejumlah tokoh terkenal seperti Helmy Yahya, Sandiaga Uno, hingga Susno Duadji.
Pegawai BUMN Banting Setir jadi Pebisnis Bawang Goreng, Sigit Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Diterima bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak menyurutkan cita-cita Sigit Saputro menjadi seorang pebisnis. Bermodal bawang merah, produk Sigit ini bahkan pernah dijajal sejumlah tokoh terkenal seperti Helmy Yahya, Sandiaga Uno, hingga Susno Duadji. Posisi Sigit saat ini telah melalui banyak tantangan. Usai lulus dari SMA Negeri 2 Kota Tegal, dia terpaksa harus menunda keinginannya melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi karena kendala ekonomi keluarga.
Namun begitu, Sigit tidak patah arang. Harapannya agar bisa menjadi seorang sarjana mencuat ketika dia bekerja sebagai karyawan kontrak di Pertamina, Cirebon. Tugasnya saat itu hanya mengangkut arsip ke gudang. Dalam kesempatan di beberapa podcast, Sigit menyampaikan, selama satu tahun bekerja sebagai karyawan kontrak di Pertamina, dia akhirnya mampu mendaftar kuliah di Universitas Muhammadiyah Cirebon. Berstatus sebagai mahasiswa, tidak berarti Sigit memiliki cukup waktu untuk bersantai. Senin hingga Jumat, dia harus bekerja untuk tetap menopang finansial selama kuliah. Sedangkan Sabtu hingga Minggu dia harus kuliah. Akan tetapi, usaha Sigit membuahkan hasil baik. Sigit lulus dari universitas tersebut dengan nilai IPK 3,6 hanya dalam kurun 3,5 tahun.Setelah mendapatkan gelar sarjana, Sigit mencoba ikut tes rekrutmen karyawan BUMN. Usahanya itu tak mudah. Dia baru diterima bekerja di BUMN setelah mengikuti tes sebanyak 7 kali.
Satu waktu, Sigit berhasil diterima di perusahaan BUMN, Jasa Raharja. Dia mampu berkompetisi dengan 20.000 peserta yang turut mendaftar. Bahkan, Sigit dinyatakan mendapatkan nilai psikotes terbaik. Sigit kemudian bekerja sebagai staff IT di Jasa Raharja selama 5 bulan. Sepanjang karirnya di Jasa Raharja, tawaran bekerja di BUMN lainnya kembali menghampiri Sigit.Kali ini, Sigit pindah bekerja ke PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) sebagai Asisten Manager. Dia bertanggung jawab untuk mengembangkan portal usaha. Di perusahaan kedua ini, Sigit bekerja selama lebih dari 5 tahun.
Tawaran kembali menghampiri Sigit melalui temannya. Saat itu Sigit mendapatkan proyek membuat website dari salah satu perusahaan milik Lippo Group. Proyek terus berdatangan menghampiri Sigit. Bahkan, nilainya lebih besar dari proyek-proyek yang pernah dia terima, dan keuntungan dari proyek tersebut mampu menutupi biaya hidupnya selama setahun.Ketika umurnya semakin bertambah, Sigit mulai berpikir apa yang mau dia lakukan ke depan. Dia merasa keahlian paling penting yang harus dikuasai adalah berjualan. Sehingga, dia fokus menekuni dunia search engine optimization (SEO). Langkah ini kemudian yang menjadi pintu bagi Sigit, menjadi pemilik produk Bawang Goreng Sultan. Untuk memulai bisnis bawang goreng, Sigit tidak sembarangan memilih bawang. Dia melakukan riset terhadap bawang dengan kualitas premium. Hingga kemudian, bawang biru lancor dengan standar ekspor dari Probolinggo, menjadi pilihan Sigit sebagai bahan utama bisnisnya.
Bawang goreng produksi Sigit laku keras dan dikirim ke berbagai daerah. Semua ini dibantu keahlian Sigit dalam memanfaatkan SEO dalam bisnisnya. Begitu tingginya permintaan bawang goreng Sultan, omzet Sigit bahkan tembus ratusan juta rupiah dalam satu bulan. Dalam akun YouTube Bawang Goreng Sultan, menampilkan beberapa tokoh seperti Sandiaga Uno, Helmy Yahya, Susno Duadji yang merasakan gurihnya Bawang Goreng Sultan milik Sigit.
Sigit berpandangan, untuk memulai bisnis harus dilakukan langsung. Sebab, berkaca dari kegagalan usahanya membuka warung bakso, Sigit menilai perintis usaha wajib mengetahui kondisi usahanya secara langsung. Selain itu, seseorang yang ingin merintis usaha sebaiknya melakukan diversifikasi untuk menekankan keunggulan produk yang ditawarkan.