Sarjana NU: Pemerintah tak serius kelola energi
Merdeka.com - Pemerintah dinilai hanya mengumbar wacana soal pengendalian subsidi bahan bakar minyak (BBM), namun miskin implementasi. Sederet opsi mulai dari pengendalian kuota, konversi Bahan Bakar Gas (BBG), hinga muncul ide dua harga telah dilemparkan ke publik. Namun, hingga saat ini semua opsi itu tidak satupun yang dijalankan.
Alhasil organisasi Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) menuding pemerintah terlalu fokus pada utak-atik subsidi BBM di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tapi tak pernah serius menggarap pemenuhan energi nasional.
"Ini terjadi karena kemiskinan paradigma pemerintah yang hanya menghubungkan persoalan BBM dengan APBN, tetapi tidak secara utuh mengerjakan energi berdasarkan road map yang telah dibuatnya sendiri," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat ISNU Ali Masykur Musa dalam Diskusi Panel Ahli ISNU II di kantor PBNU, Jakarta, Selasa (14/5).
-
Siapa yang berhak mendapatkan BBM subsidi? Melalui aplikasi ini diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin optimal serta penyalahgunaan BBM subsidi dan kompensasi dapat diminimalisir. Sistem ini terintegrasi antara BPH Migas, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha Penugasan.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Kenapa aturan baru BBM Subsidi dibuat? Aturan ini dirancang untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi lebih tepat sasaran dan efisien.
-
Apa tujuan dari program pengalihan subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
-
Kenapa Pertamina perlu menjamin ketersediaan BBM subsidi? 'Jadi selain memastikan transparansi data, Pertamina Patra Niaga juga terus menjamin ketersediaan produk, termasuk BBM dan LPG subsidi agar selalu tersedia. Ini menjadi komitmen kami untuk melayani, memberi, dan memenuhi kebutuhan energi disetiap kegiatan masyarakat termasuk ke wilayah pelosok,' tukas Riva.
-
Apa yang baru dari aturan BBM Subsidi? Pemerintah segera merilis aturan baru mengenai penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu JBT Solar Subsidi.
Menurut Ali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tiap tahunnya harus memikul beban berat lantaran realisasi subsidi BBM selalu melampui batas. Dia memperkirakan hingga akhir tahun realisasi subsidi energi bisa menembus Rp 320 triliun atau 19 persen dari APBN yang sebesar Rp 1.683 triliun.
Karena itu, ISNU sebetulnya mendukung harga BBM dinaikkan, namun secara bertahap. Subsidi untuk kendaraan bermotor dikurangi, tetapi tidak boleh dilepas harga pasar dan harus lebih memperhatikan petani dan nelayan.
"Kuota BBM untuk petani dan nelayan ditambah, dengan membangun tambahan jumlah SPBU di sekitar pesisir dengan pola distribusi tertutup," papar Ali.
Besaran subsidi BBM dari pantauan ISNU saat ini sudah sembilan kali lipat dari pos anggaran subsidi pertanian 2013 sebesar Rp 33,2 triliun. BBM bersubsidi terdiri dari 60 persen untuk jenis premium, 34 persen solar, dan 6 persen untuk minyak tanah.
Sebagian besar BBM bersubsidi dibakar untuk moda transportasi darat sebesar 89 persen, rumah tangga sebesar 6 persen, perikanan 3 persen, transportasi air 1 persen dan usaha kecil 1 persen. Dari sebaran konsumsi, terlihat subsidi memang salah alamat karena mobil pribadi jadi yang paling banyak membeli premium.
"Konsumsi premium 53 persen diserap oleh mobil pribadi, 40 persen oleh motor, 4 persen oleh kendaraan usaha dan hanya 3 persen oleh angkutan umum," bebernya.
Kemudian bahan bakar jenis solar 43 persennya dikonsumsi mobil barang, 40 persen bus, 16 mobil pribadi dan 1 persen kendaraan umum. Dari segi wilayah, lanjut Ali, Jawa-Bali memiliki porsi yang paling besar untuk penggua BBM bersubsidi yakni 59 persen, 22 persen wilayah Sumatera, 7 persen Kalimantan, 2 persen di NTT dan NTB, sisanya sebanyak 10 persen di Kawasan Barat dan Timur Indonesia. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan sejumlah rekomendasi usai melakukan munas dan konbes 2023.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024 BBM non-subsidi RON 92 tersebut belum disesuaikan, sementara itu pada awal Agustus lalu SPBU swasta kembali menaikkan harga BBM sejenis.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati orang mampu dari pada keluarga yang tak mampu
Baca SelengkapnyaSaat ini hanya Nahdlatul Ulama (NU), ormas yang pro terhadap izin kelola tambang
Baca SelengkapnyaPBNU meminta seluruh pihak untuk melakukan cooling down dalam kasus Rempang
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta kekerasan yang terjadi di Pulau Rempang, Kepulauan Riau (Kepri), akibat konflik agraria dihentikan.
Baca SelengkapnyaAsal memberi izin kelola tambang ke Ormas yang tidak memiliki kompetensi bisa merugikan sumber daya alam.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) merespons penyataan Eks Menag Lukman Hakim yang meminta untuk fokus mengurus umat.
Baca SelengkapnyaIni tanggapan Menteri Trenggono soal penghapusan BBM subsidi untuk nelayan.
Baca Selengkapnya