Syarif Hasan minta importir jual kedelai Rp 8.000 per kilogram
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan mengaku sudah melobi importir untuk menjual kedelai dengan harga Rp 8.000 per kilogram. Dengan harga sebesar itu dia menilai importir sudah mendapat untung dan produsen tahu-tempe tidak terbebani.
"Mereka sudah setuju melakukannya, saya tinggal lihat kedepannya," kata syarif, saat ditemui di DPR-RI, Jakarta, Senin (9/9).
Menurut Syarif, pemerintah tidak akan memberikan insentif apa-apa kepada importir yang bersedia menjual kedelai seharga itu. Importir hanya digugah untuk memahami kesulitan yang dialami produsen tahu-tempe, notabene berskala kecil dan menengah, dalam menghadapi lonjakan harga kedelai. "Tidak ada kompensasi ke importir demi kepentingan bangsa mereka harus memahami," ujarnya.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Mengapa impor kedelai sangat penting untuk produksi tempe dan tahu? Dari jumlah keseluruhan volume impor tersebut, sekitar 70 persen dialokasikan untuk produksi tempe, sedangkan untuk yang 25 persennya untuk membuat tahu, dan sisanya untuk produksi lain.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Siapa yang terbantu dengan bisnis tempe Taiki? “Di Jepang kan banyak orang berusia lanjut dan mereka kurang kuat ototnya, jadi mereka kurang bisa beraktifitas dengan baik.,“ kata Taiki. “Lalu bagaimana caranya supaya sehat, harus banyak makan protein. Tempe itu kan kedelai fermentasi ya, jadi gampang dicerna oleh tubuh,“ kata Taiki.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
Atas dasar itu, Syarif meminta agar produsen tahu-tempe menghentikan mogoknya dan kembali berproduksi. "Saya mengharapkan mereka bisa kerja kembali, karena kan semua rugi, termasuk mereka, ini kan untuk kepentingan bersama."
Sejak kemarin, produsen tahu-tempe yang tergabung dalam Gakoptindo melakukan aksi mogok berproduksi. Ini lantaran harga kedelai tak kunjung turun sehingga mereka mendesak pemerintah menstabilkan harga. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaNaiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaSelain memantau harga bahan pokok dan kondisi pasar, Zulhas juga sempat membeli sejumlah dagangan pedagang di lokasi. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas kerap sidak ke pasar untuk cek harga.
Baca SelengkapnyaAktivitas panen padi saat ini masih terbatas di sejumlah daerah. Kondisi tersebut membuat harga gabah kering di tingkat petani menjadi sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaHal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.
Baca SelengkapnyaKomoditas daging ayam broiler mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Hermanto mengapresiasi semangat petani yang selalu bersemangat melakukan produksi disaat musim kering el nino.
Baca Selengkapnya