140.000 Tahun Lalu Nenek Moyang Manusia Pernah Menggambar di Pasir Pantai
Kegemaran menggambar sesuatu di pasir pantai atau membuat patung pasir ternyata tidak hanya dilakukan orang di zaman modern.
Kegemaran menggambar sesuatu di pasir pantai atau membuat patung pasir ternyata tidak hanya dilakukan orang di zaman modern.
140.000 Tahun Lalu Nenek Moyang Manusia Pernah Menggambar di Pasir Pantai
Dalam penelitian itu ahli menyadari mereka tidak hanya mampu mengidentifikasi hominin dan jejak hewan yang ada di lokasi itu tapi juga bisa mengenali pola yang dibuat nenek moyang manusia di pasir. Dengan kata lain sebuah bentuk baru paleoart.
-
Apa yang dipelajari dari senja di pantai? Senja di pantai mengajarkan kita bahwa keindahan tak harus datang lebih awal.
-
Kapan Pantai Pecaron menampilkan kesenian kompangan? “Pada momen hari besar di sini juga ditampilkan kesenian kompangan, kesenian tradisional daerah dengan iringan rebana, lantunan lagu agamis dengan atraksi silat yang semakin menambah seru,” kata Nafisah, salah seorang pengelola Pantai Pecaron.
-
Apa daya tarik utama Pantai Parang Semar? Salah satu daya tarik pantai ini adalah musim penyu bertelur. Kabupaten Banyuwangi dikenal dengan keindahan alam dan budaya yang memikat.
-
Kapan hiu ini ditemukan terdampar di pantai? Menurut Aitkenhead, kondisi hiu tersebut menunjukkan bahwa hewan itu telah berada di dalam air selama satu atau dua hari setelah kematiannya.
-
Kenapa senja di pantai selalu cantik? Senja di pantai akan selalu cantik meski kau tengah patah hati.
-
Kapan Pantai Menganti ramai dikunjungi? Pantai ini terutama ramai saat akhir pekan, sebab menjadi destinasi wisata keluarga yang diminati.
Terawetkan
Bebatuan yang ditemukan ahli dikenal sebagai aeolianites, versi yang bersemen dari bukit pasir kuno yang terbentuk di sepanjang pesisir pantai. Seni menggambar di pasir itu belum pernah didefinisikan sebelumnya, maka para ahli memberinya nama "ammoglif" (ammo berarti pasir dalam bahasa Yunani). Jika jejak kaki nenek moyang manusia bisa terawetkan di bukit pasir atau permukaan pantai, maka pola gambar yang mereka buat dengan kayu atau jari juga bisa terlihat, kata ahli.
Ada dua dari empat lokasi yang diyakini peneliti sebagai ammoglif tanpa jejak siapa yang membuatnya. Dua lainnya adalah jejak lutut atau jejak kaki yang bisa diakitkan dengan ammoglif.
Dua dari empat lokasi itu cukup jelas memperlihatkan sesuatu yang kemungkinan ammoglif. Yang tertua umurnya antara 149.000-129.000 tahun.
Temuan di lokasi itu meliputi serangkaian garis lurus panjang dalam pola segitiga yang mencakup garis pembagi dua sudut. Batu itu ditemukan di lokasi yang amat terpencil, di daerah terjal, dan bisa hancur oleh ombak dan badai.