Asal-Usul Tanda Baca dan Kegunaannya
Dari manakah tanda baca bermula? Cari tahu pencetusnya yuk!
Ketika menulis dengan huruf Latin, tentu sangat familier dengan penggunaan tanda baca, seperti koma, titik dan lainnya. Lantas, siapakah yang memulainya?
Pada abad ke-3 SM, pustakawan di kota Aleksandria, Mesir bernama Aristophanes, menggagas penggunaan tanda baca.
-
Apa itu Tambua Tasa? Sebuah kesenian tradisional dari Pariaman ini dimainkan oleh grup musik penabuh gendang, yaitu Gandang Tambua dan Gandang Tasa.
-
Apa saja tanda-tanda selangkangan lecet? Jika Anda mengalami iritasi atau luka pada selangkangan, beberapa tanda yang perlu diperhatikan meliputi kulit yang memerah, lesi atau bisul yang melepuh, sensasi terbakar, nyeri, atau gatal-gatal saat kulit mulai pulih. Tanda-tanda lain mungkin termasuk bintik-bintik coklat pada area tersebut.
-
Bagaimana Tari Gandrung dibawakan? Salah satu ciri khas Tari Gandrung adalah melibatkan penari wanita profesional yang mengajak menari bersama tamu terutama pria dengan iringan musik berupa gamelan.
-
Apa yang dimaksud dengan tanda petik? Tanda petik memiliki pengertian sebagai tanda baca yang digunakan untuk menandai awal dan akhir kutipan langsung atau untuk memberikan penekanan pada suatu kata atau frasa tertentu.
-
Apa saja tanda-tanda rambut yang menua? Namun ternyata perubahan tekstur rambut juga menjadi tanda lain bahwa rambut alami penuaan. Tekstur rambut yang kering, kasar, dan mudah patah menjadi sinyal bahwa rambut perlu mendapat perawatan khusus.
-
Apa saja tanda-tanda apel segar? Apel yang segar memiliki beberapa ciri khas yang dapat Anda perhatikan saat memilihnya di pasar atau toko buah. Berikut adalah penjelasan lengkapnya: - Kulit yang Mengkilap Apel segar biasanya memiliki kulit yang mengkilap. Kilau pada kulit menandakan bahwa apel tersebut masih baru dipetik dan belum lama disimpan. Kulit yang mengkilap juga menunjukkan bahwa apel tersebut telah menjaga kelembapan dan nutrisinya dengan baik.
Asal-Usul Tanda Baca
Aristhopanes butuh tanda baca tersebut untuk memudahkan tugasnya dalam memahami ratusan ribu gulungan teks Yunani.
Diketahui, gulungan teks Yunani yang dibaca Aristophanes bahkan tak ada spasinya. Gulungan itu juga tak ada huruf besar dan kecil, sehingga sulit menentukan dari mana sebuah kalimat dimulai.
Karena kerumitan dan susahnya mencerna informasi dari tulisan, orang Yunani di masa itu pun lebih senang pidato lisan yang dilakukan pejabat pemerintahan.
Orang Yunani Suka Pidato Lisan
Lahirnya Tanda Baca
Aristophanes kemudian mencetuskan tanda baca titik tengah, bawah dan atas yang punya fungsi titik, koma, dan spasi pada saat ini.
Sempat Ditinggalkan
Sistem tulis ala Aristophanes sempat ditinggalkan di era kekaisaran Romawi. Sampai akhirnya dipakai lagi setelah orang Romawi masuk Kristen dan menulis kitab suci.
- Sadis! Waria Aniaya Korban Kecelakaan di Bekasi hingga Tewas, Gasak Barang Berharga Lalu Pergi
- Kisah Pilu Bocah 7 Tahun di Bali, Dicabuli Kakek-Paman hingga Tertular Penyakit Kelamin
- Tertulis dalam Naskah Sunda Kuno, Deretan Tanaman Ini Jadi Obat Andalan Berbagai Penyakit
- PPP dan PBB Minta Bawaslu-KPU Duduk Bersama Bahas Usulan Penundaan Pilkada 2024
Lahirnya Tanda Baca Modern
Mulai abad ke-4, para penulis di Eropa melakukan koreksi signifikan hingga melahirkan tanda baca baru, seperti titik koma (;), tanda tanya (?), garis miring (/) dan lainnya.
Terhenti Pada 1450
Revisi dan inovasi tanda baca terhenti pada 1450, setelah percetakan memberlakukan standardisasi mesin cetak. Fungsinya jadi permanen, dan tanda baca yang sudah ada diwariskan sampai sekarang.