Badan Siber AS Tidak Temukan Bukti Intervensi Asing dalam Pemilihan Presiden di Amerika Serikat
Badan Siber Amerika Serikat menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan negara lain dapat menyusup dan memanipulasi infrastruktur pemilihan presiden di AS.
Para pejabat dari Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) memberikan pujian terhadap keamanan infrastruktur pemilu di Amerika Serikat. Mereka menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa negara-negara musuh seperti Rusia, Iran, dan China dapat menyusup serta memanipulasi sistem pemilu, khususnya pilpres AS.
"Saya dapat katakan dengan keyakinan besar bahwa saya tidak percaya ada peretasan teknis terhadap pemilu kita dengan cara yang mungkin akan berdampak besar terhadap pemilihan presiden," ungkap Direktur CISA, Jen Easterly, seperti yang dikutip dari VOA Indonesia pada Rabu (6/11/2024).
- Mengapa Pemilihan Presiden AS Selalu Diadakan pada Hari Selasa? Ini Penjelasannya
- Amerika Serikat dan Kanada Memperketat Kebijakan Impor Mobil Listrik dari China, Joe Biden: Kami Tidak Akan Terjajah
- Menteri Budi Karya Minta Prabowo-Gibran Lanjutkan Program Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Timur
- Menteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?
Easterly menjelaskan bahwa dengan adanya berbagai lapisan pengaman, perlindungan keamanan siber, serta kontrol akses fisik, dan juga uji coba pra-pemilu terhadap peralatan untuk memastikan akurasinya, sangat sulit bagi pelaku jahat untuk merusak atau memanipulasi sistem pemungutan suara.
"Tidak mungkin ada pelaku jahat yang merusak atau memanipulasi sistem pemungutan suara kita sedemikian rupa sehingga berdampak besar pada hasil pemilihan presiden, yang tentu saja tidak mungkin tidak terdeteksi," tambahnya saat berbicara kepada wartawan. Kepercayaan ini juga didukung oleh sistem pemilu AS yang terdesentralisasi, di mana setiap negara bagian memiliki sistemnya sendiri untuk mencatat dan menghitung suara.
Persiapan yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh CISA bersama dengan para pejabat pemilihan lokal dan negara bagian di seluruh AS juga berkontribusi terhadap keamanan ini. Upaya tersebut meliputi lebih dari 700 penilaian keamanan siber, serta ratusan latihan pemilihan dan sesi pelatihan pemilu sejak awal tahun 2023.
Selain itu, tidak ada sistem pemungutan suara negara bagian yang terhubung ke internet, dan diperkirakan sekitar 97 persen pemilih di AS akan memberikan suara di wilayah hukum yang menyediakan catatan kertas sebagai cadangan.
"Infrastruktur pemilu kita tidak pernah seaman ini," kata Easterly. Dia menambahkan, "Komunitas pemilu belum pernah sesiap ini untuk menyelenggarakan pemilihan yang aman, terjamin, bebas, dan adil."
Sebanyak 77 juta warga Amerika Serikat telah memberikan suara
CISA memperkirakan bahwa lebih dari 77 juta warga Amerika Serikat telah memberikan suara selama fase pemungutan suara awal. Selain itu, diperkirakan puluhan juta pemilih lainnya akan memberikan suara secara langsung pada Hari Pemilihan. Meskipun sebagian besar proses pemungutan suara berjalan lancar, berbagai organisasi yang mewakili pejabat pemilihan negara bagian telah mengingatkan akan adanya kemungkinan gangguan.
"Sebagai mana Hari Pemilihan lainnya, penting untuk dicatat bahwa masalah operasional mungkin muncul," ungkap Asosiasi Nasional Direktur Pemilihan Negara Bagian dan Asosiasi Nasional Sekretaris Negara Bagian.
Menurut mereka, "Lokasi pemilu dapat dibuka terlambat, mungkin saja ada antrean selama periode yang sibuk, atau ada daerah yang mengalami mati listrik." Mereka juga menekankan bahwa "Ada tantangan yang tak terelakkan yang akan muncul pada Hari Pemilihan." Selain itu, terdapat berbagai upaya lain yang berpotensi menggagalkan proses pemilihan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pemilih untuk bersiap menghadapi kemungkinan kendala yang bisa terjadi pada hari yang krusial ini.
Berbagai jenis gangguan
CISA melaporkan bahwa mereka telah mengamati beberapa insiden kecil, termasuk upaya untuk mengganggu situs pemilihan resmi melalui serangan penolakan layanan terdistribusi.
Selain itu, terdapat juga beberapa percobaan untuk meledakkan atau membakar kotak suara.
"Kami perkirakan insiden semacam ini dan berbagai bentuk gangguan lainnya akan berlanjut pada Hari Pemilihan dan pada hari-hari berikutnya," ungkap Easterly kepada wartawan. Meskipun ada gangguan tersebut, ia menekankan bahwa tidak ada dampak signifikan terhadap infrastruktur pemilihan yang terjadi.