Berburu Jamur di Hutan, Penduduk Desa Temukan Patung Batu Bergambar Wanita Misterius
Sosok wanita maupun usia patung batu itu belum diketahui.
Sosok wanita maupun usia patung batu itu belum diketahui.
-
Kapan Arca Buddha Bukit Siguntang ditemukan? Pada tahun 1920-an di lereng selatan bukit ini ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati.
-
Apa bentuk dari Arca Buddha Bukit Siguntang? Arca ini menggambarkan seseorang dengan sikap berdiri. Bagian rambutnya berbentuk ikal kecil yang menutupi seluruh kepalanya. Tepat di bagian atas, ada semacam sanggul berbentuk bulat dan kecil yang disebut Usnisa. Sementara itu, bagian tubuhnya tersemat pakaian semacam jubah panjang bergaris-garis yang menutupi kedua bahunya.
-
Bagaimana Buddha mencapai pencerahan? Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha, menemukan jalan tengah untuk mencapai pencerahan dan mengajarkan Empat Kebenaran Mulia serta Jalan Delapan Mula.
-
Kapan ajaran Buddha berkembang? Sementara itu, Buddha adalah seorang pemimpin spiritual yang mengajarkan ajaran-ajaran yang kemudian berkembang menjadi agama Buddha.
-
Mengapa Arca Buddha Bukit Siguntang menarik perhatian para peneliti? Penemuan Arca Buddha di Bukit Siguntang ini lantas mengundang minat para peneliti untuk mengetahui kapan benda tersebut dibuat.
-
Apa yang dikatakan Buddha mengenai kesehatan? "Kesehatan adalah hadiah terbesar, kepuasan adalah kekayaan terbesar, kesetiaan adalah hubungan terbaik."
Berburu Jamur di Hutan, Penduduk Desa Temukan Patung Batu Bergambar Wanita Misterius
Tiga penduduk di sebuah desa di Thailand menemukan patung batu dengan ukiran sosok wanita misterius saat sedang mencari jamur di tengah hutan di wilayah Suaka Margasatwa Dong Yai awal bulan ini.
Meski usia karya tersebut belum diketahui, banyak yang berpendapat wanita pada patung itu merupakan gambaran ibu Sang Buddha.
“Kami pergi berburu jamur dan menemukan ini,” kata Pramul Kongkratok, salah satu yang menemukan patung tersebut, dikutip dari Smithsonian Magazine, Senin (27/5).
“Saya sudah lama tinggal di sini, tapi saya baru tahu ada benda ini di sekitar sini. Ini adalah sebuah berkah."
- Tersesat di Hutan Pegunungan Selama 10 Hari, Pria ini Bertahan Hidup dengan Sepatunya, Begini Caranya
- Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah
- Patung Kepala Firaun Nabi Musa Kembali ke Mesir Setelah 30 Tahun Hilang, Sempat Muncul di Pameran
- Suami Istri Ini Tersandung Sesuatu Saat Naik Gunung, Ternyata Mayat Manusia Berusia 5.300 Tahun
Setelah ditemukan, Kongkratok melaporkan patung tersebut ke Departemen Taman Nasional, Margasatwa, dan Konservasi Tumbuhan Thailand, yang kemudian mengirimkan petugas untuk menyelidikinya. Seperti yang ditulis departemen tersebut dalam unggahan Facebook yang diterjemahkan, ukiran tersebut ditemukan di dekat perbatasan Kamboja, di distrik paling selatan provinsi Buriram.
Meskipun para pejabat awalnya mengumumkan karya tersebut mungkin kuno, usianya saat ini tidak diketahui.
Departemen Seni Rupa Thailand akan melakukan investigasi, meskipun beberapa teori tentang asal usul ukiran tersebut telah dikemukakan.
Ukiran tersebut menggambarkan sosok seorang wanita yang diukir dari kaki hingga kepala, berambut panjang dan mengenakan pakaian tradisional Thailand, termasuk detail rok penuh corak tebal, lengan kirinya tampak memegang dahan di atas kepalanya dan diukir di atas permukaan batu yang miring.
Menurut sejumlah orang, patung tersebut berasal dari era Dvaravati, sebuah kerajaan Asia Tenggara yang berkembang antara abad ke-6 dan ke-11, dan menggambarkan Maya Devi, ibu dari Siddhartha Gautama, sang Buddha.
Namun, tidak semua orang setuju dengan penilaian tersebut. Chedha Tingsanchali , sejarawan seni di Universitas Silpakorn di Thailand, mengatakan kepada Nation Thailand bahwa patung itu mungkin tidak terlalu tua.
“Pematung tersebut adalah seseorang yang melihat seni kuno, seperti seni India kuno, dan menirunya,” katanya, seraya menambahkan bahwa fitur wajah wanita yang dipahat (seperti alis dan bibir) tidak sesuai dengan contoh dari periode Dvaravati.
“Maya Devi yang memegang (cabang) pohon pipal tidak pernah diketahui oleh orang-orang yang tinggal di (wilayah) selama Dvaravati sebelum abad ke-16.”
Pohon pipal juga dikenal sebagai pohon ara, bodhi, atau peepal suci, berasal dari Asia Tenggara dan dihormati oleh umat Buddha dan Hindu. Menurut para pejabat, ukiran yang baru ditemukan itu terletak sekitar 1,5 km dari kuil Buddha bersejarah, Wat Pa Kha Kra Jiao. Selain itu, sekelompok biksu yang terkenal karena keterampilan artistik mereka menduduki wilayah tersebut beberapa dekade yang lalu.
Sampai para ahli menyelesaikan studi mereka tentang patung wanita tersebut, asal usul dan identitasnya masih menjadi misteri.