Tersesat di Hutan Pegunungan Selama 10 Hari, Pria ini Bertahan Hidup dengan Sepatunya, Begini Caranya
Tersesat di Hutan Pegunungan Selama 10 Hari, Pria ini Bertahan Hidup dengan Sepatunya, Begini Caranya
Dia hilang pada 11 Juni lalu kemudian ditemukan ti penyelamat dalam keadaan kelelahan dan kelaparan.
-
Bagaimana pendaki Amerika ini bertahan hidup? Ia mengandalkan sedikit buah beri liar dan mengonsumsi satu galon air setiap harinya, sebagaimana dilaporkan oleh BBC Juni lalu.
-
Bagaimana Haryono menjalani kehidupannya di gua? Kini lantaran telah terbiasa hidup sendiri, Haryono pun melakukan berbagai aktivitas seorang diri.
-
Bagaimana cara orang bertapa di gunung? Mereka berharap dapat memperoleh petunjuk, kebijaksanaan, atau pencerahan dari semesta. Mereka melakukan berbagai ibadah, meditasi, atau ritual di gunung.
-
Siapa yang tinggal di tengah hutan? Pak Kasimin mengungkapkan jika ia tinggal di sana sejak tahun 1991. Ia tinggal di tempat itu karena rumah tersebut sudah warisan orang tua.
-
Bagaimana manusia bertahan? Salah satu peneliti di School of Medicine, New York, mengatakan bahwa diperkirakan populasi manusia modern pada saat itu berjumlah 1.280 selama 117.000 tahun lamanya.
-
Mengapa pendaki Amerika Serikat ini tersesat? Namun, ia tersesat setelah kehilangan arah, sebagian besar disebabkan oleh kerusakan beberapa jalur penting akibat kebakaran hutan yang baru saja terjadi di wilayah tersebut.
Tersesat di Hutan Pegunungan Selama 10 Hari, Pria ini Bertahan Hidup dengan Sepatunya, Begini Caranya
Lukas McClish, seorang pendaki asal California, Amerika Serikat, yang tersesat dan terdampar di Pegunungan Santa Cruz, ditemukan 10 hari setelah ia pertama kali berangkat untuk melakukan pendakian selama tiga jam.
McClish berangkat mendaki pada 11 Juni lalu, namun tersesat karena kebakaran hutan yang baru-baru ini terjadi dan menghancurkan penanda jalan yang digunakan untuk navigasi.
Setelah pria berusia 34 tahun ini tidak kembali pada 16 Juni, yang saat itu bertepatan dengan Hari Ayah, keluarganya melaporkan ia hilang, sehingga memicu upaya pencarian dan penyelamatan yang intensif.
McClish pergi ke hutan belantara dengan "hanya mengenakan celana, sepatu hiking, dan topi", menurut wawancara yang ia berikan kepada ABC7. "Saya memiliki senter, dan gunting lipat, seperti alat Leatherman, hanya itu saja."
Dilansir laman IFL Science, pria itu bertahan hidup dengan meminum air yang dia ambil dari air terjun dengan sepatunya.
Sepuluh hari kemudian setelah dilaporkan hilang, dia ditemukan
penyelamat dalam keadaan kelelahan dan kelaparan, tetapi masih hidup.
Atas kejadian itu, sebuah pertanyaan muncul terkait berapa lama Anda bisa bertahan hidup tanpa makanan dan air?
Kita harus mengambil pelajaran dari kasus-kasus nyata tentang orang-orang yang terjebak atau tersesat di hutan belantara, atau kekurangan makanan dan minuman dengan cara lain.
Sebuah makalah menunjukkan hal yang sudah jelas, "eksperimen dengan manusia secara etis tidak dapat diterima" dalam topik ini. Anda tidak bisa begitu saja berhenti memberi seseorang air dan dengan tiba-tiba menyalakan stopwatch.
Makalah tersebut melihat laporan dari media, menyimpulkan "tampaknya masih mungkin untuk bertahan hidup tanpa makanan dan minuman dalam rentang waktu 8 hingga 21 hari", dengan waktu yang bisa diperpanjang sampai sekitar dua bulan jika hanya makanan yang tidak ada.
Namun, hal ini tampaknya sedikit optimis, dengan konsensus umum rata-rata orang hanya dapat bertahan sekitar dua hingga tiga hari tanpa air.
Hal ini akan sangat bervariasi tergantung pada kesehatan dan usia orang tersebut, tentu saja, serta keadaan lain seperti suhu lingkungan.
Pada 1979, Andreas Mihavecz yang saat itu berusia 18 tahun dikurung di sebuah sel polisi di Jerman secara tidak sengaja setelah kecelakaan mobil yang menimpanya.
Dia tetap terkunci di sel bawah tanah selama 18 hari berikutnya, dengan petugas yang bertanggung jawab atas penahanannya percaya bahwa dia telah dibebaskan. Ketika ditemukan kembali, ia telah kehilangan banyak berat badan tetapi masih hidup, meskipun nyaris tidak.
Pada 1940-an, dalam salah satu dari sedikit eksperimen yang dilakukan pada manusia, dua ilmuwan tidak minum air dan makan makanan kering, seperti kucing.
Kedua orang berusia 28 dan 33 tahun itu selamat dari eksperimen tersebut, yang mereka hentikan sebelum mengancam nyawa mereka.
"Pada hari ketiga atau keempat, wajah mereka menjadi agak menciut dan pucat dan ada kesan sianosis pada bibir mereka," demikian laporan sebuah makalah tentang keduanya.
"Penampilan umum dari keadaan sakit ini menghilang dalam beberapa jam setelah pemulihan cairan, dan gejala dehidrasi hilang jauh sebelum rehidrasi fisiologis selesai."