Berukuran Seperti Tikus, Hewan Ini Sempat Dianggap Jenis Primata Tapi Ternyata Bukan
Selama 50 tahun, hewan ini dianggap jenis primata.
Selama 50 tahun, hewan ini dianggap jenis primata.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Kapan fosil hewan purba ini ditemukan? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
-
Fosil hewan purba apa saja yang ditemukan di Situs Patiayam? Mengutip ANTARA, aneka fosil yang ditemukan di Situs Patiayam antara lain fosil Stegodon Trigonocephalus (gajah purba), Elephas Sp (sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lyedekkeri (sejenis rusa), dan Rhinoceros Sondaicus (badak). Kemudian ada Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), Bos Banteng Alaeosondaicus, Crocodilus sp (buaya), hingga kapak genggam atau chopper.
-
Siapa yang menemukan fosil-fosil hewan purba tersebut? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Bagaimana para ahli paleontologi meneliti pertumbuhan dan perkembangan spesies paus purba ini? Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini.
Berukuran Seperti Tikus, Hewan Ini Sempat Dianggap Jenis Primata Tapi Ternyata Bukan
Makalah penelitian baru yang diterbitkan Biology Letters mengungkap bahwa picrodontid—keluarga mamalia berplasenta yang telah punah dan hidup beberapa juta tahun setelah kepunahan dinosaurus—bukanlah primata seperti yang diyakini sebelumnya.
Sumber: Phys.org
Makalah ini ditulis oleh Jordan Crowell (kandidat doktor antropologi di Pusat Pascasarjana CUNY), Stephen Chester (Associate Professor Antropologi di Brooklyn College dan Pusat Pascasarjana), dan John Wible (Kurator Mamalia di Museum Sejarah Alam Carnegie). Makalah ini sangat penting karena menyelesaikan perdebatan paleontologis yang telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun sekaligus membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang evolusi primata.
Selama 50 tahun, para paleontologi meyakini picrodontid yang tidak lebih besar dari tikus dan memakan buah-buahan, nektar, dan serbuk sari adalah sejenis primata, berdasarkan ciri-ciri pada giginya yang mirip dengan primata.
Foto: Jordan Crowell
Peneliti menggunakan teknologi CT-Scan modern untuk menganalisis satu-satunya tengkorak picrodontid yang diketahui.
Foto: Richard Petrias
Hasil analisis menyatakan hewan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan primata. Analisis dilakukan di Laboratorium Morfologi Evolusi Mamalia di Brookly College.
Crowell mengatakan, walaupun picrodontid memiliki ciri gigi yang sama dengan primata yang masih hidup saat ini, tulang tengkoraknya, khususnya tulang di sekitar kupingnya tidak sama dengan primata mana pun yang masih hidup atau dengan fosil kerabat primata.
"Ini menandakan picrodontid dan primata memiliki kemiripan gigi karena makanan mereka yang sama. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya membuka kembali spesimen lama dengan teknik terbaru untuk mengujinya," jelasnya, dikutip dari laman Phys.org, Senin (15/1).
Profesor Emeritus Frederick Szalay dari Hunter College dan Pusat Pascasarjana City University of New York (CUNY), yang pada 1968 pertama kali dengan meyakinkan mengklasifikasikan picrodontid sebagai primata berdasarkan bukti fosil gigi. Szalay meneliti gigi dari satu-satunya tengkorak picrodontid yang diketahui, Zanycteris paleocenus, untuk penelitiannya. Ini tengkorak yang sama yang diuji dengan teknologi baru yang menemukan bahwa picrodontid bukan primata.