Demi Dapat Pinjaman Bank, Wanita di Brasil Bawa Mayat Pamannya untuk Tanda Tangan Formulir, Ini yang Terjadi Selanjutnya
Seorang wanita di Brasil menjadi sorotan setelah membawa mayat seorang pria yang duduk di kursi roda ke sebuah bank untuk mengajukan pinjaman.
Seorang wanita di Brasil menjadi sorotan setelah membawa mayat seorang pria yang duduk di kursi roda ke sebuah bank untuk mengajukan pinjaman.
- Dikira Kotoran Burung yang Menempel di Dahan Pohon, Ternyata Ilmuwan Temukan Spesies Baru Kupu-Kupu
- Wanita Ini Membawa Orang yang Sudah Meninggal ke Bank untuk Pinjam Uang
- Kisah Polwan Cantik Menyamar Jadi Pengantin untuk Tangkap Buronan Kasus Pembunuhan
- Perempuan Ini Ngobrol dengan Ibunya yang Sudah Meninggal Pakai AI, Pengalamannya Menyeramkan
Demi Dapat Pinjaman Bank, Wanita di Brasil Bawa Mayat Pamannya untuk Tanda Tangan Formulir, Ini yang Terjadi Selanjutnya
Seorang wanita di Brasil menjadi sorotan setelah membawa mayat seorang pria yang duduk di kursi roda ke sebuah bank untuk mengajukan pinjaman. Video yang beredar di media sosial menunjukkan wanita itu berdiri di depan petugas Bank Rio de Janeiro, meminta pria yang disebut sebagai pamannya untuk menandatangani formulir pinjaman.
Sumber: NBC News dan Reuters
Érika de Souza Vieira Nunes membawa mayat tersebut pada Selasa dan mengatakan kepada kasir bank bahwa pria tersebut menginginkan pinjaman sebesar USD3.250 atau sekitar Rp52 juta. Menurut keterangan polisi, pihak bank sudah menyetujui pinjaman tersebut, namun mereka tetap memerlukan tanda tangan pihak yang bersangkutan.
"Paman, apakah bisa mendengar saya? Paman harus tanda tangan. Paman tidak bisa jika tidak tanda tangan. Saya tidak bisa menandatanganinya untuk paman, karena dokumen berikut beratas nama Paulo Roberto Braga. Maka harus paman yang melakukannya," kata perempuan tersebut.
Kepala jasad pria itu terkulai dan harus ditopang. Erika mendorong kursi roda dan mencoba menjepit tangan lemas pamannya di sekitar pena.
Seorang pegawai bank terdengar memberi tahu Érika, “Saya rasa dia tidak baik-baik saja. Dia mungkin sedang tidak sehat.”
Érika berulang kali berusaha membuat kepalanya tegak, tetapi matanya tetap tertutup dan lengannya lemas. Saat dia melingkarkan jari pria itu di sekitar pena, tangannya tidak bisa menggenggam.
Wanita tersebut meyakinkan para pegawai, “Dia biasanya seperti ini.”
Saat dia terus berusaha agar pria tersebut menandatangani dokumen tersebut, staf bank menjadi semakin khawatir. “Tidak, dia tidak sehat,” ulang salah seorang pegawai. “Warnanya terlihat…”
“Jika kamu tidak sehat, aku akan membawamu ke rumah sakit. Apakah kamu ingin pergi ke ruang gawat darurat lagi?” Érika bertanya kepada pamannya.
Staf bank menjadi curiga karena kepala pria itu terus terjatuh ketika Érika berhenti memegangnya dan akhirnya mereka memanggil polisi, yang langsung menangkapnya atas tuduhan penipuan. Kemudian, jenazah pria berusia 68 tahun yang disebut sebagai paman Érika dibawa ke kamar mayat untuk diperiksa penyebab dan cara kematiannya lebih lanjut.
Pengacaranya berargumentasi bahwa pria tersebut meninggal di bank namun analisis forensik polisi menetapkan bahwa pria tersebut meninggal lebih awal, saat berbaring.