Durasi Hari di Bumi Makin Melambat, Jutaan Tahun Lalu Panjang Hari Hanya 19 Jam
Jutaan lalu, durasi hari di Bumi bukan 24 jam.
Durasi hari di bumi ternyata semakin lambat. Penyebab utamanya adalah bulan. Hal ini diungkapkan melalui "jejak" yang tampak pada sebuah batuan sedimen.
Jejak pada batuan ini mencerminkan Siklus Milankovitch, yakni siklus pergerakan bumi selama 100.000 hingga 400.000 tahun.
-
Apa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun.
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Mengapa Sate Bumbon dinamai begitu? Nama Sate Bumbon diambil dari bahasa Jawa, yaitu "Bumbon" yang berarti bumbu. Sesuai namanya, makanan ini memang kaya akan rempah-rempah.
-
Berapa berat Bumi? Menurut NASA, Massa Bumi berkisar 5,9722×1024 kilogram atau sekitar 13,1 septiliun pon.
-
Babat itu bagian mana di sapi? Salah satu gank jeroan adalah babat. Bagian dalam perut sapi atau kambing yang berbentuk seperti handuk ini bisa diolah jadi makanan yang lezat.
Interaksi antara bulan dan bumi secara perlahan mendorong jauh satelit kita, yang prosesnya menyebabkan perlambatan putaran bumi.
"Seiring dengan berjalannya waktu, bulan telah mengambil energi rotasional bumi, memperjauhkannya ke orbit yang lebih jauh dari bumi," jelas Profesor Ross Mitchell dari Akademi Sains China, dikutip dari IFL Science.
Rotasi yang semakin lambat inilah yang menyebabkan durasi hari semakin memanjang.
Dr Uwe Kirscher dari Curtin University menyatakan "sebagian besar model rotasi bumi memprediksi bahwa durasi hari di bumi lebih cepat di masa lalu."
Dr Kirscher menyimpulkan bahwa alih-alih formasi dari bulan, durasi hari di bumi "semakin memanjang dan terhenti selama 19 jam sebelum perpanjangan tersebut dijeda."
Salah satu penemuan menarik dari hal ini adalah bahwa perubahan kecil atau jeda ini terjadi 2 hingga 1 miliar tahun yang lalu. Jeda tersebut terjadi sebab pada saat itu, bulan bukanlah satu-satunya objek angkasa yang memengaruhi panjang hari bumi.
Panas matahari dapat memengaruhi pasang surut laut di bumi, yang dapat memengaruhi cepatnya rotasi bumi. Bagaimanapun, pasang surut matahari bertenaga lebih kecil dibandingkan energi dari bulan, sehingga hanya mengubah sedikit gaya dari bulan.
Ketika bulan dekat dengan bumi, "gesekan kopel antara bumi dan bulan semakin melemah akibat rotasi bumi yang semakin cepat," ucap Mitchell.
Frekuensi dari pasang surut tidak sepadan dengan bumi secara keseluruhan, dan hal ini mencegah transfer energi.
Makalah mereka mengonfirmasi bahwa kekuatan bulan pada saat itu cukup kecil, sehingga gayanya dikompensasi oleh gaya matahari.
Salah satu poin penjelasan dari makalah tersebut bahwa bulan dapat mengambil energi rotasional bumi akibat hari yang lebih pendek dibanding durasi pengorbitan bulan ke bumi.
Dengan menggunakan Siklus Milankovitch, yaitu siklus presisi dan obliquity. Dua siklus ini memiliki kaitan dengan pergerakan dan kemiringan rotasi bumi di porosnya.
Untuk itu, "durasi dari rotasi bumi dapat dilihat melalui siklus presisi dan obliquity di masa lalu," ucap Kirscher.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)