Fosil Paus Ditemukan di Gurun Mesir, Usinya 41 Juta Tahun dan Namanya Terinspirasi Firaun
Nama spesies baru paus purba ini terinspirasi sejarah Mesir kuno.
Fosil Paus Ditemukan di Gurun Mesir, Usinya 41 Juta Tahun dan Namanya Terinspirasi Firaun
Fosil Paus Ditemukan di Gurun Mesir, Usinya 41 Juta Tahun dan Namanya Terinspirasi Firaun
Ahli paleontologi di Mesir mengumumkan penemuan spesies baru paus yang telah punah. Paus ini hidup di laut yang saat ini menjadi bagian wilayah Mesir sekitar 41 juta tahun lalu.
Spesies baru ini dinamakan Tutcetus rayanensis. Panjangnya diperkirakan 2,5 meter dan beratnya sekitar 187 kilogram.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam Tutankhamun yang menjadi fokus penelitian para ahli? Penemuan bintik-bintik hitam di dalam makam tersebut menjadi fokus penelitian para ahli, yang menyakini bahwa fenomena ini mungkin dapat menjelaskan beberapa misteri Mesir kuno.
-
Apa yang ditemukan di makam Firaun Tutankhamun? Di dalam makamnya, ditemukan juga dua mumi kecil, yang diyakini mumi manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.Situs yang ditemukan oleh tim yang bekerja di kota kuno Aswan ini dijuluki 'Kota Orang Mati,' berisi 36 makam yang masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Mesir? Saat menggali sebuah kuburan kuno di Mesir, para arkeolog membuat penemuan langka. Penemuan langka ini benar-benar mengejutkan ahli yang melakukan penggalian. Lantas, apa yang mengejutkan?Sebuah tumor ovarium yang tersemat di panggul seorang wanita yang meninggal lebih dari 3000 tahun.
-
Apa yang ditemukan di Situs Sangiran selain fosil manusia purba? Selain fosil manusia purba, situs Sangiran juga menyimpan fosil-fosil hewan dan tumbuhan purba, yang memberikan gambaran tentang lingkungan hidup manusia purba tersebut.
Foto: Arkeonews (rekonstruksi Tutcetus rayanensis)
Paus Terkecil
Tutcetus rayanensis adalah paus basilosaurid terkecil yang diketahui sampai saat ini dan salah satu yang tertua dari kerabat hewan ini yang ditemukan di Afrika.
Nama Terinspirasi Firaun
Nama Tutcetus rayanensis terinspirasi dari sejarah Mesir. Tutcetus menggabungkan kata "Tut"yang diambil dari nama firaun terkenal Mesir kuno, Tutankhamun, dan "cetus" berasal dari bahasa Yunani yang berarti paus. Rayanesis mengacu pada Daerah Terlindung Wadi El-Rayan di Fayoum, di mana fosil ini ditemukan.
Selain itu, nama tersebut dipilih untuk memperingati seratus tahun penemuan makan Firaun Tutankhamun dan bertepatan dengan pembukaan Grand Egyptian Museum di Giza dalam waktu dekat ini.
“Tutcetus adalah penemuan luar biasa yang mendokumentasikan salah satu fase pertama transisi ke gaya hidup akuatik sepenuhnya yang terjadi dalam perjalanan itu.”
Hesham Sallam dari American University di Kairo (AUC).
- Belajar dari Ibu-ibu di Purwakarta untuk Atasi Inflasi, Bangun Gerakan Tanam Sayur di Dalam Galon Bekas
- Golkar Sebut Putusan MK Tidak Hanya untuk Gibran, Tapi Insentif dan Inspirasi Kaum Muda Indonesia
- Raih Gelar Profesor di Usia 42 Tahun, Ini Kisah Perjalanan Dosen Unsoed yang Menginspirasi
- Potret Miris, Murid SD Terpaksa Berbagi Tempat Belajar dengan Ruang Guru Kerena Gedung Kelasnya Ambruk
Sumber: Arkeonews
Temuan tim ini telah dipublikasikan dalam jurnal Communications Biology. Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini. Perkembangan gigi dan ukuran tulang yang kecil menyatakan bahwa paus ini precocial, artinya ia dapat bergerak dan makan sendiri sejak lahir.
"Paus modern bermigrasi dari perairan yang lebih hangat dan dangkal untuk berkembang biak dan reproduksi, mencerminkan kondisi yang ditemukan di Mesir 41 juta tahun lalu."
Abdullah Gohar, mahasiswa PhD di Universitas Mansoura dan anggota Sallam Lab serta salah satu tim penelitian.
Sumber: Arkeonews
"Ini mendukung gagasan bahwa apa yang dikenal sebagai Fayoum hari ini dulunya merupakan daerah berkembang biak penting bagi paus purba," jelas Gohar.
Foto: Fosil Tutcetus (Credit: Rawan Ezzat)