Ilmuwan Saling Serang dengan Replika Tombak Zaman Perunggu, Ingin Buktikan Seberapa Mematikan Senjata Itu Saat Melawan Musuh
Senjata Zaman Perunggu, baik pedang dan tombak, dikenal sangat mematikan.
Senjata Zaman Perunggu dikenal sangat mematikan di dalam pertempuran. Para ilmuwan ingin membuktikan seberapa mematikan senjata ini dengan membuat replikanya dan digunakan dalam pertaruangan.
Atas nama arkeologi eksperimental, para peneliti telah menghabiskan waktu bertahun-tahun menggunakan senjata replika ini untuk menusuk, mengiris, dan menikam. Dua penelitian baru mengungkapkan tentang cara alat perang yang sangat tajam ini digunakan selama Zaman Perunggu.
-
Bagaimana para ilmuwan memastikan asal usul senjata-senjata kuno itu? "Beberapa kilogram besi berkarat penuh lumpur tanpa bentuk dibungkus dengan aman dan dibawa keluar dari hutan untuk dibersihkan dan memastikan asal usul temuan ini," jelas Darius Kopciowski dari Konservator Monumen Provinsi Lublin.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan terkait kerajaan kuno? Ilmuwan Temukan Kamp Militer Kerajaan Kuno yang Telah Lama Hilang, Sejarahnya Tertulis dalam Alkitab Berbahasa Ibrani Kisah pengepungan yang dilakukan Raja Asiria kuno dijelaskan dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Kamp militer yang digunakan oleh raja Asiria, Sanherib, yang pengepungannya terhadap Lakhis dan Yerusalem dijelaskan dalam Alkitab Ibrani, akhirnya telah diidentifikasi, kata seorang ahli.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
-
Bagaimana arkeolog mengungkap bukti baru tentang peperangan kuno? Mereka menemukan total 107 cedera pada tengkorak, sebagian besar terletak di bagian atas tengkorak dan kemungkinan besar terkait dengan hantaman benda tumpul, seperti pukulan tongkat batu atau pentungan kayu.
-
Dimana senjata kuno itu ditemukan? Para arkeolog menemukan senjata kuno ini saat melakukan survei bongkahan es di Lendbreen, Norwegia.
Penelitian pertama diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan yang sudah berlangsung lama mengenai apakah pedang Zaman Perunggu dari Bohemia dan Moravia – di wilayah Ceko modern – digunakan dalam pertempuran atau hanya untuk upacara. Setelah menganalisis pola pemakaian pada 47 pedang kuno, penulis penelitian kemudian membuat empat replika perunggu untuk bertarung satu sama lain.
Saat melaporkan hasilnya, para ilmuwan mengungkap “pukulan tusukan meninggalkan lekukan pada tulang rusuk, dan beberapa bilah menembus hingga ke tulang”, seperti dikutip dari IFL Science, Minggu (1/9).
Saat mencoba menyimpulkan bagaimana para pejuang Zaman Perunggu menggunakan pedang ini dalam sebuah serangan, mereka menemukan bahwa “penikaman terbukti paling efektif, menyebabkan cedera jaringan lunak yang signifikan yang menyebabkan lawan melemah, kehabisan darah, dan akhirnya kematian.”
Untuk semakin memastikan seberapa mematikan senjata ini, para peneliti menggunakannya untuk memotong-motong babi.
Saling Serang
Penelitian kedua yang diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science, tim peneliti yang juga ahli seni bela diri, saling serang dengan replika tombak Zaman Perunggu, meniru senjata kuno yang ditemukan di Belanda. Sebagai pengganti babi, mereka menggunakan tubuh rusa roe untuk menilai kemampuan membunuh dari senjata tersebut.
- Ilmuwan Temukan Makhluk Bersayap dengan Kuping Membesar, Begini Wujudnya
- Tampil Anggun & Menawan, Ratna Galih Berlibur di Mesir Bersama Suami, Sambil Belajar Sejarah
- Sangat Mematikan, Inilah Serangan Singa Paling Berbahaya dalam Sejarah
- Usai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua
"Eksperimen yang melukai menunjukkan potensi serangan dari senjata-senjata ini yang cenderung menimbulkan luka yang mematikan, umumnya dikaitkan dengan situasi ‘perang’ atau ‘perjuangan untuk hidup’,” tulis para peneliti.
Temuan mengejutkan, tombak tersebut mampu menghancurkan tulang kaki rusa sepenuhnya, menunjukkan bahwa banyak luka di zaman kuno yang dikaitkan dengan trauma benda tumpul dalam catatan arkeologi mungkin sebenarnya disebabkan oleh tombak.
Jika digunakan dengan keterampilan yang memadai, tombak tersebut juga dapat menimbulkan “luka berdarah yang tidak mematikan”. Dengan demikian, senjata tersebut tampaknya cocok untuk digunakan dalam pertempuran seremonial dan juga peperangan sesungguhnya.
Seperti halnya studi pedang, para peneliti pengguna tombak menemukan bahwa pola keausan yang tersisa pada senjata mereka sebagai hasil eksperimen mereka cocok dengan pola yang terlihat pada pedang Zaman Perunggu yang sebenarnya, sehingga menunjukkan senjata mematikan ini digunakan dalam berbagai cara dan konteks yang berbeda untuk menghasilkan “berbagai macam cedera.”