Ilmuwan Temukan Fosil Cakar Kepiting Raksasa, Kondisinya Sangat Utuh Meski Terkubur 8,8 Juta Tahun
Fosil ini terawetkan dengan baik karena terkubur di dalam sedimen.
Fosil ini terawetkan dengan baik karena terkubur di dalam sedimen.
-
Bagaimana fosil kepiting raksasa ini ditemukan? Setelah diamati lebih dekat, ia menyadari bahwa pada cakar tersebut terdapat seekor kepiting besar yang diawetkan dengan sempurna.
-
Di mana fosil kepiting raksasa itu ditemukan? Pada tahun 2008, seorang pemburu fosil amatir, Karl Raubenheimer, sedang berjalan-jalan di dekat rumahnya di Taranaki, Selandia Baru dan ia melihat sebuah capit besar yang menyembul dari sebuah batu.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Siapa yang menemukan fosil-fosil hewan purba tersebut? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Kapan fosil hewan purba ini ditemukan? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Ilmuwan Temukan Fosil Cakar Kepiting Raksasa, Kondisinya Sangat Utuh Meski Terkubur 8,8 Juta Tahun
Fosil cakar kepiting dengan ukuran sangat besar ditemukan di pantai Waitoetoe, Pulau Utara, Selandia Baru. Ilmuwan meyakini fosil ini merupakan nenek moyang dari kepiting raksasa selatan yang ada saat ini. Spesies ini diperkirakan hidup sekitar 8,8 juta tahun lalu dan dianggap sebagai jenis baru dalam ilmu pengetahuan.
Sumber: IFL Science
Ukuran yang sangat besar dan mencolok, membuat para ilmuwan menganggap bahwa spesies ini mungkin merupakan cikal bakal dari kepiting raksasa selatan yang dapat mencapai berat lebih dari satu ton.
Penemuan ini dianggap sebagai tambahan penting dalam penelitian paleontologi karena memberikan wawasan baru tentang kehidupan laut pada masa lampau.
Menurut para peneliti, fosil ini terawetkan dengan baik karena terkubur dalam sedimen, termasuk material vulkanik, sebelum proses dekomposisi menghancurkannya. Hal ini memungkinkan fosil ini menjadi bagian dari Formasi Urenui Miosen bagian atas di Cekungan Taranaki yang berumur sekitar 8,8 juta tahun. Penemuan ini juga menunjukkan nenek moyang kepiting ini hidup di perairan dalam, menandai penemuan pertama kali mereka di wilayah yang sekarang menjadi Selandia Baru.
- Ilmuwan Teliti Tulang Fosil Ikan Berusia 375 Juta Tahun, Temuannya Bikin Kaget
- Ilmuwan Temukan Fosil Lumba-Lumba Jenis Baru, Deretan Giginya Terbentang Lebar
- Ilmuwan Ungkap Hewan-Hewan Aneh Ini Pernah Hidup di Indonesia 12.000 Tahun Lalu
- Ikan Paus Ini Hidup Sejak Zaman Purba, Punya Paruh Seperti Tang dan Telurnya Beracun
Tim peneliti menyimpulkan fosil ini mewakili spesies baru yang diberi nama Pseudocarcinus karlraubenheimeri, sebagai penghormatan kepada Karl Raubenheimer dari New Plymouth, North Island, Selandia Baru, yang menyumbangkan spesimen tersebut.
“Kepiting Raksasa Selatan yang sekarang hidup, Pseudocarcinus gigas, adalah salah satu kepiting terbesar yang pernah hidup,” kata Barry WM van Bakel kepada IFLScience.
“Cakarnya bisa mencapai maksimum 47 sentimeter atau sekitar 18,5 inci, hampir setengah meter. Sedangkan fosil nenek moyang ini berukuran sekitar setengahnya," sambungnya.
Fosil ini juga memberikan gambaran tentang evolusi kepiting dari zaman dahulu hingga sekarang, dan bagaimana adaptasi mereka memungkinkan komunikasi dan kelangsungan hidup di lingkungan laut. Para peneliti menekankan gigantisme pada kepiting ini memberi mereka keuntungan dalam persaingan dan pertahanan di lingkungan mereka.