Ilmuwan Temukan Gua dan Terowongan Tersembunyi di Dalam Lubang Bawah Laut Terdalam di Dunia
Ilmuwan Temukan Gua dan Terowongan di Dalam Lubang Bawah Laut Terdalam di Dunia
Saat ini ilmuwan belum mampu mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja' di Teluk Chetumal, Meksiko.
-
Bagaimana bahasa gaul 'gabut' digunakan? Gabut: Dalam bahasa gaul, gabut berasal dari kata gaji buta. Kata ini kerap diungkapkan ketika seorang yang tidak melakukan pekerjaan apapun tapi tetap mendapatkan gaji.
-
Apa itu Gulo Puan? Konon, kudapan manis yang satu ini merupakan makanan legendaris, sebab dulunya menjadi kudapan para bangsawan dan raja Kesultanan Palembang.
-
Di mana Gua Pawon terletak? Gua yang berlokasi di Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi ini bisa tembus ke gua-gua terdekat di dusun setempat.
-
Apa itu gula kawung? Sampai saat ini gula kawung jadi andalan orang Sunda sebagai pengganti gula pasir. Yuk kenalan lebih dekat dengan gula kawung yang khas. Dibuat dari Pohon Aren Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Rabu (11/10), gula kawung dibuat dari air nira pohon aren, bukan dari air kelapa.
-
Apa yang ditemukan di Gua Te'omim? Dalam sebuah penelitian untuk Harvard Theology Review yang dipublikasikan oleh Cambridge University Press, peneliti dari Otoritas Kepurbakalaan Israel dan Universitas Bar-Ilan menjelaskan tentang temuan lampu minyak di dalam gua yang terletak di Bukit Yudea. Benda itu diketahui berasal dari zaman Romawi, sekitar abad kedua atau abad keempat Masehi atau 2.000 tahun lalu.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
Ilmuwan Temukan Gua dan Terowongan Tersembunyi di Dalam Lubang Bawah Laut Terdalam di Dunia
Saat ini, para ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja' di Teluk Chetumal, Meksiko, yang menurut pengukuran baru mungkin terhubung ke labirin gua dan terowongan bawah laut.
Taam Ja' Blue Hole (TJBH) di Meksiko adalah lubang bawah air terdalam di dunia.
Pengukuran baru menunjukkan Taam Ja' Blue Hole (TJBH) yang terletak di Teluk Chetumal, lepas pantai tenggara Semenanjung Yucatan itu terbentang setidaknya 420 meter di bawah permukaan laut, lebih dalam 146 meter dari yang didokumentasikan para ilmuwan saat pertama kali menemukan lubang biru itu pada 2021.
Lubang itu juga diketahui lebih dalam 119 m (390 kaki) dari pemegang rekor sebelumnya—Lubang Biru Sansha Yongle (sedalam 301 m), juga dikenal sebagai Lubang Naga, di Laut China Selatan.
- Ilmuwan Temukan Jejak Lautan Purba 183 Juta Tahun Lalu, Ada Saat Peristiwa Kepunahan Massal di Bumi
- Ilmuwan Tercengang Saat Temukan Peristiwa Sangat Langka, Hanya Terjadi Sekali dalam 1 Miliar Tahun
- Ilmuwan Akhirnya Temukan Jawaban Mengapa Volume Lautan di Bumi Tetap Konstan Selama Jutaan Tahun
- Apakah Ikan Bisa Tenggelam di Air? Jawaban Ilmuwan Ternyata Mengejutkan
“Pada 6 Desember 2023, dilakukan ekspedisi penyelaman untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan yang ada di TJBH,” tulis peneliti dalam jurnal Frontiers in Marine Science, seperti dilansir Live Science.
Selama ekspedisi, para peneliti melakukan pengukuran dengan alat pengukur suhu dan kedalaman yang membaca dan mengirimkan sifat-sifat air ke permukaan secara real time melalui kabel.
Data tersebut mengungkapkan Taam Ja' Blue Hole adalah "lubang biru terdalam di dunia, yang bahkan ilmuwan belum mampu mencapai dasarnya," tulis para peneliti.
Peneliti juga menyoroti berbagai lapisan air di dalam lubang biru, termasuk lapisan di bawah 400 m yang kondisi suhu dan salinitasnya mirip dengan laut karibia dan laguna terumbu pantai di dekatnya.
Hal ini menunjukkan TJBH mungkin terhubung ke laut melalui jaringan terowongan dan gua yang tersembunyi, menurut penelitian itu.
Lubang biru adalah gua vertikal berisi air, atau lubang runtuhan, ditemukan di daerah pesisir yang batuan dasarnya terbuat dari bahan yang mudah larut, seperti batu kapur, marmer, atau gipsum.
Mereka terbentuk ketika air di permukaan meresap melalui batuan, melarutkan mineral dan memperlebar retakan, yang pada akhirnya menyebabkan batuan tersebut runtuh.
Contoh terkenalnya adalah Dean's Blue Hole di Bahama, Dahab Blue Hole di Mesir, dan Great Blue Hole di Belize.
Pengukuran awal TJBH dilakukan dengan menggunakan echo sounder—instrumen yang mengirimkan gelombang suara ke dasar air dan mengukur kecepatan datangnya gelombang tersebut untuk menghitung jarak.
Namun, terdapat keterbatasan dalam teknik echo sounding di lubang biru karena fluktuasi kepadatan air dan bentuk setiap lubang yang tidak dapat diprediksi, dan mungkin tidak vertikal sempurna.
“Konfirmasi kedalaman maksimum tidak dapat dilakukan karena keterbatasan instrumen selama ekspedisi ilmiah pada tahun 2021,” tulis para peneliti.
Instrumen CTD yang digunakan untuk penelitian baru-baru ini juga tidak menemukan dasar lubang biru, karena hanya dapat beroperasi hingga kedalaman 500 m.
Ilmuwan menurunkan alat pengukur hingga kedalaman tersebut, namun kabel yang terpasang mungkin hanyut oleh arus bawah air atau menabrak sesuatu yang menghentikan perangkat tersebut untuk bergerak di kedalaman 420 m.
Pada penelitian selanjutnya, ilmuwan berencana membongkar kedalaman maksimum TJBH dan kemungkinan pembentukan bagian dari sistem gua dan terowongan bawah air yang rumit dan berpotensi saling berhubungan.