Ilmuwan Ungkap Suksesnya Sistem Kesehatan Mesir Kuno, Warga Kaya dan Miskin Tak Dibedakan
Hasil studi terbaru ini juga mengungkap bagaimana tenaga medis melakukan pengobatan terhadap pasien.
Hasil studi terbaru ini juga mengungkap bagaimana tenaga medis melakukan pengobatan terhadap pasien.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Kapan tengkorak Mesir Kuno yang menunjukkan bukti pengobatan kanker ini ditemukan? Tengkorak ini berasal dari antara tahun 2867 hingga 2345 sebelum Masehi (SM) dan merupakan milik seorang pria dengan usia 30 hingga 35 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di dua tengkorak berumur 4.000 tahun yang menunjukkan pengobatan kanker di Mesir Kuno? Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Medicine menunjukkan bekas luka yang ditemukan pada tengkorak berusia 4.000 tahun, menunjukkan orang Mesir Kuno pernah berusaha mengobati penyakit kanker.
-
Siapa yang menemukan bukti pengobatan kanker di Mesir Kuno? “Kami melihat meskipun orang Mesir Kuno mampu menangani patah tulang tengkorak yang kompleks, kanker masih merupakan batas pengetahuan medis,” kata Tatiana Tondini, seorang peneliti di Universitas Tübingen.
-
Apa isi dari manuskrip Mesir Kuno yang ditemukan? Ahli menemukan manuskrip Mesir Kuno berisi kisah masa kecil Yesus, ketika Yesus menghidupkan patung merpati dari tanah liat menjadi burung hidup.
-
Dimana tengkorak Mesir Kuno yang menunjukkan bukti pengobatan kanker ini ditemukan? Saat ini, tengkorak tersebut menjadi bagian dari Koleksi Duckworth milik Universitas Cambridge.
Ilmuwan Ungkap Suksesnya Sistem Kesehatan Mesir Kuno, Warga Kaya dan Miskin Tak Dibedakan
Sistem kesehatan di zaman Mesir kuno disebut telah maju dan sukses, khususnya dalam melayani masyarakat. Sistem ini menjadi fokus penelitian ilmuwan Rosalie David dan Roger Forshaw.
Dalam publikasi ilmiah mereka, Medicine and Healing Practices in Ancient Egypt (Praktik Pengobatan dan Penyembuhan di Zaman Mesir Kuno) yang berafiliasi dengan Universitas Manchester di Inggris, mengambil pendekatan fokus kepada layanan masyarakat. Studi tersebut mengungkap bagaimana penyedia layanan kesehatan dan pasien berinteraksi di tanah para firaun tersebut 3.000 tahun lalu.
Studi mendalam ini mengeksplorasi detail pengobatan Mesir kuno, fokus pada perawatan obat-obatan yang mengandalkan mineral, tumbuhan, dan bagian tubuh hewan.
- Sido Muncul Gandeng IDI dan RS UKRIDA Beri Pemahaman Soal Jamu Guna Wujudkan Kesehatan yang Holistik di Era Modern
- Penelitian Ungkap Canggihnya Dunia Medis Semut, Bak Manusia Lakukan Operasi buat Selamatkan Nyawa
- Kemajuan Pengobatan Mesir Kuno, dari Atasi Kanker Hingga Masalah Gigi Palsu
- Hore! Urus STR Tenaga Medis dan Nakes Kini Gratis
Kala itu, operasi ringan juga telah dilakukan. Termasuk juga praktik pengobatan lainnya seperti perban anggota tubuh yang patah sampai perawatan “ajaib” yang dapat diakses semua kalangan masyarakat, tanpa memandang status mereka.
Para peneliti menekankan, meskipun pemahaman kita tentang kehidupan Mesir kuno masih belum lengkap, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa setiap orang mempunyai pendapat dalam memilih penyedia layanan kesehatan mereka.
Prasasti-prasasti mengungkapkan peran ganda dokter di zaman Mesir kuno. Mereka tidak hanya memberikan layanan medis tapi juga menjadi pendeta di kuil-kuil yang didedikasikan untuk dewa-dewi penyembuhan.
Biaya pengobatan seperti ini juga tidak dipatok dengan tarif tertentu, tetapi disesuaikan dengan kemampuan pasien. Ini memastikan bahwa pengobatan medis tersedia untuk semua kalangan, bukan hanya kalangan kaya.
Pada masa itu, penyedia layanan kesehatan seperti bidan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah. Sementara itu, kompleks kuil dijadikan sebagai pusat pengobatan dan terapi.
Paramedis Mesir kuno tidak mengelompokkan penyakit ke dalam berbagai kategori. Tetapi rekam medis mereka fokus pada kasus individu, mencatat gejala-gejala dan efek yang mungkin terjadi. Mereka mengaitkan penyakit menular dengan dewa-dewi atau musuh, lalu meminta agar pasien bersembahyang, melakukan ritual, atau melakukan apa yang disebut pengobatan "magis".
Penyakit mental dicatat berdasarkan gejala, bukan jenis penyakit tertentu, seperti dilaporkan dalam majalah Archaelogy.
Orang Mesir kuno juga mempunyai sikap progresif penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas tidak dikecualikan dari tugas-tugas di kuil dan karier khusus ditetapkan untuk mendukung beragam kelompok. Pendekatan inklusif ini diterapkan pada usia lanjut, dimana perawatan kosmetik digunakan untuk melawan efek penuaan.
Dalam mengatasi gigitan binatang buas seperti ular dan kalajengking, peneliti menyatakan pentingnya Papirus Brooklyn yang berasal dari sekitar tahun 450 SM.
Papirus ini merupakan salah satu contoh paling awal rekam medis atau catatan medis.
Dokumen ini menjelaskan secara detail jenis-jenis ular, habitatnya, gejala gigitan, dan hubungannya dengan dewa-dewi.
Papirus Brooklyn menyarankan pengobatan mulai dari tindakan praktis hingga mantra magis. Penggunaan natron oleh orang Mesir, suatu zat alami, mencerminkan keahlian praktis mereka dalam mengobati penyakit semacam ini.
Meskipun rata-rata harapan hidup di Mesir kuno sebanding dengan masyarakat kuno lainnya, sekitar 90 persen orang dewasa tidak hidup melewati 50 tahun.