Ilmuwan Ungkap Virus Purba Punya Peran Besar dalam Evolusi Manusia, Nenek Moyang Kita Jadi Bisa Berkembang
Penemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari.
Penemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Apa yang diteliti para ilmuwan terkait evolusi manusia berjalan tegak? Pertanyaan seputar evolusi sikap bipedal dari nenek moyang yang berjalan dengan empat kaki telah lama menjadi misteri yang menantang para ilmuwan.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti yang mengubah pemahaman kita tentang evolusi ular? Spesies fosil ular yang baru ditemukan di Wyoming, Amerika Serikat tengah mengubah pemahaman kita tentang evolusi ular.
-
Kenapa ilmuwan meneliti virus purba di Himalaya? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan yang dapat mengubah pemahaman kita tentang manusia purba? Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba. Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
Ilmuwan Ungkap Virus Purba Punya Peran Besar dalam Evolusi Manusia, Nenek Moyang Kita Jadi Bisa Berkembang
Para ilmuwan menemukan sisa-sisa genom yang ditinggalkan virus raksasa purba di dalam DNA organisme bersel tunggal yang nenek moyangnya sama dengan organisme kompleks seperti kita.
Menurut laporan Science Alert, penemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari, menyumbangkan gen yang mungkin memberi sel-sel seperti nenek moyang simbiosis eukariota Amoebidium keunggulan dalam kelangsungan hidup.
Penelitian ini dilakukan tim ilmuwan dari Universitas Queen Mary London yang dipimpin ahli biologi evolusioner Alex de Mendoza Soler.
"Ini seperti menemukan kuda Troya bersembunyi di dalam DNA Amoebidium," jelas Mendoza Soler.
- Virus Mengerikan Ciptaan Ilmuwan China Bisa Bunuh Manusia dalam 3 Hari
- Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
- Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia
- 5 Senjata Militer Paling Berbahaya di Dunia, Pakai Senapan Hingga Virus
"Penyisipan virus ini berpotensi membahayakan, namun Amoebidium tampaknya mengendalikannya dengan membungkamnya secara kimiawi."
Serangan virus ini seharusnya berakibat fatal bagi Amoebidium, namun mikroba tampaknya telah menemukan cara untuk mengatasinya dengan membungkam gen asing ini dengan memodifikasi salah satu dari empat huruf dalam alfabet DNA menggunakan mekanisme yang disebut 5-metilsitosin (5mC).
Basa sitosin, atau 'C', dimodifikasi oleh enzim yang disebut DNMT1, yang ditemukan di semua organisme bersel banyak. Para peneliti ingin menemukan akar enzim pra-hewan, yang mengarahkan mereka ke protista bernama Amoebidium appalachense, yang pertama kali ditemukan bersembunyi di kerangka luar serangga air tawar.
Peneliti menemukan, organisme bersel tunggal ini tidak hanya menghasilkan DNMT1, mereka juga menggunakannya untuk menyimpan materi genetik dalam jumlah yang mengejutkan dari virus raksasa yang telah hilang dari sejarah.
“Temuan ini menantang pemahaman kita tentang hubungan antara virus dan inangnya,” kata de Mendoza Soler.
“Penyisipan virus mungkin berperan dalam evolusi organisme kompleks dengan menyediakan gen baru bagi mereka. Dan hal ini dimungkinkan melalui penjinakan kimiawi DNA penyusup ini,” kata de Mendoza Soler.
Dan karena A. appalachense adalah kerabat hewan, temuan ini dapat membantu kita lebih memahami fenomena serupa yang terjadi di dalam tubuh kita.
Manusia dan mamalia lain juga memiliki sisa-sisa virus purba yang terjalin dalam DNA mereka. Disebut sebagai retrovirus endogen, mereka diyakini sebagai sisa-sisa virus yang tidak berhasil membunuh kita.
Penelitian ini dipublikasikan di Science Advances.