Israel Beri Hukum Tentara yang Menolak Kembali Berperang di Gaza, Selain Sanksi juga Dapat Ancaman
Harian Haaretz pekan lalu melaporkan 130 tentara Israel menandatangani surat yang berisi menolak kembali ditugaskan ke Gaza selama belum ada pertukaran tawanan.
Militer Israel mulai menjatuhkan sanksi kepada puluhan tentara cadangan yang sebelumnya menyatakan akan menolak melanjutkan perang di Gaza kecuali kesepakatan pertukaran tawanan tercapai.
"Hukuman kepada para tentara itu termasuk lima orang yang saat ini bertugas di pasukan cadangan. Hukuman diberikan melalui sambungan telepon kepada mereka yang menandatangani surat penolakan, termasuk seorang prajurit yang sedang bertugas di Jalur Gaza," tulis koran Haaretz Selasa lalu, seperti dilansir TRT World, Rabu (16/10).
- Tentara Israel Akui Sengaja Bantai Warga Sipil di Gaza, Dari 200 yang Dibunuh Hanya 10 Mayat Terkonfirmasi Hamas
- Tentara Israel Mengaku Sudah Lelah Berperang di Gaza, Menolak Bertugas Karena Tak Ada Kepastian Kapan Pulang
- Israel Sengaja Ingin Tawanan di Tangan Hamas Segera Tewas, Ini Tujuannya
- Tentara Israel Ancam Lakukan Kudeta Militer Jika Perang di Gaza Dihentikan, "Kami Kehilangan Segalanya, Kami Tidak Punya Tempat Tujuan"
"Salah satu penandatangan surat mengatakan kepada sesama rekannya bahwa atasannya menanyakan soal keterlibatannya dalam surat tersebut, tapi dia menyangkal telah menandatanganinya," kata Haaretz.
Prajurit lain menyebut telepon dari atasannya itu sebagai "ancaman" sementara prajurit ketiga mengatakan komandan batalionnya melakukan "teguran panjang," yang akhirnya menyebabkan dia diberhentikan, katanya.
Haaretz melaporkan, pekan lalu 130 tentara menandatangani surat yang berjanji akan menolak penugasan kecuali pemerintah berkomitmen melaksanakan gencatan senjata dan menyepakati perjanjian pembebasan tawanan.
Banyak tawanan tewas
Surat itu ditujukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menteri-menteri kabinet, dan Kepala Staf Militer Herzi Halevi.
Israel memperkirakan masih ada 101 warga Israel yang kini masih ditawan di Gaza, sementara Hamas mengatakan banyak tawanan itu sudah tewas karena serangan udara Israel.
Upaya mediasi yang digagas oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk gencatan senjata dan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas menemui kegagalan karena Netanyahu menolak menghentikan perang dan terus memberikan persyaratan baru.
Sementara Hamas berkeras Israel harus menarik mundur semua tentaranya dari Jalur Gaza sebelum menyetujui kesepakatan.
Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu telah menewaskan 42.300 warga Palestina, terutama perempuan dan anak-anak serta lebih dari 99.000 lainnya mengalami luka.