Misteri Penemuan Piramida Bawah Laut di Jepang, Benarkah Atlantis yang Hilang? Ini Penjelasan Ahli
Struktur misterius ini ditemukan seorang penyelam pada 1987, namun asal usulnya masih menjadi perbincangan.
Struktur misterius ini ditemukan seorang penyelam pada 1987, namun asal usulnya masih menjadi perbincangan.
-
Bagaimana Danau Laut Tawar terbentuk secara ilmiah? Dari segi ilmiah, danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik dan vulkanik yang sudah berlangsung selama ribuan tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan saat mengamati arus bawah laut? Sebuah pegunungan kuno yang tersembunyi di dalam lautan dengan tekanan paling mematikan di dunia ditemukan oleh para peneliti.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan dunia kuno di bawah lapisan es Antartika? Ilmuwan menggunakan teknologi satelit dan metode radio-echo-sounding untuk memetakan area seluas 32.000 km2 di bawah lapisan es tersebut.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di dasar Laut Hitam? Para ilmuwan tercengang ketika menemukan sungai di bawah laut.
-
Bagaimana para ilmuwan menganalisis hilangnya Lautan Es Antartika? Peneliti dari Survei Antartika Britania (BAS) menggunakan set data iklim CMIP6 untuk memeriksa hilangnya es laut secara besar-besaran yang terjadi di Antartika. Dengan set data tersebut, para peneliti menganalisis data dari 18 model iklim yang berbeda untuk memahami probabilitas penurunan es laut yang begitu tajam.
-
Siapa yang menciptakan teori Atlantis? Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik.
Misteri Penemuan Piramida Bawah Laut di Jepang, Benarkah Atlantis yang Hilang? Ini Penjelasan Ahli
Tidak seperti piramida yang ada di Mesir maupun Amerika Latin, piramida yang ditemukan di Jepang ini sangat aneh dan langka, karena beradadi bawah laut.
Dinamai Monumen Yonaguni, struktur berbentuk piramida ini ditemukan penyelam lokal, Kihachiro Aratake pada 1987.
Sumber: Unilad
Puncak monumen setinggi sembilan meter ini hanya lima meter di bawah permukaan, dan terletak di dekat pulau Yonaguni, Jepang. Diyakini piramida ini merupakan reruntuhan peradaban kuno berusia 10.000 tahun.
- Peneliti Temukan Piramida di Kota Kuno yang Tenggelam di Dasar Laut, Sempat Disebut Atlantis yang Hilang
- Temuan Piramida Bawah Laut dari Zaman Batu Bikin Ahli Bingung, Ada yang Menyebutnya Sisa-Sisa Atlantis
- Arkeolog Temukan Struktur Misterius Dekat Piramida Terbesar Mesir, Berada 6,5 Meter di Bawah Tanah
- Ada Piramida Misterius di Dasar Laut Jepang, Ilmuwan Masih Berdebat Dibangun Manusia atau Alami
Diduga dulunya struktur ini adalah kastil, kuil, stadion, dan bahkan jalan.
"Saya menginjaknya tidak sengaja," tutur Aratake kepada BBC.
"Saya merasa sangat tersentuh ketika menemukannya."
Foto: BBC
Ketika menemukan struktur kuno itu, dia menyadari itu adalah harta karun Pulau Yonaguni.
Foto: Unveiled/YouTube
"Saya merahasiakannya. Saya tidak menceritakan ke siapapun staf saya," ujarnya.
Tim ilmuwan kemudian mulai meneliti struktur tersebut.
Foto: Unveiled/YouTube
"Sangat sulit untuk menjelaskan asal-usulnya sebagai sesuatu yang alami' mengingat 'banyaknya bukti pengaruh manusia terhadap struktur tersebut," kata Profesor Masaaki Kimura dari Universitas Ryukyu.
Sementara itu, Aratake mengatakan 'tangga spiral' monumen itulah yang meyakinkannya bahwa itu adalah buatan manusia.
Mengenai siapa yang membangunnya, salah satu teori menyatakan bahwa pulau ini diciptakan oleh orang-orang Jōmon: pemburu-pengumpul yang mendiami pulau-pulau tersebut sejak tahun 12000 SM.
Ahli geologi juga meneliti struktur tersebut. Ada anggapan piramida itu adalah Benua Atlantis yang hilang, namun ada yang mengatakan itu formasi alami yang langka.
“Ini adalah geologi dasar dan stratigrafi klasik untuk batupasir, yang cenderung pecah di sepanjang bidang dan memberikan tepian yang sangat lurus, terutama di daerah dengan banyak patahan dan aktivitas tektonik," jelas Robert Schoch, profesor di Universitas Boston yang pernah mengeksplorasi situs tersebut.
Ilmuwan di Universitas Ryukyu, Takayuki Ogata juga mengatakan struktur itu terbentuk secara alami. Dia pernah mengunjungi situs tersebut pada 2016.
"Saat pertama kali melihatnya saya langsung tahu formasi itu mirip dengan yang ada di darat," katanya kepada BBC.
“Saya telah meneliti banyak lokasi dan melakukan banyak kerja lapangan, tapi ini pertama kalinya saya melihat formasi yang bersambung dari daratan ke perairan.”