Pahatan Batu Kuno Ini Gambarkan Konflik Berdarah Antarsuku di Malaysia 353 Tahun Lalu
Pahatan batu ini ditemukan di Gua Sireh, Sarawak, Malaysia.
Pahatan Batu Kuno Ini Gambarkan Konflik Berdarah Antarsuku di Malaysia 353 Tahun Lalu
Penemuan ini diyakini menjadi studi pertama seni batu Malaysia. Metode penanggalan radiokarbon baru pada seni batu yang ditemukan di kompleks Gua Sireh membuka wawasan baru terkait gejolak konflik suku Bidayuh di wilayah Sarawak, yang sekarang disebut Borneo, Malaysia.
Sumber: Arkeonews
Terletak sekitar 55 km di tenggara ibu kota Sarawak, Kuching, situs ini dikelola oleh suku Bidayuh (suku pribumi lokal) bekerja sama dengan Departemen Museum Sarawak.
Situs ini menggambarkan perlawanan suku pribumi terhadap kekerasan perbatasan pada tahun 1600 dan 1800 Masehi.
Meskipun suku Bidayuh tidak menyimpan catatan tertulis tentang sejarah mereka, mereka adalah salah satu suku pribumi yang menghias dinding Gua Sireh dan tempat lain dengan seni batu, menggunakan pigmen sederhana untuk menghasilkan berbagai motif dan gambar, berisi lebih dari 300 gambar.
-
Bagaimana konflik antar kelompok terjadi? Konflik adalah warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
-
Bagaimana Danau Laut Tawar terbentuk secara ilmiah? Dari segi ilmiah, danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik dan vulkanik yang sudah berlangsung selama ribuan tahun.
-
Mengapa para ilmuwan menanam semangka di Antartika? Eksperimen ini tidak hanya berhasil membuktikan bahwa semangka dapat tumbuh di tempat terdingin di planet ini. Tetapi juga memberikan camilan pencuci mulut yang menarik bagi para ilmuwan yang tinggal di kondisi dingin Antartika.
-
Apa itu konflik, menurut sosiologi? Secara sosiologis, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
-
Apa yang sedang diutak-atik oleh para ilmuwan? Ilmuwan sedang Utak Atik Chip 6G Berbasis Cahaya, Begini Cara Kerjanya Prototipe yang akan dibuat berbentuk chip semikonduktor dengan menggunakan wafer silikon. Para ilmuwan sedang melakukan percobaan untuk membuat prototipe chip jaringan 6G di masa depan.
-
Bagaimana orang Batak biasa menyelesaikan konflik? Mereka juga diajarkan untuk mengemukakan pendapat dan diselesaikan secara terbuka dengan keluarga besar.
Foto: Courthouse News Service
Para peneliti fokus pada dua gambar arang terbesar di kompleks gua. Salah satunya, diidentifikasi sebagai GS3 yang menampilkan sosok bertubuh bulat menyerupai manusia, dengan perlengkapan seperti jubah, penutup kepala, dan pisau di kedua tangan. Yang lainnya, GS4, digambarkan sebagai gambar antropomorfik besar dengan tubuh segitiga yang memegang pisau.
Metode penanggalan radiokarbon yang baru diuraikan dalam artikel mengungkap kapan seni ini dibuat: figur GS3 kemungkinan dibuat antara tahun 1670-1710 sementara figur GS4 berasal dari tahun 1800-1830.
Temuan ini memungkinkan para peneliti menempatkan gambar-gambar ini dalam konteks sejarah.
“Saat antropomorf GS3 digambar, suku Bidayuh dikuasai oleh elit Melayu, sedangkan antropomorf GS4 kemungkinan dibuat selama periode konflik yang semakin meningkat antara suku Bidayuh dan penguasa Iban dan Melayu Brunei,” jelas tim peneliti.
"Selama periode ini, banyak penduduk asli Sarawak pindah ke daerah dataran tinggi, termasuk area Gua Sireh, untuk menghindari penganiayaan."
Sumber: Arkeonews
Meskipun kedua gambaran ini terpisah oleh waktu hingga 160 tahun, mereka memiliki karakteristik yang sama, termasuk ukuran, hiasan, dan kepemilikan senjata, menunjukkan bahwa mereka dibuat selama periode konflik.
Foto: Foto: Andrea Jalandoni
GS3 menggambarkan tubuh bulat dan lebih bercorak daripada sebagian besar antropomorf lain di situs ini, dengan kepala bundar besar, mulut diindikasikan, dan penis, tangan, dan kaki yang tampak lebih jelas.
Pahatan GS3 juga memiliki garis luar yang tidak biasa dengan tepian bergelombang di sekitar tubuh, lima bentuk segitiga di sisi tubuhnya, dan bagian atas yang membulat di atas kepala, memberikan kesan bahwa dia mengenakan jubah dan/atau penutup kepala.
Kedua gambaran ini dikelilingi oleh gambar-gambar manusia lebih kecil, mengisyaratkan bahwa mereka mungkin mewakili "prajurit besar dan/atau kuat."
Karya para peneliti ini menambahkan detail baru pada sejarah wilayah tersebut dan masyarakatnya.
- 41 Kerangka Manusia Tanpa Kepala Ditemukan di China, Ungkap Konflik Mengerikan 4.400 Tahun Lalu
- Hilang 155 Juta Tahun Lalu, Benua Seluas AS Akhirnya Ditemukan di Dasar Laut
- "Dunia Saya Telah Berakhir. Semuanya Lenyap Ditelan Gempa"
- Kota Kuno Bawah Tanah Terluas Ditemukan di Turki, Ada Istana Sampai Bengkel
“Gambar hitam di wilayah ini telah dibuat selama ribuan tahun,” kata Dr. Jillian Huntley, salah satu penulis studi.
“Pekerjaan kami di Gua Sireh mengindikasikan bahwa bentuk seni ini digunakan hingga masa lampau untuk mencatat pengalaman suku pribumi terkait kolonisasi dan kekerasan wilayah.”
Sumber: Arkeonews
"Dalam kombinasi dengan pekerjaan pencatatan yang rinci dan analisis seni batu regional yang sedang berlangsung, penentuan usia radiokarbon tambahan untuk seni batu hitam diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang Diaspora Austronesia/Melayu, serta kompleksitas sejarah manusia di Gua Sireh dan Asia Tenggara secara lebih luas."
Penyiksaan dan Perbudakan
Beberapa catatan sejarah mencatat secara detail penyiksaan terhadap suku Bidayuh. Dalam bukunya berjudul “Sarawak” (1965), fotografer dan sejarawan Hedda Morrison menceritakan "para penguasa tidak hanya merisak dan memperbudak masyarakat tetapi juga tidak ragu membiarkan ekspedisi orang Iban menyerang. Mereka mengumpulkan kepala orang yang mereka bunuh dan menyerahkan budak yang mereka tangkap kepada pihak berwenang Brunei sebagai bagian dari jarahan mereka."