PBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
PBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
Angka ini belum termasuk anak-anak yang diamputasi bagian lengan dan anggota tubuh lainnya.
-
Apa isi selebaran yang dijatuhkan Israel di Gaza? Selebaran Ramadan yang ditulis dalam bahasa Arab itu berisi seruan agar "memberi makan mereka yang membutuhkan dan berbicaralah yang baik". Di saat yang sama ratusan ribuan penduduk Gaza saat ini sedang kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air bersih.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Siapa yang mencatat kebiadaban Israel di Gaza? Ini salah satu kebiadaban Israel yang diungkap Euro-Med Monitor. Kebiadaban dan kekejian Israel selama operasi genosida mereka di Jalur Gaza, Palestina, tak ada habisnya. Baru-baru ini, lembaga pemantau HAM Eropa, Euro-Med Monitor mengungkapkan kebiadaban Israel yang sangat di luar akal manusia.
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Kenapa Israel melakukan pembantaian di Gaza? Selama beberapa pekan terakhir, para pejabat Israel mengklaim 13.000 'teroris' dibunuh oleh tentara Israel di Gaza, walaupun status ‘teroris’ menurut mereka adalah setiap pria dewasa yang ada di Gaza.
-
Di mana warga Palestina di Gaza mengungsi ketika Israel mengancam menyerang Rafah? Sekitar 1,5 juta warga Palestina, sebagian besar pengungsi, terjebak di kota kecil Rafah di Gaza selatan. Mereka kehilangan rumah mereka di daerah lain di Gaza karena gempuran brutal Israel sejak 7 Oktober, yang telah menewaskan lebih dari 28.000 orang.
PBB: Setiap Hari Ada 10 Anak Gaza yang Satu atau Dua Kakinya Harus Diamputasi karena Serangan Israel
Agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, tidak hanya telah membunuh hampir 40.000 manusia, tapi juga menyebabkan anak-anak menjadi cacat. Cedera mengerikan dan cacat anak-anak palestina akibat dampak pengeboman Israel di Gaza disorot oleh Philippe Lazzarini, Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
“Pada dasarnya, setiap satu hari, tercatat ada 10 anak yang rata-rata kehilangan satu atau dua kakinya,” kata Lazzarini, dikutip dari The Cradle, Rabu (26/6).
Menurut data dari badan anak-anak PBB UNICEF, UNRWA mencatat bahwa angka tersebut tidak termasuk anak-anak yang kehilangan lengan dan tangan, ada lebih banyak catatan medis dari angka tersebut.
- Tentara Israel Bunuh Diri Setelah Pulang dari Gaza, Pernah Pamer Video Hancurkan Rumah Warga Palestina
- Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
- Israel Bunuh 14.500 Anak Gaza Dalam 3.000 Aksi Pembantaian, Lebih Banyak Ketimbang Konflik Mana pun di Dunia
- Afrika Selatan Ancam Tangkap Warganya yang Ikut Berperang Bela Israel di Gaza
“Sepuluh per hari, itu berarti sekitar 2.000 anak telah melalui perang brutal ini selama lebih dari 260 hari,” tambah Lazzarini.
Dia juga menekankan bahwa saat ini, amputasi di Gaza dilakukan dalam kondisi dan tingkat yang mengerikan.
Secara terpisah, LSM yang berbasis di Amerika Serikat, Save the Children, memperkirakan sekitar 21.000 anak hilang akibat perang Israel di Gaza.
Sejak agresinya dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh 37.626 orang, sekitar 75 persen di antaranya adalah anak-anak, wanita dan orang tua. Lebih dari 10.475 adalah wanita.
Menanggapi semakin meningkatnya korban anak-anak, beberapa negara di dunia mulai menyuarakan pembelaan bagi negara Palestina khususnya warga di Jalur Gaza. Salah satunya adalah Yunani yang menuntut agar negara-negara di Eropa menanggapi “tragedi” ini dan menerima anak-anak dari Gaza untuk dirawat dari luka-luka dan trauma terkait perang lainnya.
"Kita harus menghadapi tragedi ini dengan sangat jelas," ujar Menteri Luar Negeri Yunani George Gerapetritis pekan lalu.
"Eropa harus terbuka terhadap orang-orang yang terluka dari (Gaza) dan juga terhadap anak-anak yang kini menghadapi kelaparan atau bahaya lainnya," sambungnya.
Gerapetritis telah berbicara dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa dan mencari dukungan dari negara-negara lain untuk melanjutkan proyek ini.
Brussels mendesak para menteri kesehatan dan perlindungan sipil Uni Eropa untuk menyuarakan kesiapan mereka untuk menerima pasien Palestina dalam sebuah surat yang dikirim pada bulan Mei. Kolombia telah menyatakan bahwa mereka akan menyediakan perawatan medis bagi anak-anak Palestina yang terluka.
Anak-anak Gaza juga berada di ambang kelaparan, dengan kementerian kesehatan pemerintah mencatat bahwa 98 persen anak-anak tidak memiliki akses ke air minum yang aman. Setidaknya "33 anak di seluruh Jalur Gaza, terutama di wilayah utara meninggal akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di tengah kelaparan yang semakin parah," tambah kementerian tersebut.
Lazzarini mengatakan UNRWA, penyedia bantuan kemanusiaan terbesar untuk Gaza, kekurangan dana yang dibutuhkan. "
Kami memiliki uang tunai hingga akhir Agustus, kekurangan sekitar 140 juta dolar AS (Rp2,3 triliun) untuk menjembatani hingga akhir tahun," ujar Lazzarini.