Penjelajah Temukan Struktur Kuno Raksasa di Balik Gletser Gunung Ararat yang Mencair, Kapal Nabi Nuh?
Gunung Ararat di Turki selama ini diduga menjadi tempat berlabuhnya bahtera Nabi Nuh.

Grey Eastman, seorang penjelajah jarak jauh sekaligus pemilik Eastman Archaeology menemukan struktur kuno yang telah lama terkubur di bawah gletser di Gunung Ararat, Turki.
Dilansir dari laman Accesswire, studi yang dilakukan oleh Eastman dalam “Revelation of an Ancient Structure on Mount Ararat," berhasil mendokumentasikan kemunculan struktur tersebut akibat penyusutan gletser selama beberapa tahun belakangan.
-
Apa yang ditemukan di lokasi dugaan Kapal Nabi Nuh? Sampel tanah dari puncak tertinggi di Turki mengungkap aktivitas manusia dan material laut.
-
Kenapa para peneliti meyakini lokasi tersebut adalah lokasi Kapal Nabi Nuh? Penanggalan batuan dan tanah dari lokasi tersebut sesuai dengan waktu Banjir Besar menurut Alkitab.
-
Dimana lokasi dugaan Kapal Nabi Nuh ditemukan? Arkeolog meyakini mereka kemungkinan telah menemukan lokasi akhir Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat, Turki.
-
Bagaimana para peneliti meneliti dugaan lokasi Kapal Nabi Nuh? Peneliti dari tiga universitas di Turki dan Amerika Serikat menghabiskan sekitar setahun untuk menganalisis batuan dan tanah di formasi Durupinar terkenal di Gunung Ararat, gunung tertinggi di Turki.
-
Di mana lokasi yang diyakini sebagai tempat bersemayanya kapal Nabi Nuh? Gunung Ararat sangat terkenal di dunia berkat kondisi geologi dan geomorfologinya serta diyakini sebagai tempat bersemaya kapal Nabi Nuh.
-
Kenapa kapal selam Nazi tenggelam di Karimunjawa? Berdasarkan sejarahnya, kapal selam Nazi itu ditembak dengan torpedo oleh pasukan sekutu pada tahun 1944.
Citra satelit dari Google Earth Pro ini menangkap struktur kuno tersebut dari tahun 2015 hingga 2020 dan menunjukkan mencairnya gletser selama musim panas yang lebih hangat.
Struktur tersebut memiliki panjang sekitar 149 meter dengan lebar sekitar 21 meter dan terletak pada ketinggian 4.661 meter di atas permukaan laut pada kemiringan 8 derajat, dengan koordinat GPS 39°42'39.65" LU, 44°17'59.52" BT.
"Pencairan gletser yang cepat akibat perubahan iklim menyingkapkan harta karun yang tersembunyi selama berabad-abad," ujar Eastman.
"Struktur ini, baik kapal maupun bangunan kuno, telah terbungkus es selama berabad-abad dan baru sekarang terlihat oleh kita," imbuhnya.
Diperlukan penelitian lebih lanjut
Eastman berteori bahwa struktur tersebut mungkin telah terbungkus selama periode yang lebih dingin seperti Periode Neo Glasial atau Zaman Es Kecil, dan kemunculan ini merupakan hasil dari tren pemanasan terkini.
- Petani Kapulaga di Garut Temukan Struktur Bangunan dan Pecahan Gerabah Saat Mencangkul Tanah
- Peneliti Temukan Jembatan Batu Kuno di Gua Bawah Laut, Dibangun 5.600 Tahun Lalu
- Menyusuri Indahnya Gunung Ranai, Kawasan Geosite yang Miliki 3 Puncak di Kabupaten Natuna
- Fakta Menarik Prasasti Rukam, Berisi tentang Peristiwa Meletusnya Gunung Api di Era Mataram Kuno
Gunung Ararat sendiri telah lama diduga sebagai tempat berlabuhnya bahtera Nabi Nuh, akan tetapi Eastman mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan ini.
Sementara itu, ia percaya ada kemungkinan struktur tersebut dapat dihubungkan dengan teknik pembuatan kapal kuno atau peradaban lain yang pernah berkembang pesat di wilayah tersebut.
"Entah ini benar-benar Bahtera Nuh atau bukan, bangunan ini memiliki makna budaya dan sejarah yang sangat besar. Eksplorasi lebih lanjut dapat mengungkap wawasan penting tentang peradaban kuno yang tinggal di sini," tulis Eastman.
Lebih lanjut, Eastman menambahkan bahwa paparan radiasi ultraviolet, kelembaban, dan kondisi atmosfer lainnya dapat menyebabkan percepatan kerusakan atau tertimbunnya struktur kuno ini dengan lapisan es. Oleh karena itu, Eastman mendesak para ahli untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada situs tersebut.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti