Satellit Kayu Pertama di Dunia Diluncurkan ke Luar Angkasa, Ternyata Ini Tujuannya
Satellit kayu pertama di dunia, LignoSat, diluncurkan untuk menguji material kayu di luar angkasa.
Peluncuran LignoSat
Pada hari Selasa, dunia menyaksikan peluncuran satelit kayu pertama yang diberi nama LignoSat. Peluncuran ini merupakan upaya untuk membuktikan bahwa kayu dapat digunakan sebagai material yang layak untuk keperluan luar angkasa.
LignoSat dirancang oleh tim peneliti dari Universitas Kyoto, Jepang, dan terbuat dari honoki, sejenis pohon magnolia yang sebelumnya digunakan untuk membuat sarung pedang. Dengan proyek ini, tim berharap untuk menanam pohon di bulan dan Mars dalam waktu 50 tahun ke depan.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa nama satelit berbahan kayu yang akan diluncurkan ke luar angkasa? Satelit ini diberi nama LignoSat, dengan ukuran yang hanya sebesar cangkir kopi. Bahan dasarnya adalah kayu magnolia, dan akan diluncurkan ke orbit Bumi pada musim panas tahun depan.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Bagaimana Observatorium Atacama Universitas Tokyo (TAO) mengamati luar angkasa? TAO merupakan instrumen yang beroperasi pada panjang gelombang inframerah menengah. Hingga saat ini, wilayah spektrum ini hanya bisa dijangkau oleh teleskop luar angkasa saja, seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST).
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Apa itu "tangan hantu" yang ditangkap NASA di luar angkasa? "Tangan hantu" ini adalah istilah astronomi yang ditangkap dengan menggunakan teleskop. Dua observatorium sinar -X milik NASA tak sengaja berhasil menangkap gambar mirip tangan yang berada di luar angkasa. Oleh ilmuwan NASA, disebut sebagai “tangan hantu”.
Tujuan dan Rencana Masa Depan
Menurut Takao Doi, seorang astronaut yang juga meneliti aktivitas manusia di luar angkasa di Universitas Kyoto, penggunaan kayu sebagai material konstruksi dapat memberikan banyak keuntungan. "Dengan kayu, material yang dapat kita produksi sendiri, kita akan mampu membangun rumah dan hidup serta bekerja di luar angkasa selamanya," ujarnya.
Pengujian kayu di luar angkasa telah dilakukan oleh para peneliti Jepang selama 10 bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa honoki merupakan jenis kayu yang paling cocok untuk aplikasi di luar angkasa.
Konstruksi LignoSat
Untuk membangun LignoSat, tim peneliti menggunakan teknik kerajinan tradisional Jepang tanpa menggunakan sekrup atau lem. Pendekatan ini memungkinkan satelit untuk tetap utuh meskipun berada di lingkungan yang ekstrem.
"Jika kami dapat membuktikan bahwa satelit kayu pertama kami berfungsi, kami ingin menawarkan proyek ini kepada SpaceX milik Elon Musk," tambah Doi. LignoSat direncanakan akan mengorbit Bumi selama enam bulan.
Selama masa orbitnya, LignoSat akan mengukur seberapa baik kayu dapat bertahan dalam kondisi ekstrem di luar angkasa. Suhu di luar angkasa dapat berfluktuasi dari -100 hingga 100 derajat Celsius setiap 45 menit saat objek bergerak melalui kegelapan dan cahaya matahari.Satelit ini juga akan mengevaluasi kemampuan kayu dalam mengurangi dampak radiasi luar angkasa terhadap semikonduktor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang penggunaan material kayu dalam teknologi luar angkasa.
Keunggulan Kayu Dibandingkan Logam
Para peneliti menjelaskan bahwa kayu memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan logam. Ketika satelit konvensional dinyatakan tidak layak dan masuk kembali ke atmosfer Bumi, mereka menghasilkan partikel oksida, sementara kayu diperkirakan akan terbakar dengan lebih sedikit polusi.
Selain itu, kayu diharapkan lebih tahan lama di luar angkasa dibandingkan di Bumi karena tidak ada kelembapan yang dapat merusaknya dan tidak ada oksigen yang dapat membakarnya. Kenji Kariya, seorang manajer di Sumitomo Forestry Tsukuba Research Institute, menyatakan, "Mungkin terlihat ketinggalan zaman, tetapi kayu sebenarnya adalah teknologi mutakhir saat peradaban menuju bulan dan Mars."
Dampak Terhadap Industri Kayu
Ekspansi penggunaan kayu di luar angkasa dapat memberikan dampak positif bagi industri kayu. Dengan potensi untuk membangun infrastruktur di bulan dan Mars, kebutuhan akan material kayu dapat meningkat. Hal ini bisa menjadi pendorong bagi inovasi dan pengembangan teknik baru dalam pengolahan kayu.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk menguji kayu sebagai material luar angkasa, tetapi juga untuk mengeksplorasi kemungkinan baru dalam pemanfaatan sumber daya alam di luar planet kita. Penelitian ini membuka jalan bagi masa depan di mana kayu dapat menjadi bagian integral dari kehidupan manusia di luar Bumi.
Sumber: Deutsche Welle