Bisakah Kita Buang Sampah ke Luar Angkasa atau ke Matahari? Begini Kata Ilmuwan
Elon Musk bisa mengirimkan ribuan satelit ke orbit rendah Bumi. Wajar jika pertanyaan itu muncul.
Setelah melihat Elon Musk, pemilik Space X, mengirim ribuan satelit ke orbit rendah Bumi, wajar saja jika muncul pertanyaan, mengapa kita tidak bisa meluncurkan semua sampah di Bumi ke luar angkasa? Atau bahkan langsung ke Matahari?
John L. Crassidis, profesor Teknik Mesin dan Kedirgantaraan di Universitas Negeri New York mengatakan kepada Popular Science, "Sama sekali tidak layak dari segi biaya. Anda memerlukan banyak dorongan dan banyak bahan bakar untuk meluncurkan sampah-sampah itu," kata dia.
-
Bagaimana cara ilmuwan untuk mencari sampah luar angkasa? Setelah memperkirakan hal tersebut akhirnya tim peneliti membandingkan data sinyal yang diukur oleh Deep Space Network milik NASA dan jaringan antena di seluruh dunia yang membantu badan antariksa AS berkomunikasi dengan alat-alat luar negeri yang tersebar jauh.
-
Mengapa ilmuwan mencari sampah luar angkasa? Potongan-potongan tersebut pada akhirnya nanti berpotensi menabrak satelit yang sedang beroperasi.
-
Bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi? Sebenarnya, ada tiga pemicu bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi. Bisa jadi ada tabrakan antara satelit dengan satelit lainnya. Adanya puing-puing angkasa atau satelit mati yang terabaikan juga bisa menjadi penyebab lainnya. Terakhir, adanya asteroid atau meteorit mikro yang tanpa diprediksi menghantam satelit juga bisa menjadi penyebab.
-
Dimana letak sampah luar angkasa? Laporan dari Earth How, Sabtu (21/10) menyatakan bahwa jumlah sampah luar angkasa lebih dari 5500 ton. Jarak sampah luar angkasa ini beragam, dimulai dari 700 hingga 360.000 kilometer di atas permukaan Bumi.
-
Dimana sampah luar angkasa berada? Melansir dari situs BGR, Minggu, (2/9), menurut Badan Antariksa Eropa, Bumi ini dikelilingi oleh 26.500 keping puing dengan lebar 4 inci.
-
Kenapa penting membersihkan sampah luar angkasa? Kerjasama yang dilakukan oleh TransAstra dan NASA ini selain untuk mengurangi penumpukan sampah di ruang angkasa, hal ini juga dapat mempermudah pergerakan satelit dan pesawat ruang angkasa yang datang.
Profesor Crassidis menjelaskan, seandainya sampah akan dibuang ke Matahari. Pertama, Anda harus mengumpulkan semua sampah dan menaruhnya di lokasi pusat. Kemudian menaruh sampah sebanyak itu ke roket untuk mengirim muatan itu ke Matahari.
Bertabrakan dengan satelit
Dia menegaskan hal itu membutuhkan triliunan dolar karena roket hanya dapat meluncurkan sejumlah barang tertentu dalam satu waktu.
Selain itu, tantangan lainnya adalah bahwa sampah di Bumi tidak dapat dibuang ke sembarang tempat, meskipun nyatanya hal itu terjadi di Bumi.
Namun, jika bisa mengumpulkan semua sampah dan membawanya keluar angkasa. Profesor Carradis memperingatkan “Anda harus menjauhkannya dari pengaruh Bumi, setidaknya 35.405,6 kilometer dari permukaan. Jika tidak, sampah akan bertabrakan dengan satelit,” jelasnya.
Untungnya, jika sampah tersebut kembali ke Bumi, sebagian besar dari sampah tersebut akan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan masih ada bagian yang tersisa dari sampah itu untuk jatuh ke Bumi.
Lalu, bagaimana jika sampah langsung dibuang ke Bulan? "Anda tentu tidak ingin membuangnya ke sekitar Bulan, karena sampah itu bisa jatuh ke Bulan, kan? Anda ingin sampah kita menumpuk di Bulan?” kata Crassidis.
Crassidis mengatakan jika 200 tahun dari sekarang bisa jadi umat manusia akan menjelajah Mars dan tentunya kita tidak ingin ada sampah di sana. Selain itu, hal tersebut bisa menjadi bumerang untuk manusia suatu hari nanti.
Meski begitu, profesor Crassidis yakin ide untuk meluncurkan sampah ke Matahari suatu hari nanti dapat berhasil dengan asumsi perkembangan teknologi di masa depan akan memungkinkan hal tersebut.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti