Temuan DNA dari 8.000 Tahun Lalu di Indonesia Ungkap Sosok Misterius di Sulawesi
Peneliti genetika membenarkan temuan fosil kerangka berusia 7.200 tahun di sebuah gua di Sulawesi pada 2015 tidak bisa dihubungkan dengan penemuan berbagai tipe manusia modern sebelumnya.
Peneliti genetika membenarkan temuan fosil kerangka berusia 7.200 tahun di sebuah gua di Sulawesi pada 2015 tidak bisa dihubungkan dengan penemuan berbagai tipe manusia modern sebelumnya. Melalui uji pengurutan sampel DNA, peneliti membuktikan sisa kerangka yang ditemukan itu adalah sosok seorang perempuan belia dari keturunan manusia yang sudah punah yang disebut Toalean. Manusia Toalean hidup di Sulawesi selatan selama puluhan ribu tahun sebelum akhirnya punah pada abad ke-5 Masehi.
Tim gabungan internasional dari para ahli arkeogenetik merampungkan proses uji pengurutan DNA yang diambil dari bagian tulang telinga bagian dalam dari kerangka sosok perempuan itu. Dalam artikel yang ditulis di Jurnal Nature, ilmuwan mengungkap sosok perempuan belia yang diberi nama Besse itu umurnya sekitar 18 tahun ketika dia meninggal.
-
Mengapa penggalian arkeologi ini dianggap penting? "Situs ini memiliki (peninggalan) arkeologi yang luar biasa dan memudahkan kita mendapatkan pemahaman seperti apa kehidupan orang-orang yang menempati negeri ini pada abad ketujuh."
-
Siapa yang memimpin misi arkeologi ini? Misi arkeologi ini dipimpin Ramadan Helmy sebagai Kepala Misi dan Direktur Kepurbakalaan Sinai Utara.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi para arkeolog? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir yang mengumumkan temuan ini pada 23 Juli lalu menyampaikan, artefak ini bisa memberikan pemahaman lebih luas terkait "rahasia peradaban Mesir kuno", termasuk praktik penguburan pada masa itu dan juga peran kota pesisir tersebut dalam perdagangan dengan negara lain di zaman kuno.
"Ini penemuan yang sangat menarik karena ini kali pertama ada kerangka manusia yang relatif lengkap dan berkaitan dengan artefak dari budaya Toalean, kelompok manusia pemburu yang menghuni barat daya Sulawesi sekitar 8.000 hingga 1.500 tahun lalu," kata Adam Brumm, profesor arkeologi di Universitas Griffith Australia kepada Live Science, seperti dilansir laman Ancient Origins.
Kerangka manusia itu awalnya ditemukan oleh arkeolog dari Universitas Hasanuddin di Makassar yang tengah menggali di Gua Liang Panning, Sulawesi Selatan. Gua itu adalah salah satu dari banyak gua di daerah itu yang banyak ditemukan artefak dari orang Toalean. Nenek moyang orang Toalean tiba di Sulawesi sekitar 50.000-65.000 tahun lalu.
Orang Toalean diyakini oleh banyak agli sebagai penghuni asli pulau Sulawesi (meski ada perdebatan soal itu). Orang Indonesia modern, termasuk yang ada di Sulawesi adalah keturunan dari manusia pemburu dari zaman Neolithik Asia yang tiba sekitar 3.500 tahun lalu. Karena orang Toalean mampu bertahan hidup hingga abad ke-5 Masehi, tampaknya kedua kelompok manusia itu hidup berdampingan secara damai di Sulawesi selama beberapa waktu.
Karena sosok perempuan belia itu adalah temuan dari kerangka manusia Toalean yang pertama, DNA-nya mengungkap banyak keterangan genetik yang menarik tentang kelompoknya.
DNA dari perempuan muda itu terbukti berasal dari nenek moyang yang sama dengan suku Aborigin Australia dan penduduk asli New Guinea. Kelompok manusia ini bermigrasi lewat laut dari benua Asia setidaknya 50.000 tahun lalu.
(mdk/pan)