Temuan Kerangka Aneh Prasejarah, Jadi Bukti Raksasa Pernah Bermukim di California
Keberadaan raksasa di masa lalu merupakan subjek yang menarik dan kontroversial.
Ilmuwan menemukan kerangka manusia dewasa yang terlihat tidak biasa di Lembah San Joaquin bagian utara California, Amerika Serikat.
Temuan Kerangka Aneh Prasejarah, Jadi Bukti Raksasa Pernah Bermukim di California
Keberadaan raksasa di masa lalu merupakan subjek yang menarik dan kontroversial. Banyak mitologi dan legenda dari berbagai belahan dunia dipenuhi dengan cerita tentang raksasa yang berkuasa. Makhluk besar yang kuat perkasa itu seringkali ditakuti oleh penduduk setempat. Namun, tidak jarang subjek tentang raksasa sering kali diabaikan oleh para sejarawan yang menganggap bahwa cerita tersebut hanya sebagai dongeng belaka. Padahal, sudah banyak mitos dan legenda yang telah dikonfirmasi keasliannya oleh ilmu pengetahuan modern.
-
Bagaimana kerangka-kerangka raksasa tersebut diawetkan? Kerangka ini tingginya sekitar 2,4 sampai 3 meter, telah dimumifikasi seperti mumi-mumi Mesir kuno.
-
Apa saja yang ditemukan bersama kerangka? Kerangka ini ditemukan mengenakan perhiasan mewah dan dikelilingi oleh senjata-senjata serta barang-barang istimewa seperti prasasti dua sisi dan segel.
-
Apa itu kue keranjang? Kue keranjang adalah kue khas Imlek yang terbuat dari tepung ketan, gula, dan air yang dikukus dalam cetakan bambu.
-
Bagaimana bentuk Rangkiang? Dari segi arsitektur, secara kasat mata terlihat jelas pada bagian atapnya menyerupai rumah gadang. Atap Rangkiang berbentuk gonjong dan terbuat dari bahan ijuk. Untuk dindingnya, Rangkiang terbuat dari anyaman bambu tanpa diberi jendela maupun pintu.
-
Di mana kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Apa itu Rangkiang? Di Sumatera Barat, kelompok etnis Minang yang juga tidak lepas dari aktivitas pertanian juga memiliki lumbung padi sendiri bernama Rangkiang. Sebuah rumah kecil dengan atap menyerupai rumah gadang ini menjadi tempat untuk menyimpan hasil panen padi masyarakat setempat.
Dilansir laman Ancient Pages, dalam sebuah jurnal Internasional Paleopatologi sekelompok ilmuan mendeskripsikan penemuan kerangka manusia dewasa yang terlihat tidak biasa. Temuan ini adalah hasil dari kegiatan penggalian di Bukit Blossom yang merupakan sebuah situs pada zaman Holosen Akhir (4350-2980 SM) berlokasi di Lembah San Joaquin bagian utara California, Amerika Serikat.
Zaman Holosen Akhir
Gigantisme
Akromegali merupakan kelainan tubuh langka yang belum banyak didokumentasikan dari temuan-temuan prasejarah, terutama di Amerika Utara. Kelainan ini merupakan gangguan langka yang terjadi pada sistem endokrin yang mirip dengan gigantisme. "Ini adalah bukti awal kondisi ini pada manusia, satu-satunya kasus yang didokumentasikan dari California prasejarah, dan salah satu kerangka yang lebih lengkap yang didokumentasikan dengan kondisi ini," kata Dr. Eric Bartelink, seorang antropolog fisik di Universitas California, Chico.
Sebuah artikel menarik yang diterbitkan oleh Western Digs terkait penemuan ini berpendapat bahwa pria yang meninggal ini "diperkirakan berada di usia pertengahan 30-an pada saat kematiannya.
Sisa tulangnya ditemukan dalam sebuah gundukan pemakaman bersama dengan 176 jenazah lainnya dekat Kota Central Valley, Elk Grove.”
Pria tersebut merupakan bagian dari budaya memburu dan meramu yang dikenal sebagai suku Windmiller. Masyarakat ini “menguburkan jenazah mereka dengan posisi datar dan menghadap ke bawah, bukan dalam posisi menunduk dengan kepala menghadap ke barat”. Pria ini dikubur dengan perlengkapan makam yang lengkap. Penyebab kematiannya tidak diketahui.
"Orang dengan akromegali memiliki harapan hidup yang lebih rendah dan banyak masalah pernapasan serta jantung ketimbang orang yang normal," kata Dr. Bartelink.
"Tidak seperti gigantisme sejati, di mana kelenjar pituitari mulai melepaskan jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan pada masa kanak-kanak, akromegali tidak dimulai hingga masa dewasa awal, setelah semua tulang panjang tubuh telah selesai tumbuh.
Tumor pada kelenjar pituitari memicu keluarnya hormon dengan merangsang pertumbuhan yang berlebihan pada perkembangan tulang di wajah, tangan, kaki.
Bartelink membandingkan tengkorak jasad itu dengan 14 tengkorak laki-laki lainnya dari gundukan yang sama dan menemukan bahwa tengkorak tersebut lebih tinggi dan lebih lebar.