Temuan Kulit dan Otak Manusia dari Zaman Perunggu di Turki Ungkap Tragedi Mengenaskan 2.700 Tahun Silam
Sisa otak dan kulit dari dua individu ini ditemukan di situs Zaman Perunggu terkenal di Turki.
Temuan Kulit dan Otak Manusia dari Zaman Perunggu di Turki Ungkap Tragedi Mengenaskan 2.700 Tahun Silam
Temuan Kulit dan Otak Manusia dari Zaman Perunggu di Turki Ungkap Tragedi Mengenaskan 2.700 Tahun Silam
Di situs Tavşanlı Höyük, sebuah bukit di provinsi Kütahya, Turki barat, arkeolog menemukan sisa-sisa otak dan kulit yang terawetkan dengan baik dari dua individu yang hidup pada Zaman Perunggu.
Ini pertama kalinya sisa kulit ditemukan dalam penggalian arkeologi di Turki, sementara sisa-sisa otak hanya ditemukan dalam empat atau lima kesempatan sebelumnya.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang ukuran otak manusia? Ilmuwan menemukan otak manusia mengalami pertumbuhan sebesar 7% sejak tahun 1930.
-
Kapan penelitian tentang ukuran otak manusia dilakukan? Peneliti di Universitas California (UC), Davis Health melakukan studi terhadap berbagai ukuran otak orang yang lahir antara tahun 1930 hingga 1970an.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang otak manusia yang diawetkan? Tim peneliti yang dipimpin Alexandra Morton-Hayward dari Universitas Oxford meninjau literatur ilmiah dan menghubungi arkeolog di seluruh dunia.
-
Bagaimana para ilmuwan berusaha memahami bentuk nenek moyang terakhir manusia dan kera? Dalam upaya untuk memahami LCA, para ahli telah memeriksa kerabat hidup kita seperti simpanse, gorila, orangutan, dan siamang.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan dalam kulit mamut berbulu berusia 52.000 tahun? Menurut hasil penelitian terbaru, para ilmuwan menemukan fosil kromosom purba dari kulit gajah purba atau mamut berbulu berusia 52.000 tahun.
-
Bagaimana cara arkeolog mengetahui umur tulang-tulang hewan dan manusia? Arkeolog meyakini tulang-tulang hewan ini diletakkan di tempat tersebut pada 5300 SM hingga 5000 SM.
Penggalian ini dipimpin oleh Departemen Arkeologi Universitas Bilecik Şeyh Edebali, dengan bantuan tim ahli lokal dan internasional yang terdiri dari 25 anggota.
Foto: Anadolu
Mereka menjalankan penelitian ini di Tavşanlı Höyük, yang dikenal sebagai "Hati Anatolia Barat" karena bentuknya menyerupai hati jika dilihat dari udara. Karena lokasinya yang strategis di jalur peralihan antara Anatolia Barat dan Anatolia Tengah, penelitian di situs ini sangat penting dalam memahami komunikasi antar wilayah pada masa lalu.
Foto: Anadolu
Sisa-sisa otak dan kulit yang terawetkan ditemukan pada dua individu yang berbeda. Salah satunya adalah seorang pria muda berusia 15-18 tahun, sementara yang lainnya adalah seorang pria paruh baya berusia 40-45 tahun.
Foto: Anadolu
Sisa-sisa organ tubuh ini terawetkan melalui proses karbonisasi, yang terjadi ketika rumah mereka dibakar dalam serangan yang terjadi sekitar 3.700 tahun yang lalu. Temuan ini memberikan gambaran tentang tragedi yang dialami oleh dua individu ini, yang mungkin tidak dapat melarikan diri saat rumah mereka terbakar dalam serangan besar terhadap kota ini sekitar tahun 1.700 SM.
Sumber: Arkeonews
Profesor Erkan Fidan, yang memimpin penggalian ini, menyatakan bahwa Tavşanlı Höyük adalah permukiman tertua di wilayah tersebut dan diperkirakan menjadi ibu kota wilayah pada Zaman Perunggu. Temuan ini diungkapkan dalam sebuah konferensi yang diadakan oleh European Association of Archaeologists di Belfast, Irlandia Utara, yang menggarisbawahi pentingnya penemuan ini dalam konteks sejarah dan budaya Anatolia Barat.
- Tragedi Kebakaran Saat Pernikahan di Irak, "Kami Mati Rasa, Kami Merasa Hampa"
- Gadis Zaman Perunggu Ini Dimakamkan dengan 180 Tulang Kaki Hewan, Jasadnya Dipenuhi Perhiasan Mewah
- Jejak Penyakit TBC Paling Awal Menjangkiti Manusia 9.000 Tahun Lalu, Buktinya Ditemukan di Permukiman Purba Bawah Laut
- Manusia dan Kera Punya Nenek Moyang yang Sama, Ilmuwan Ungkap Seperti Apa Sosoknya
Selain itu, Profesor Yılmaz Selim Erdal dari Departemen Antropologi Universitas Hacettepe menjelaskan, sisa otak dapat terawetkan karena kedua kerangka tersebut terpapar suhu tinggi selama serangan, yang memungkinkan otak tetap terlindungi di dalam tengkorak. Mereka juga menemukan sisa kulit manusia yang terkarbonisasi pada salah satu kerangka, antara dada dan perut.
Penemuan ini akan membantu para ahli untuk menyelidiki lebih lanjut tentang serangan besar yang terjadi di kota ini dan siapa yang bertanggung jawab atasnya. Ini adalah salah satu penemuan arkeologi yang sangat signifikan di Turki dan akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang sejarah Anatolia Barat pada Zaman Perunggu.Sumber: Arkeonews
Kesimpulannya, temuan ini tidak hanya mengungkapkan masa lalu yang terkubur, tetapi juga membantu kita memahami bagaimana masyarakat pada masa itu menghadapi tantangan dan tragedi yang tak terduga.
Sumber: Arkeonews