Ukiran 500 Jejak Kaki dari Zaman Batu Bikin Takjub Ilmuwan, Setelah Ditelusuri Terungkap Pemiliknya
Setelah melakukan pelacakan terhadap ratusan jejak kaki ini, ilmuwan mengungkap pemilik jejak kaki ini.
Ukiran 500 Jejak Kaki dari Zaman Batu Bikin Takjub Ilmuwan, Setelah Ditelusuri Terungkap Pemiliknya
Ukiran 500 Jejak Kaki dari Zaman Batu Bikin Takjub Ilmuwan, Setelah Ditelusuri Terungkap Pemiliknya
Manusia Zaman Batu di Namibia ternyata memiliki kemampuan luar biasa dalam mengukir jejak kaki manusia dan hewan yang sangat rinci, sehingga para peneliti Suku Asli modern dapat mengidentifikasi dengan tepat spesies apa yang digambarkan oleh pengukir zaman dahulu dalam seni mereka.
Tiga Pakar
Penelitian terbaru ini melibatkan tiga pakar pelacakan suku asli yaitu Tsamgao Ciqae, Ui Kxunta, dan Thui Thao, yang telah lama berkecimpung sebagai ahli pelacak profesional untuk berburu di padang pasir Kalahari.
Mereka diberikan tugas untuk mengidentifikasi lebih dari 500 contoh jejak yang diukir pada permukaan batu, termasuk jejak manusia dan hewan. Hasilnya menakjubkan, para pakar ini mampu mengenali bukan hanya jenis hewan yang digambarkan, tetapi juga jenis kelamin, usia, dan bahkan kaki yang tepat dalam lebih dari 90 persen kasus.
Sumber: IFL Science
-
Siapa yang menemukan jejak kaki manusia purba? Dalam penelitian awal, sekelompok arkeolog mengklaim telah menemukan jejak kaki manusia yang berusia 23.000 hingga 20.000 tahun di Taman Nasional White Sands, New Mexico.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Dimana jejak kaki manusia purba ditemukan? Baru-baru ini para peneliti menemukan puluhan jejak kaki di sebuah situs arkeologi Koobi Fora, sebuah cekungan kuno di Kenya yang menunjukkan dua spesies manusia purba hidup di lanskap dan waktu yang sama.
-
Kapan jejak kaki manusia purba ditemukan? Sebenarnya, dari jejak kaki tersebut tidak ditemukan tanggal pastimya, namun berdasarkan batu-batu dan endapan lainnya para peneliti meyakini jejak tersebut berusia sekitar 79.000 tahun hingga 148.000 tahun.
Dalam penelitian ini, terungkap bahwa terdapat 513 ukiran jejak hewan pada seni batu dari Zaman Batu Akhir. Para pakar penjejakan berhasil mengidentifikasi 345 jejak hewan berkaki empat dan 62 jejak burung, serta 106 jejak manusia.
Tak kurang dari 40 spesies hewan berbeda teridentifikasi, dengan zirafah, kudu, springbok, ayam guinea, dan badak putih serta hitam menjadi yang paling umum digambarkan.
Jejak-jejak hewan lain seperti kucing liar Afrika, kera, gnu biru, dan kerbau juga diukir, meskipun dengan frekuensi yang lebih rendah. Menariknya, hanya satu jejak cheetah yang ditemukan dalam koleksi seni batu ini.
Lokasi seni batu ini berada di Pegunungan Doro Nawas, dan dari 513 jejak hewan yang diukir, 398 di antaranya berasal dari hewan dewasa dan 98 dari hewan yang bukan dewasa. Selain itu, jejak laki-laki jauh lebih banyak daripada jejak perempuan, dengan perbandingan 227 berbanding 180.
Sumber: IFL Science
Selain jejak hewan, peneliti juga menemukan 106 jejak manusia di antara ukiran-ukiran tersebut. Ternyata, sebagian besar jejak manusia yang diukir adalah jejak manusia yang belum dewasa, dengan hanya 15 yang diatribusikan kepada individu yang sepenuhnya dewasa. Secara keseluruhan, 74 manusia yang digambarkan dalam seni batu tersebut diidentifikasi sebagai laki-laki dan 32 sebagai perempuan. Lebih jauh, analisis menunjukkan kehadiran 56 jejak kaki kanan dan 50 jejak kaki kiri.Mengesankan, para peneliti juga menemukan bahwa jejak manusia yang diukir tidak bersifat generik, melainkan mencerminkan usia yang spesifik. Penemuan ini menjadi lebih menarik jika dibandingkan dengan fakta bahwa hingga 80 persen figur manusia dalam seni batu kuno di Namibia bagian tengah adalah "tanpa atribut," yang berarti mereka tidak memiliki ciri-ciri spesifik seperti jenis kelamin atau usia.
Sumber: IFL Science
Para peneliti berkesimpulan bahwa jejak yang diukir ini mungkin memiliki makna simbolis yang kompleks, meskipun tujuan pasti dari ukiran-ukiran ini tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan. Mereka menegaskan bahwa pemahaman sepenuhnya tentang makna dalam ukiran ini mungkin hanya bisa ditemukan melalui dialog langsung dengan para seniman purba yang menciptakannya.
Sumber: IFL Science