Trauma Charlie Hebdo, Prancis tambah ribuan polisi antiteror
Berniat tambah 2.680 intel hingga 2017 buat awasi ribuan terduga teroris, dengan gelontoran dana Rp 6,1 T.
Pemerintah Prancis mengakui trauma atas serangan beruntun bermotif terorisme yang terjadi awal tahun ini. Khususnya serbuan kantor Tabloid Charlie Hebdo yang bisa terjadi hanya 20 menit setelah rombongan presiden lewat.
Perdana Menteri Manuel Valls menyatakan evaluasi menyeluruh soal intelijen sudah dijalankan. Kesimpulannya, mereka perlu menambah tenaga polisi, tentara, hingga kontraintelijen berfokus pada aktivitas antiteror.
-
Apa yang dirayakan oleh orang Prancis di Bastille Day? Setiap tanggal 14 Juli, Prancis merayakan Bastille Day, sebuah hari yang penuh makna yang memperingati salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah Prancis.
-
Bagaimana pihak berwenang Perancis menanggapi ancaman tersebut? Pihak berwenang Perancis telah meyakinkan publik akan memberikan pengamanan yang maksimal dengan mengerahkan puluhan ribu personel keamanan.
-
Kapan pencurian tas turis Perancis terjadi? Peristiwa itu, terjadi pada Minggu (28/4) sekira pukul 18.30 WITA, di Terminal keberangkatan International Bandara I Gusti Ngurah Rai.
-
Apa yang ditemukan di bawah rumah sakit di Prancis? Para arkeolog Prancis belum lama ini melakukan penggalian di lingkungan tua Hôtel Dieu Rennes di barat laut Perancis. Melansir laman arkeonews.net, Jumat (5/7) Institut Nasional Penelitian Arkeologi Pencegahan Perancis melaporkan penggalian di bawah rumah sakit kuno sejak abad ke-19 itu dimulai pada tahun 2022. Dua tahun setelahnya, para Arkeolog berhasil mengungkap temuan kota kuno tersebut dan sisa bukti kehidupan sehari-hari Romawi di zamannya.
-
Apa yang dicuri dari turis Perancis? Dalam tas yang dibawa kabur oleh pelaku usai pelaku mengantar korban ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, berisi uang puluhan juta Rupiah.
-
Fosil apa yang ditemukan oleh para peneliti di Prancis? Peneliti menemukan koleksi fosil laba-laba laut yang usianya mencapai 160 juta tahun.
"Kami memperkirakan perlu menambah 1.100 intel polisi dalam tiga tahun mendatang," ujarnya saat membuka Seminar "Mobilisasi Kontra Terorisme" di Paris, seperti dilansir BBC, Kamis (22/1).
Jumlah sebanyak itu di luar pembukaan lapangan kerja bagi 2.680 tenaga sipil untuk posisi analis terorisme di tiga instansi, mulai dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Keuangan.
Pemerintah Prancis sekaligus batal memangkas 7.500 tentara dan polisi, yang awalnya hendak dilakukan untuk penghematan anggaran. "Kami akan menyisihkan anggaran ekstra untuk aktivitas antiteror senilai USD 490 juta (Rp 6,1 triliun)," kata Valls.
Tujuan dari perang besar-besaran ini adalah mengawasi 3.000 orang terduga teroris di Prancis secara lebih massif. Mereka terkait dengan Al Qaidah, ISIS, dan bermacam organisasi teror sayap kanan lainnya.
Valls menyatakan, staf ahlinya menyimpulkan jumlah intel di Prancis selama ini kurang. Agen lapangan cuma 20 orang yang aktif setiap hari. Sementara jaringan sel radikal teroris jumlahnya ribuan di kota-kota yang banyak imigran.
Prancis merupakan negara Eropa yang jumlah warganya berangkat ke Suriah paling banyak. Para simpatisan ISIS dari Negeri Anggur itu mencapai 500-an orang.
Baca juga:
Protes Charlie Hebdo, LPI Banten desak pemerintah usir Dubes Prancis
Kecam Charlie Hebdo, massa Hizbut Tahrir geruduk Kedubes Prancis
Survei sebut 42 persen Warga Prancis tolak kartun Charlie Hebdo
Buntut Charlie Hebdo
Tentang Charlie Hebdo, tujuh gereja di Niger dibakar massa
Aksi negara-negara muslim di dunia demo mengecam Charlie Hebdo