Hoba, situs meteorit terbesar di dunia
Meteorit Hoba dikenal sebagai meteorit terbesar yang berhasil sampai ke permukaan bumi.
Meteorit Hoba ditemukan di sebuah peternakan Hoba West, tidak jauh dari Grootfontein, Otjozondjupa, Namibia.
Benda luar angkasa itu ditemukan oleh seorang petani bernama Jacobus Hermanus Brits, saat dirinya sedang mengolah salah satu lahannya pada tahun 1920. Tak disangka, sesuatu yang keras menahan bajaknya. Yang ternyata, itu adalah meteorit.
Meteorit pun segera digali, namun karena itu begitu besar (sekitar 60 ton), benda itu tidak pernah dipindahkan sampai sekarang. Meteorit Hoba tidak hanya dikenal sebagai meteorit terbesar, tetapi juga sebagai potongan paling besar yang sampai ke permukaan bumi.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Dimana letak Pulau Lombok yang memiliki banyak tempat wisata pantai? Berada di antara Laut Bali dan Samudera Hindia membuat Pulau Lombok memiliki banyak lokasi wisata indah seperti pantai.
-
Di mana Desa Wisata Nusa berada? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
-
Di mana Desa Wisata Selamanik berada? Desa Wisata Selamanik di Kabupaten Ciamis, sebagai 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Meteorit Hoba, sebagaimana dilansir amusingplanet, diperkirakan telah mendarat kurang dari 80.000 tahun yang lalu. Anehnya, meteorit ini tidak terlihat menyisakan lubang besar di sekitarnya. Menurut para ahli, hal ini dikarenakan meteorit itu memasuki atmosfer bumi pada sudut yang sangat rendah, yang diperlambat oleh atmosfer ke titik jatuhnya di permukaan bumi pada kecepatan terminal, sehingga benda luar angkasa itu masih tersisa utuh dan hanya menyisakan sedikit lubang.
Pada tahun 1920, massa dari meteorit yang berukuran 2,6 meter ini diperkirakan mencapai 66 ton. Namun sayangnya, erosi, sampling ilmiah dan vandalisme telah mengurangi massa dari meteorit selama bertahun-tahun sehingga menjadi 60 ton. Bahkan, bekas alur gergaji besi dapat dilihat dengan mudah di beberapa bagian di permukaan meteorit.
Dalam upaya untuk mengendalikan vandalisme, Meteorit Hoba dinyatakan sebagai Monumen Nasional pada tahun 1955. Walau demikian, vandalisme pada meteorit terus berlangsung sampai Foundation Rössing akhirnya mendanai restorasi dan pelestarian meteorit itu pada tahun 1988 secara menyeluruh. Dan kini, tempat jatuhnya Meteorit Hoba menjadi pusat wisata yang dikunjungi oleh ribuan wisawatan setiap tahun.