Jenderal TNI Kawan Dekat Soeharto, Dicopot dari Jabatan Strategis Karena Terlalu Populer
Dulu bahu membahu mendirikan Orde Baru bersama Soeharto. Sang Jenderal pecah kongsi kemudian
Dulu bahu membahu mendirikan Orde Baru. Pecah kongsi kemudian
Jenderal TNI Kawan Dekat Soeharto, Dicopot dari Jabatan Strategis Karena Terlalu Populer
Kemal Idris adalah salah satu jenderal yang bahu membahu mendirikan Orde Baru bersama Soeharto.
Di tahun 1966, Kemal Idris menjabat sebagai Kepala Staf Kostrad.
Dia punya andil besar dalam transisi Orde Lama ke Orde Baru.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto selalu tersenyum? Presiden Indonesia Kedua Soeharto dikenal dengan sebutan ‘The Smiling General’ atau Sang Jenderal yang Tersenyum. Ini karena raut mukanya senantiasa tersenyum dan ramah.
-
Bagaimana cara Soeharto memilih wakil presiden di era Orde Baru? Menurut Soeharto, tim ini yang akan memberikan penilaian akhir dari nama-nama yang muncul untuk menjadi wakil presiden Soeharto."Saya tidak sendiri memilih wakil presiden," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
Setelah Soeharto Berkuasa, Kemal Idris Terkejut Karena 'Didubeskan'
Di era Orde Baru, 'Didubeskan' atau dikirim menjadi Duta Besar adalah cara Soeharto menyingkirkan para jenderal di sekelilingnya yang dianggap tidak lagi sejalan atau bisa menjadi saingan.
Menjadi Dubes sama sekali bukan jabatan idaman para jenderal Angkatan Darat di tahun 1970an.
Kemal Idris pun mempertanyakan alasan Soeharto menjadikannya Duta Besar. Menurutnya lebih baik dirinya tetap bersama Soeharto di dalam negeri.
Apa Jawaban Soeharto?
"He, kamu masih militer tidak?' balas Soeharto.
"Iya, Pak." jawab Kemal.
"Kalau kamu masih militer ini perintah," kata Pak Harto.
Soeharto kemudian menjelaskan alasannya. Menurutnya posisi Dubes Yugoslavia untuk Kemal ini tepat untuk memperbaiki hubungan yang retak setelah G30S/PKI.
Selain itu ada alasan peremajaan di tubuh Angkatan Darat. Benarkah?
Kemal baru mengetahui alasan pencopotan dirinya sebagai Panglima Antar Daerah Wilayah Indonesia Timur beberapa tahun kemudian.
Laksamana Sudomo yang membocorkan hal itu pada Kemal.
Ada Laporan Intelijen yang Masuk ke Presiden Soeharto
Disebut kinerja Kemal sebagai Panglima dinilai bagus. Kemal berhasil mengajak rakyat Indonesia Timur ikut menyukseskan pembangunan.
Kemal juga berhasil mengambil hati kaum muda di Indonesia Timur.
"Dia terlalu populer di sana. Popularitas itu diperlukannya untuk memperoleh jabatan tertinggi.
Laporan itu konon ditulis oleh Ali Moertopo.
- Potret Rumah Jenderal Soeharto di Cendana Tahun 1967, di Luar Dijaga Tank di Dalam Ada Harimau Mengaung
- Potret Lawas Putri Presiden Soeharto Wisuda Sarjana IPB Tahun 1987, Wajahnya Ramai Disebut Mirip Mendiang Jupe
- 28 Tahun lalu Salaman dengan Presiden Soeharto, Kini di Pundak Pria ini Tersemat Pangkat Jenderal Polisi
- Cerita Unik Soeharto Usai Lengser, Tolak Dikawal Hingga Bikin Paspampres Putar Otak
"Dulu dia berani melawan Bung Karno yang sedang dalam puncak kejayaannya. Tentu dia akan berani pula melawan Soeharto," tulis laporan itu.
Kepopuleran dan langkah berani Kemal dianggap berbahaya untuk Presiden Soeharto.
Laporan itu Dipercaya Soeharto
Kemal harus meninggalkan karir kemiliterannya.
Hubungan keduanya pun merenggang, Demikian ditulis Kemal dalam biografinya Bertarung Dalam Revolusi.
Saat Presiden Soeharto berkunjung ke Yugoslavia pun dia tidak meminta Kemal sebagai Dubes untuk menghadap.
Kemal yang akhirnya datang disambut dengan dingin.
"Saya datang seperti orang yang tak berharga di matanya," kata Kemal.
Soeharto Tidak Lagi Mengingat Kemal Idris Yang Dulu Pernah Berjanji Loyal Padanya
"Pak Harto, tidak usah takut pada saya. Saya akan loyal kepada pimpinan negara, terhadap Pak Harto. Saya akan loyal selama Pak Harto masih tetap pada cita-citanya, yang juga menjadi cita-cita saya," kata Kemal.
Namun tak boleh ada matahari kembar dari Angkatan Darat di era Orde Baru.