Kisah Heroik & Humanis, Pilot TNI AU Bebaskan Sandera di Papua Tanpa Korban Jiwa
Misi itu berhasil menyelamatkan seluruh anggota TNI dan Polri yang dikepung. Di sisi lain, tak jatuh satu pun korban dari warga sipil.
Penulis: Arsya Muhammad
Gerombolan Organisasi Papua Mereka (OPM) mengepung satu regu pasukan Angkatan Udara dan kepolisian. Letnan Kolonel Udara Pedet Soedarman dan pesawat B-26 Invader dikirim untuk membebaskan mereka.
Peristiwa ini terjadi tanggal 16 Agustus 1965 di Kokonau. Satu regu Pasukan Gerak Tjepat (PGT) TNI AU dan polisi dikepung ribuan OPM.
Letkol Pedet menerima tugas tersebut. Dia terbang dengan B-26, tanpa Wingman ke arah sasaran. Pesawat itu dipersenjatai 16 roket di sayap kanan dan kiri serta 8 mitraliur 12,7 mm. Pedet siap berjibaku menghadapi para pemberontak.
Dari kokpit pesawat yang terbang rendah, Pedet bisa melihat ribuan orang mengepung satu regu PGT dan beberapa orang polisi. Kondisi mereka sudah terjepit. OPM juga terus mengarahkan warga setempat untuk ikut mengepung.
Pedet menggambarkan situasinya terlihat cukup mengerikan. Seolah orang-orang terus berdatangan untuk mengeksekusi segelintir anggota TNI dan Polri yang sudah terdesak itu.
Kisah ini ditulis dalam biografi Pedet Soedarman, Pengalaman Heroik Penerbang Bomber
-
Kapan Pesawat B-25 Mitchell milik TNI AU digunakan untuk menumpas pemberontakan? Sejak itu, dia tidak pernah absen dalam setiap operasi militer TNI AU. Bomber B-25 ditugaskan untuk membombardir lokasi kubu pertahanan pasukan Kahar Muzakar di pegunungan Sulawesi Selatan.
-
Mengapa B-25 Mitchell menjadi pesawat andalan TNI AU? Pesawat itu adalah B-25 Mitchell buatan North American Aviation. B-25 Mitchell Menjadi Pesawat Pengebom Andalan AS dan Sekutu Saat Perang Dunia II Bomber ini dilengkapi 12 senapan mesin berat 12,7 mm dan bisa mengangkut 1,5 ton bom. Terbang jauh untuk menghajar wilayah lawan.
-
Bagaimana para awak pesawat menyelamatkan Kapten Lancaster? Respon cepat dari awak pesawat sangatlah vital dalam situasi yang mengancam nyawa ini. Pramugari Nigel Ogden segera merespons dengan melompat ke kokpit dan mengamankan Lancaster dengan memegang pinggangnya agar tidak terlepas sepenuhnya dari pesawat.
-
Apa yang menjadi tugas pertama Pesawat B-25 Mitchell milik TNI AU? Pesawat ini segera menjalani tugas pertamanya: Menumpas Pemberontakan Republik Maluku Selatan.
-
Kapan kecelakaan ketiga pesawat De Havilland Comet terjadi? Setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Kenapa Petruk melempar orang keturunan Betawi dari pesawat? Petruk: (Tak mau kalah. Dia lempar orang keturunan Betawi di sampingnya ke luar pesawat).Kali ini Semar dan Gareng: (Jantungnya nyaris copot) Semar: “Lho? Kenapa kamu buang orang betawi tadi? Kan kasihan?”Petruk: “Tenang aja! Indonesia kaya banget kok! Masih banyak, orang betawi yang hidup di sana.”
Ambil Tindakan Humanis
Pedet bisa saja mengambil tindakan tegas dengan langsung menembaki gerombolan itu. Namun dia paham, tidak semua orang di bawahnya adalah pengikut OPM. Sebagian besar mungkin hanya ikut-ikutan saja karena dipaksa oleh gerombolan.
Apalagi ternyata di antara orang-orang itu ternyata ada wanita dan anak-anak. Bagaimana cara melaksanakan misi tanpa melukai orang-orang tak bersalah?
"Mereka adalah rakyat Indonesia, keluarga sendiri," batin Pedet.
Setelah mengamati kondisi lapangan lebih seksama. Diambilnya keputusan cepat. Pilot jagoan TNI AU itu membuat manuver.
Dia terbang mendatar dan menembakkan roket dan senapan mesin ke arah gunung yang diyakininya kosong tak berpenghuni.
Dua kali aksi itu dilakukannya. Suara menggelegar bersahut-sahutan terdengar menakutkan.
Berhasil! OPM dan warga ketakutan melihat aksinya. Mereka berlari meninggalkan TNI dan Polri yang dikepung untuk menyelamatkan diri.
Tanpa Satu pun Korban Jiwa
Misi itu berhasil menyelamatkan seluruh anggota TNI dan Polri yang dikepung. Di sisi lain, tak jatuh satu pun korban dari warga karena keputusan yang diambil Pedet,
"Tugas terlaksana dengan baik tanpa korban jiwa dari OPM maupun masyarakat yang ikut-ikutan," kata perwira menengah Angkatan Udara ini.
Pemandangan yang sangat berkesan untuk Pedet adalah saat dia memastikan semua tawanan selamat. Pesawat B-26 itu terbang rendah.
Pedet melambaikan tangannya dan disambut dengan oleh pasukan tersebut dengan lambaian penuh kegembiraan karena nyawanya diselamatkan.
Pedet segera kembali ke Biak dan tak lama kemudian terbang pulang ke markasnya di Lanud Abdulrachman Saleh setelah misinya di Papua selesai.
- Buntut KKB Bunuh Pilot Selandia Baru, Nakes, Guru Hingga Anak-Anak Dievakuasi dari Timika
- Aksi Heroik Kapolres di Riau Gendong Nenek 70 Tahun Pingsan Antre Sembako
- Aksi Heroik Anggota TNI Nyebur ke Laut Selamatkan Penumpang Sengaja Lompat ke Air, Momennya Dramatis
- Aksi Heroik Perwira Polisi di Rokan Hulu Evakuasi Nenek Sahar Berusia Hampir Seabad dari Banjir
Ternyata tiga hari setelah itu, seorang anggota PGT yang diselamatkan khusus datang ke Markas Korud IV di Biak.
Atas nama seluruh tim yang diselamatkan, dia mengucapkan terima kasih sambil menangis haru atas bantuan Pedet yang menyelamatkan mereka.