Mengenal Oei Hong Kian, Dokter Gigi Soekarno yang Tak Pernah Dibayar
Perlatan yang disediakan negara untuk Soekarno pun tidak memadai.
Oei Hong Kian seorang dokter gigi terkenal pada masanya. Pasien-pasiennya pun bukan orang-orang sembarangan. Antara lain, Sutan Sjahrir, Rasuna Said, Soekardjo Wirjopranoto, Suwirjo, Mayjen S.Parman, Syamsuridzal, dan Mochtar Lubis.
Tak heran jika dr. Tan, dokter pribadi Soekarno meminta drg. Oei Hong Kian untuk memeriksa Bung Karno sakit gigi ketika menjalani karantina politik yang berat.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Dimana dokter Soebandi dimakamkan? Jasadnya lalu dimakamkan pada 26 Maret 1950 di Taman Makam Pahlawan Patrang, Kabupaten Jember.
-
Apa yang ditemukan Dr. Federica Gigante? “Ketika saya mengunjungi museum dan mempelajari astrolab dari dekat, saya melihat bahwa tidak hanya terdapat inskripsi berbahasa Arab yang diukir dengan indah, tetapi saya juga dapat melihat inskripsi samar-samar dalam bahasa Ibrani. Instrumen ini sekarang menjadi objek paling penting dalam koleksi mereka,” kata Gigante dalam sebuah pernyataan di laman Universitas Cambridge.
-
Bagaimana Lettu Soejitno gugur? Soejitno mengambil senapan mesin Lewis yang dibawa Harjono dan menembakkannya ke arah musuh di seberang. Nahas, tanpa sepengetahuannya ternyata di wilayah selatan, yakni di Glendeng, Belanda telah memperkuat pertahanan dan mengamankan proses pemasangan jembatan. Soejitno dilempari sebutir granat yang kemudian meledak di dekatnya. Tak hanya itu, mengutip Instagram @tuban_bercerita, peluru juga mengenai badan Soejitno. Ia pun gugur di lokasi perlawanan.
-
Siapa yang menembak dokter Soebandi? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
Dikutip dari Buku ‘Bung Karno Dibunuh Tiga Kali?’ karya Asvi Warman Adam, ada awal tahun 1967, Soekarno mengalami sakit gigi sehingga dr. Tan memanggil drg. Oei Hong Kian datang ke Istana Merdeka.
Namun, betapa terkejutnya drg. Oei Hong Kian saat tiba di sana dan melihat bahwa peralatan gigi yang ada di Bogor. Ada di Istana Merdeka merupakan peralatan yang berasal dari gudang NICA, Belanda, tentu saja peralatan itu sudah ketinggalan zaman.
Akhirnya, drg. Oei Hong Kian memberi usul agar perawatan gigi dilakukan di rumah sekaligus tempat praktiknya di Jalan Serang, Menteng, Jakarta Pusat.
Dia menyarankan untuk melakukan perawatan di sana karena alat-alatnya lengkap dan modern. Namun, pihak keamanan tidak mengizinkan hal itu.
Saat itu, Soekarno sedang diperlakukan sebagai tahanan politik pasca peristiwa G30S yang di mana ia dicurigai ikut berperan dalam peristiwa tersebut.
- Sido Muncul Berikan Operasi Gratis untuk 200 Penderita Katarak di Bogor
- Dekan FK Unair Dicopot Usai Tolak Dokter Asing, Mahfud: Jangan Sampai Ada Orang Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Mengenang Endang Witarsa, Pelatih di Balik Kesuksesan Sepak Bola Nasional Bergelar Dokter Gigi
- Mengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun
Maka satu-satunya cara adalah drg. Oei membawa alat-alat yang berada di tempat praktiknya ke Istana.Peralatan tersebut diangkut dengan truk dipasang di Istana, dan setelah selesai harus dibawa kembali dengan cara yang sama.
Bolak-Balik Menteng Bogor
Sungguh merepotkan. Kejadian ini tidak hanya dilakukan satu kali, karena Soekarno memerlukan perawatan intensif sehingga drg. Oei harus bolak-balik ke Istana.
Setelah Soeharto resmi diangkat menjadi presiden, Soekarno pindah dari Istana Merdeka ke Bogor.
Sehingga ketika Soekarno sakit gigi, ia harus datang ke dokter gigi, tempat praktik drg. Oei karena di Bogor tidak ada alat-alat perawatan.drg. Oei bahkan keheranan melihat keketatan pengamanan Soeharto ketika hanya untuk memeriksa giginya.
Pasalnya, mobil drg. Oei sampai harus dikeluarkan dari garasi dan digantikan mobil Soekarno masuk ke dalam garasi, bahkan Soekarno masuk ke rumahnya melalui garasi.
Tak sampai di situ, enam orang tentara bersenjata juga ikut masuk ke dalam rumah dan satu di antaranya memaksa untuk ikut masuk ke dalam ruang perawatan.
Namun, drg. Oei dengan tegas menolak karena ia harus menjaga rahasia penyakit pasiennya sehingga tentara itu akhirnya hanya menjaga di depan pintu.
Soekarno yang harus bolak-balik ke rumah drg. Oei untuk perawatan giginya, meminta kepada drg. Oei agar putra-putrinya bisa bertemu dengannya walaupun hanya sesaat ketika giginya dirawat.
Ikhlas Tanpa Dibayar
Pada bulan Maret 1968, drg. Oei pindah ke Belanda, namun sebelum itu ia sudah menyiapkan cor emas untuk dipasang pada gigi Soekarno, namun gagal karena pengawasan terhadap Bung Karno semakin diperketat.
Selama perawatan itu drg. Oei memberikan perawatan dengan ikhlas tanpa dibayar. Ia tidak dibayar oleh pemerintah ataupun oleh Soekarno.
Karena kehidupan Soekarno pasca G30S sangat memprihatinkan, apalagi ketika Supersemar diterbitkan, kekuasaannya semakin tergerus.
Soekarno menjadi tahanan politik, kesulitan uang, bahkan ia tidak punya uang lagi.Untuk membayar biaya pengobatan sakit giginya pun ia tak mampu.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti