Njoto Tersisih dari PKI Karena Isu Poligami: Kepincut Rita Mahasiswi Sastra di Rusia
Rita merupakan mahasiswi Sastra Indonesia di sebuah universitas di Moskow. Setiap Njoto berkunjung ke Rusia, Rita yang menemaninya. Sebagai Ketua II Commitee Central PKI, Njoto memang sering bolak-balik ke Komintern di Uni Soviet.
Lukman, Aidit dan Njoto. Tiga serangkai yang dianggap berjasa membesarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketiganya berhasil membangkitkan kembali partai yang luluh lantah setelah peristiwa Madiun 1948, menjadi Partai Komunis terbesar ketiga di dunia.
Akan tetapi, perpecahan kerap terjadi di antara ketiganya. Njoto yang merupakan Wakil Sekjen II PKI harus merelakan jabatannya. Lantaran tertangkap basah berpoligami dengan seorang Wanita di Rusia.
-
Bagaimana Suparna Sastra Diredja tergabung dalam PKI? Pergerakannya yang masif bersama rakyat membuatnya banyak terlibat di Partai Komunis Indonesia terutama setelah pemilihan 1955. Di sana ia menjadi anggota dewan yang mengurusi konstitusi baru pengganti undang-undang dasar semetara.
-
Siapa yang menjadi tokoh penting dalam pergerakan nasional Indonesia, yang juga terlibat dalam berdirinya PKI? Alimin bin Prawirodirjo, Tokoh PKI yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Indonesia Seorang tokoh pergerakan nasional asal Surakarta ini terlibat aktif dalam pergerakan nasional Indonesia, organisasi politik maupun ikut serta dalam berdirinya PKI. Namanya mungkin tidak begitu dikenal masyarakat Indonesia, bahkan jarang sekali muncul di buku-buku sejarah. Namun, peran selama hidupnya cukup memberikan pengaruh besar terhadap bangsa dan negara ini.
-
Apa yang membuat tokoh PKI kebal peluru? Ada sejumlah tokoh PKI ternyata tak mempan ditembak. Mereka punya ilmu kebal peluru.
-
Siapa yang memimpin sidang PPKI? Sidang bersejarah itu dipimpin oleh Soekarno.
-
Siapa saja tokoh PKI yang dinyatakan kebal peluru saat pemberontakan Madiun? Komandan Batalyon Kala Hitam, Mayor Kemal Idris pun mengalami hal serupa.Dalam sidang kilat di Alun-Alun Pati, ada empat gembong PKI yang mendapat vonis hukuman mati. Ternyata, ada seorang tahanan yang kebal peluru.
-
Bagaimana Gedung Pancasila bisa menjadi markas PKI? Paska kemerdekaan, terjadi perpecahan antara nasionalis dan pihak komunis di Indonesia. Warga komunis kemudian membuat kelompok-kelompok kecil, yang kemudian dianggap sebagai pemberontakan terhadap negara.Gedung Pancasila di Losari ini kemudian dijadikan tempat pergerakan dari aktivis ideologi komunis hingga pemerintah menyita gedung tersebut.
Pada pertengahan tahun 1963, Njoto baru saja kembali dari Moskow, Rusia. sang istri yakni Soetarni, mencium kejanggalan. Bermula ketika Njoto menceritakan seorang penerjemah perempuan bernama Rita.
"Saya tidak tahu politik, tapi naluri saya mengatakan sesuatu sedang tumbuh di hati Bapak," ujar Soetarni, perempuan berusia 35 tahun dalam buku Njoto Peniup Saksofon di Tengah Prahara.
Kepincut Mahasiswi Sastra
Njoto memang tidak banyak menceritakan mengenai Rita. "Rita cantik, ramah, dan pintar," ungkap Njoto kepada Soetarni.
Rita merupakan mahasiswi Sastra Indonesia di sebuah universitas di Moskow. Setiap Njoto berkunjung ke Rusia, Rita yang menemaninya. Sebagai Ketua II Commitee Central PKI, Njoto memang sering bolak-balik ke Komintern di Uni Soviet.
Soetarni sejak awal sudah mempertanyakan alasan penerjemah Njoto seorang perempuan. Puncaknya pada tahun 1964 ketika Soetarni mendapat kabar bahwa Njoto hendak menikahi Rita. Soetarni tidak pernah bertanya langsung kepada suaminya. Dalam benaknya timbul berbagai pertanyaan "Apakah Rita hamil? Ataukah suaminya tersebut dijebak?"
Apapun alasannya, jika pernikahan terjadi, Soetarni sudah bertekad mengusir Njoto dari rumah. Terlebih lagi, kala itu dia sedang hamil anak yang keenam. Apakah Njoto tega meninggalkan anaknya yang masih kecil.
Kisah Cinta Dimulai dari Surat
Menurut Joesoef Iskak, seorang wartawan yang dekat dengan Njoto, kisah cinta Njoto-Rita terjalin sejak tahun 1963. Diawali dengan surat-menyurat. Dalam buku Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara diungkapkan bahwa pada masa-masa tersebut, Soetarni tidak pernah sekalipun mencurigai Rita.
Njoto dan Rita pun saling bertukar kado. Sampai pada akhirnya datanglah sebuah surat dari Rita kepada Njoto. Isinya lugas, Rita jatuh cinta kepada Njoto dan ingin menikahi Njoto.
Njoto akhirnya disidang dalam siding Politbiro tahun 1964. Dalam sidang tersebut Njoto diberhentikan dari Biro Agitasi dan kursi pimpinan Redaksi Harian Rakjat.
Njoto dinyatakan bersalah karena menjalin asmara dengan Rita dan berniat menceraikan istrinya. Hal ini akan menjadi teladan yang buruk bagi anggota partai menurut Aidit.
Julukan Marhaen Sejati dari Bung Karno
Belakangan diketahui alasan pemecatan Njoto. Bukan hanya masalah perselingkuhan. Faktor lain karena kedekatannya dengan Bung Karno. Malah, Njoto dianggap lebih menghargai ideologi Bung Karno dibanding Marxisme-Leninimisme.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Njoto adalah seorang Marhaen sejati. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Njoto adalah orang pertama yang mengungkapkan istilah “Soekarnoisme” dalam sebuah pidato di Palembang pada April 1964. Ungkapan tersebut ditujukan bagi orang-orang yang mendukung ideologi Marhaen. Bung Karno pun menyematkan julukan 'Marhaen sejati' kepada Njoto.
Njoto dikenal sebagai salah satu tokoh PKI yang cukup liberal dan tidak berpaku kepada hal-hal yang pragmatis dan dogmatis. Baik Njoto, maupun Bung Karno keduanya sama-sama menyukai musik jazz dan berpesta, serta banyak kesamaan lainnya.
Kedekatannya tersebut dengan Bung Karno dan tindakannya yang mendorong terciptanya kelompok baru yakni 'Soekarnoisme' menjadi alasan Aidit merasa Njoto tidak cocok lagi menjadi petinggi PKI.
Meskipun demikian, hubungan antara Njoto dan Aidit tetap erat. Njoto tetap aktif mengikuti rapat-rapat partai menjelang September 1965. Terlebih lagi, Njoto-lah yang membawakan surat Aidit dan membacakannya di Sidang Kabinet pasca peristiwa pembunuhan enam jenderal.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan