Tempat Suci Berusia Ribuan Tahun di Kaki Gunung Salak, Tak Jauh dari Bogor
Beberapa situs dari era megalitikum ditemukan di sini. Kebudayaan seperti apa yang pernah hidup di sini ribuan tahun lalu?
Sejumlah situs tersebar di kaki Gunung Salak. Diperkirakan sudah lebih tua dari era Kerajaan Sunda.
Tempat Suci Berusia Ribuan Tahun di Kaki Gunung Salak, Tak Jauh dari Bogor
Gunung Salak Dianggap Sebagai Gunung Suci Bagi Masyarakat Sunda Kuna
Namanya diambil dari kata Salaka, yang berarti perak. Bukan dari buah salak, seperti yang dikira orang.
Gunung Salak berarti Gunung Perak. Merupakan titik pusat dari kebudayaan Sunda.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Bagaimana cara Gereja GPIB Immanuel di Medan melestarikan nilai sejarahnya? Diketahui, Gereja GPIB Immanuel sudah didaftarkan dan ditetapkan menjadi salah satu Cagar Budaya di Kota Medan pada tahun 2021 lalu.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Bagaimana menara tersebut di gambarkan dalam sumber sejarah? Menara ini memiliki empat sisi yang tergambar dengan jelas dalam ilustrasi kuno.
Di kawasan Calobak, berdiri beberapa situs. Dipercaya Gunung Salak adalah sebuah kabuyutan tua.
Kabuyutan adalah tempat larangan. Tidak semua orang boleh masuk. Biasanya digunakan sebagai tempat peribadatan dan dianggap suci.
Situs ini di Kawasan ini Berupa Punden Berundak, dan Batu Tegak
Dipercaya merupakan peninggalan megalitikum.
Era Megalitikum tua dimulai sekitar 2.500-1.500 tahun sebelum masehi. Punden berundak dan menhir masuk ke zaman ini.
Era Megalitikum Muda dimulai 1.000-100 tahun SM. Waruga, kubur batu, sakrofagus dan arca awal menandai masa ini.
Selain corak kepercayaan yang ternyata berbeda, ada lagi faktor lain.
Setelah Pengaruh Hindu-Budha Masuk, Masyarakat Sunda Juga Tidak Membangun Candi Seperti di Jawa Tengah & Jawa Timur
Menurut Sejarawan Saleh Danasasmita, Perbedaannya Ada di Sistem Penanaman Padi
Masyarakat Sunda adalah peladang atau huma. Sementara masyarakat Jawa merupakan penggarap sawah.
Masyarakat huma berpindah dan tersebar, tidak menetap dalam satu wilayah.
Situs ini lebih besar dari Calobak. Bentuknya punden berundak,
- Dua Rumah Berusia 1500 Tahun Ditemukan di Tengah Hutan, Salah Satunya Seperti Istana Megah
- Temuan Ratusan Senjata Berusia 1800 Tahun Ungkap Sengitnya Pertempuran Dua Pasukan Tentara Romawi
- Patung Banteng Berusia 2500 Tahun Tiba-Tiba Muncul Setelah Hujan Deras, Arkeolog Ungkap Fungsinya
- Tengkorak Serigala Ditemukan dalam Makam Berusia 2.000 Tahun, Bisa Cegah Arwah Bangkit dari Kubur
Bukti Lain Adanya Peradaban Kuno di Kaki Gunung Salak Adalah Situs Cibalay
Melihat Bentuk Situs Cibalay, Mirip Dengan Gunung Padang
Bentuknya punden berundak dengan teras batu yang tersusun dari batu-batu yang dihaluskan.
Ada beberapa tingkat dan dipercaya menjadi tempat peribadatan era Sunda Kuna.
Sungai, hutan lebat dan jurang menjadi syarat lokasi Kabuyutan. Kaki Gunung Salak menjadi ideal bagi nenek moyang masyarakat Sunda.
Ditemukan Banyak Batu Tegak dan Batu Halus yang Tersusun Rapi
Prof Agus Aris Munandar Punya Teori Berbeda Tentang Punden Berundak Dalam Masyarakat Sunda Kuna
Menurutnya, situs punden berundak dibangun di era Kerajaan Sunda. Sekitar Abad ke-13 hingga 16.
Bangunan ini bukan merupakan peninggalan megalitik. Cirinya adalah teras yang dibalay (ditutup batu).