6 Makanan untuk Mencegah Stunting, Murah dan Mudah Didapat
Pencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting diperhatikan.
Pencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting diperhatikan.
6 Makanan untuk Mencegah Stunting, Murah dan Mudah Didapat
Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang serius dan memerlukan perhatian khusus, terutama di negara berkembang. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kemampuan belajar mereka di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis makanan untuk mencegah stunting. Kita akan mengeksplorasi makanan-makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral, yang semuanya merupakan komponen penting dalam diet seimbang untuk mencegah stunting.
-
Apa saja langkah sederhana untuk mencegah stunting? Menurut Marroli, salah satu langkah sederhana untuk mencegah stunting adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD), serta menjaga kebersihan diri.
-
Bagaimana cara menurunkan angka stunting? “Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting, oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang. Jika gizi orang tua tidak cukup, ditambah pola hidup yang tidak baik maka akan beresiko lebih besar melahirkan bayi stunting,” kata Suwirta.
-
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Untuk mencegah stunting, penting untuk memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anak sejak dini, menyediakan akses ke layanan kesehatan yang baik, memberikan pendidikan serta pemahaman yang benar kepada orangtua tentang pentingnya perawatan anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi pertumbuhan mereka.
-
Bagaimana cara pencegahan stunting akibat kelebihan minum air putih? Informasi yang akurat tentang pola makan dengan asupan kalori yang mencukupi, serta informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak dari sumber yang tepat, dapat berperan penting dalam mencegah risiko stunting pada anak.
-
Bagaimana cara pelatihan ini akan mencegah stunting? Melalui pelatihan ini, kami berharap para bidan dapat melatih kader Posyandu sebagai garda terdepan dalam memberikan pendampingan yang tepat kepada ibu hamil, sehingga dapat mencegah terjadinya BBLR dan stunting di Manggarai Barat.
1. Tempe dan Tahu
Tempe dan tahu adalah sumber protein nabati yang sangat baik, keduanya terbuat dari kedelai. Tempe mengandung sekitar 14 gram protein per 100 gram, sedangkan tahu mengandung sekitar 10,9 gram protein per 100 gram. Protein adalah komponen penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel, serta pembentukan otot, yang sangat penting untuk mencegah stunting pada anak-anak.
Selain itu, tempe dan tahu juga mengandung zat besi.
Nutrisi ini yang membantu dalam pembentukan hemoglobin dalam darah dan memainkan peran penting dalam transportasi oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke otak yang mendukung perkembangan kognitif anak.
2. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang hijau dan kacang tanah, adalah alternatif lain yang kaya akan protein. Kacang hijau mengandung sekitar 8,7 gram protein per 100 gram, dan kacang tanah mengandung 9 gram protein per seperempat cangkir. Kacang-kacangan juga kaya akan nutrisi lain seperti magnesium, folat, vitamin E, dan tembaga, yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan yang sehat dan pencegahan stunting.
Magnesium, misalnya, penting untuk fungsi saraf dan otot, sedangkan folat penting untuk pembentukan sel darah merah dan pencegahan cacat lahir.
3. Ikan
Ikan adalah sumber protein hewani yang sangat baik dan juga mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk perkembangan otak. Protein dari ikan membantu dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, dan omega-3 mendukung fungsi otak yang sehat, yang sangat penting untuk perkembangan kognitif anak-anak dan pencegahan stunting.
4. Hati Ayam
Hati ayam adalah sumber yang kaya akan protein dan zat besi, serta vitamin A dan B kompleks. Zat besi membantu mencegah anemia, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk penglihatan yang sehat dan sistem kekebalan tubuh, sedangkan vitamin B kompleks mendukung metabolisme energi dan fungsi otak.
5. Sayur Bayam
Sayur bayam adalah sumber yang kaya akan vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, C, E, K, serta mineral seperti magnesium dan zat besi. Vitamin C mendukung sistem kekebalan tubuh, sedangkan vitamin E berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan. Magnesium, seperti yang disebutkan sebelumnya, penting untuk fungsi saraf dan otot, dan zat besi mendukung pembentukan hemoglobin.
6. Pisang
Pisang adalah buah yang kaya akan karbohidrat, vitamin, dan mineral. Mereka menyediakan energi cepat dan mengandung potasium yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan fungsi otot serta saraf yang sehat. Pisang juga mengandung vitamin B6, yang penting untuk metabolisme protein dan produksi neurotransmitter, yang mendukung fungsi otak yang sehat.
Penyebab Stunting
Stunting adalah kondisi yang terjadi ketika anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari standar usia mereka karena kekurangan gizi kronis. Berikut adalah beberapa penyebab utama stunting:
1. Kekurangan Gizi Kronis
Kekurangan gizi yang berlangsung dalam waktu lama adalah penyebab utama stunting. Hal ini bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan cukup nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat, termasuk protein, vitamin, dan mineral.
IUGR adalah kondisi di mana janin tidak tumbuh dengan baik di dalam kandungan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk malnutrisi ibu selama kehamilan atau masalah kesehatan lainnya.
3. Asupan Protein yang Tidak Cukup
Protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Jika proporsi total asupan kalori tidak mengandung cukup protein, hal ini dapat menyebabkan stunting.
4. Stres Kronis dan Perubahan Hormon
Stres kronis pada anak dapat memicu perubahan hormon yang mengganggu pertumbuhan normal. Stres ini bisa berasal dari lingkungan yang tidak mendukung atau kondisi kesehatan yang buruk.
5. Infeksi Berulang
Infeksi yang sering terjadi, seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan kecacingan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan stunting. Infeksi juga dapat menyebabkan inflamasi kronis yang mengganggu pertumbuhan.
Lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke air bersih dapat meningkatkan risiko infeksi dan malnutrisi. Kemiskinan dan pendidikan yang rendah juga berkontribusi terhadap risiko stunting karena dapat membatasi akses ke makanan bergizi dan layanan kesehatan.
7. Faktor Genetik
Meskipun bukan penyebab utama, faktor genetik juga dapat mempengaruhi tinggi badan anak. Jika kedua orang tua memiliki postur tubuh pendek, anak juga mungkin akan memiliki postur yang serupa.
8. Pola Asuh dan Pengetahuan Gizi
Pola asuh yang tidak tepat dan kurangnya pengetahuan tentang gizi yang baik dapat menyebabkan anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Hal ini termasuk pemberian ASI eksklusif yang tidak adekuat dan MP-ASI yang tidak memenuhi standar gizi.
9. Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan
Akses yang terbatas ke layanan kesehatan, termasuk pelayanan antenatal dan postnatal, dapat menyebabkan masalah gizi tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan tepat, yang dapat menyebabkan stunting.
Gejala Stunting
Gejala stunting pada anak-anak biasanya dapat terlihat saat mereka berusia 2 tahun, namun sering kali gejala ini tidak disadari atau disalahartikan sebagai perawakan pendek yang normal. Berikut adalah beberapa gejala dan tanda-tanda yang bisa menunjukkan anak mengalami stunting:
1. Tinggi Badan Lebih Pendek
Anak dengan stunting memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak seusianya berdasarkan standar pertumbuhan anak dari WHO.
2. Berat Badan Tidak Meningkat Secara Konsisten
Peningkatan berat badan yang tidak konsisten atau stagnan juga bisa menjadi indikator stunting.
3. Tahap Perkembangan yang Terlambat
Anak yang mengalami stunting seringkali memiliki tahap perkembangan yang terlambat dibandingkan dengan anak seusianya.
4. Kurang Aktif Bermain
Anak dengan stunting cenderung kurang aktif dalam bermain dan melakukan aktivitas fisik.
5. Sering Lemas
Mereka sering kali merasa lemas dan tidak memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas.
6. Mudah Terserang Penyakit
Anak dengan stunting lebih mudah terserang penyakit, terutama infeksi, karena sistem imun mereka yang tidak optimal.
Penting untuk memantau pertumbuhan anak secara rutin di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat. Jika Anda mengamati salah satu atau lebih gejala di atas pada anak Anda, atau jika hasil skrining menunjukkan pertumbuhan anak tertinggal dibandingkan anak seusianya, segera lakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter.
merdeka.com