Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini
Gambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering
Gambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering
Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini
Tjoe Boen Tjiang, alias Si Impeh, merupakan pemuda Tionghoa yang membunuh dua orang Perempuan Tionghoa di Batavia. Setelah sempat menjadi buronan, ia pada akhirnya tertangkap.
Atas perbuatan kejamnya, ia divonis hukuman gantung di depan publik. Eksekusi matinya dilakukan di depan Balai Kota Batavia pada 30 Juni 1896 jam 7 pagi.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa saja permasalahan yang dihadapi trem kuda di Batavia? Sayangnya, trem kuda menimbulkan masalah baru yang kurang diantisipasi pemerintah. Dalam catatan Dimas Wahyu Indrajaya dalam bukunya berjudul Trem di Jakarta 1869-1962: Moda Darat Favorit Warga Ibu Kota Tempo Dulu, hewan ini kerap membuang kotoran di jalanan yang dilalui trem. Walau lajunya berada di atas rel, namun rute trem yang mengarah ke permukiman warga pribumi dan Belanda, menimbulkan aroma tak sedap. Belum lagi jumlah kuda yang mati karena kelelahan juga tidak sedikit. Sebanyak 545 kuda sepanjang tahun penggunaan trem di masa itu didapati tidak bisa diselamatkan.
-
Kenapa Kota Tua Jakarta disebut Batavia? Kota Tua Jakarta, yang dahulu dikenal sebagai Batavia pada masa penjajahan Belanda, menghadirkan petualangan yang memikat bagi mereka yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah dan keajaiban arsitektur kolonial.
-
Kapan *Bataviasche Nouvelles* dihentikan? Pada 20 Juni 1746, surat kabar ini kemudian diberedel.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang memimpin pasukan Mataram saat menyerang Batavia? Saat itu pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung mengirimkan prajuritnya ke Batavia untuk menyerang Belanda.
Selain tempat eksekusi yang berada di depan Balai Kota Batavia, pada era itu pemerintah Hindia Belanda punya tempat eksekusi mati yang jauh lebih menyeramkan.
Lokasinya sekitar 500 meter dari depan balai kota. Bila dilacak pada masa kini, lokasinya cukup tersembunyi, tak jauh dari Kawasan Kota Tua Jakarta.
Dalam sebuah unggahan video pada 25 Maret 2024, pemilik kanal YouTube Candrian Attahiyyat berkesempatan melacak jejak lokasi tempat eksekusi mati tersebut.
Penelusuran tempat itu dilakukan dengan menggunakan peta Batavia awal abad ke-18.
Untuk menuju ke sana, ia bersama beberapa kawan pencinta Sejarah harus berjalan melewati tempat parkir.
Perjalanan kemudian menembus permukiman padat penduduk di Kampung Muka, Jakarta Utara. Setelah itu melewati Jalan Kampung Bandan.
Berdasarkan pernyataan penduduk setempat, lokasi titik yang dulunya dipercaya sebagai tempat eksekusi gantung itu kini telah berubah menjadi bangunan sekolah.
Di pinggir Jalan Kampung Bandan, terdapat sebuah tanah yang cukup lapang. Di sana ada lapangan sepak bola mini dan tempat untuk memarkir kendaraan truk.
- Tangkap Pemutilasi Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru, Pelaku Tukang Jagal Kambing Potong Korban Pakai Pisau
- Perjuangan Haru Gadis Cilik Banting Tulang di Pinggir Jalan Demi Keluarga, Kemampuan Tambal Bannya Tuai Pujian
- Putusan Batas Usia Kepala Daerah Dinilai Tak Mungkin Dipakai di Pilkada 2024, Kaesang Bisa Gagal Maju?
- Catat! Ruas Jalan Ditutup dan Dialihkan Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2024 di Jakarta
Mereka melewati tempat itu hingga masuk ke area permukiman penduduk. Setelah beberapa meter menelusuri permukiman itu, sampailah mereka pada tempat yang sudah ditentukan.
“Kalau berdasarkan plotting peta, ya di sinilah lokasi hukuman gantung yang seram itu. Karena orang yang digantung itu tidak langsung mati tapi didiamkan dulu di atas roda,” kata Candrian Attahiyyat.
Candrian mengatakan, gambaran eksekusi itu begitu menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di sana kaki dan tangan mereka dilipat sedemikian rupa dan dijemur sampai mati.
“Yang lebih seram lagi jasadnya tidak diturunkan. Sampai kering, sampai jadi tengkorak, mereka tetap dibiarkan di sana,” kata Candrian.
Ia mengatakan, pada pertengahan abad ke-19 hukuman itu sudah dihapus, diganti dengan hukuman gantung biasa.