Dulu Leluhur Orang Sunda Dikenal sebagai Bangsa Akuatik, Peradaban Dimulai dari Sungai Citarum
Sungai Citarum jadi bukti kalau orang Sunda zaman dulu merupakan bangsa akuatik.
Sungai Citarum jadi bukti kalau orang Sunda zaman dulu merupakan bangsa akuatik.
Dulu Leluhur Orang Sunda Dikenal sebagai Bangsa Akuatik, Peradaban Dimulai dari Sungai Citarum
Selama ini Sungai Citarum dikenal sebagai aliran air besar yang paling berpengaruh di Jawa Barat. Sungai ini juga menjadi penanda adanya aktivitas masyarakat Sunda di sekitar aliran, sekitar jutaan tahun lalu.
Namun tahukah bahwa ada keterkaitan kuat antara Sungai Citarum dengan kebudayaan lampau orang Sunda? Di masa silam, sungai ini menjadi tempat manusia di pulau Jawa bagian barat untuk bertahan hidup. Saking melekatnya, sampai-sampai masyarakat Sunda dijuluki sebagai bangsa “akuatik”
-
Bagaimana cara orang Sunda menunjuk arah? Selain mengatakan punten, sisi sopan santun lainnya di kalangan warga Sunda adalah menunjuk arah menggunakan jempol. Tak hanya itu, jari-jari lainnya juga harus digenggam sembari mengarahkan jari jempol ke jalan yang ditanyakan. Lalu si pemberi arah juga diharuskan sedikit membungkukkan badan sebagai upaya menghormati si penanya.
-
Apa yang ditemukan di hutan purba tersebut? Ratusan fosil batang pohon dan bagian lain dari pohon ditemukan di hutan purba ini.
-
Bagaimana asal-usul terbentuknya Danau Singkarak? Konon, asal usul terbentuknya danau ini berawal dari kisah sebuah keluarga yang hidup di tepi laut.
-
Di mana Danau Singkarak terletak? Danau Singkarak memiliki luas kurang lebih 108 Km persegi yang membentang di antara dua wilayah kabupaten yaitu Tanah Datar dan Solok.
-
Kenapa orang-orang Sunda memilih tinggal di Kampung Sunda Galunggung? Mereka tinggal di Kalimantan Barat sesuai keinginannya dan bukan program transmigrasi yang digalakkan oleh pemerintah.
-
Mengapa Bakakak Hayam dianggap sakral oleh orang Sunda? Sejak turun temurun, bakakak hayam selalu dianggap istimewa dan sakral oleh masyarakat Sunda. Tak sekedar penambah unsur dan variasi dalam tradisi ritual, rupanya bakakak hayam memiliki simbol sebagai tolak bala.
Jika ditilik dari sisi bahasa, bangsa akuatik berarti suatu komunitas masyarakat yang tinggal dan menggantungkan hidup di wilayah perairan. Sungai Citarum yang cukup luas dan panjang hingga ratusan kilometer jadi salah satu kawasan perairan di masa silam.
Hingga sekarang, sungai ini masih berperan bagi kehidupan warga Sunda terutama sebagai penampung air hujan untuk kebutuhan pertanian. Sungai Citarum, jadi titik awal peradaban orang Sunda zaman dahulu.
Awal Mula Lahirnya Sebutan Akuatik bagi Bangsa Sunda
Merujuk laman Balai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, disebutkan bahwa cikal bakal orang Sunda sebagai bangsa akuatik.
Ketika itu, orang-orang Sunda purba tinggal di kawasan goa pawon yang ada di dataran tinggi Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Konon, bangsa Sunda sudah mendiami goa pawon yang berbatasan dengan sungai sebagai tempat mereka berburu dan meramu makanan.
Saat itu, kawasan Bandung masih berupa danau purba yang sangat luas dan dalam, sehingga masyarakatnya sudah akrab dengan wilayah perairan dan berhasil beradaptasi dengan mengembangkan komunitas di generasi-generasi selanjutnya.
Bandung Merupakan Sebuah Danau Raksasa
Menurut informasi yang tersimpan di Museum Geologi dan goa pawon, orang Sunda di zaman dulu sudah pandai berenang dan menjalankan kehidupannya secara penuh di wilayah perairan.
Di masa jutaan tahun lalu, Bandung merupakan daerah cekungan sehingga disebut mirip danau. Pegunungan dan perbukitan yang saat ini menghiasi dataran tinggi Bandung dahulu merupakan pinggir danau yang menjulang tinggi.
Seiring berjalannya waktu, pegunungan dan perbukitan mulai terbuka karena erupsi gunung berapi dan aktivitas geologi, sehingga air mengalir deras. Dari aliran inilah kemudian Sungai Citarum terbentuk. Titik nolnya berada di kawasan Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari.
Banyak Didirikan Permukiman
Bukti Sungai Citarum identik dengan masyarakat Sunda juga terlihat dari dibangunnya kompleks permukiman.
Foto: hima.fib.ugm.ac.id
Salah satu yang masih bisa dilihat jejaknya adalah area Candi Batujaya di Kabupaten Karawang.
Terbentuknya dermaga Cikao di sana juga jadi bukti bahwa orang Sunda sudah hidup berdampingan dengan sungai. Apalagi di masa itu, transportasi utama yakni perahu juga tercatat apik di manuskrip lawas.
Ini semakin menguatkan bahwa orang Sunda sejak zaman purba hingga masa kerajaan Tarumanegara sudah menggantungkan hidup dan beraktivitas d kawasan Sungai Citarum.
Sungai ini turut berperan penting dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, karena mendukung pemenuhan air pertanian, pasokan air bagi kehidupan sehari-hari, perikanan, industri, hingga listrik bagi total 25 juta orang yang hidup di sekitarnya.