Kisah di Balik Bendera Macan Ali yang Ikonik di Cirebon, Dikibarkan saat Usir Portugis di Sunda Kelapa
Ada semangat perjuangan dan keislaman masyarakat Cirebon di balik bendera Macan Ali.
Ada semangat perjuangan dan keislaman masyarakat Cirebon di balik bendera Macan Ali.
Kisah di Balik Bendera Macan Ali yang Ikonik di Cirebon, Dikibarkan saat Usir Portugis di Sunda Kelapa
Bendera Macan Ali jadi lambang identik di wilayah Cirebon sejak masa silam.
(Foto: YouTube Brant)
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Alun-alun Ciranjang dibenahi? Alun-alun Ciranjang menjadi destinasi wisata baru yang bisa dikunjungi saat singgah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi tersebut kini tampak indah, dan rapi, setelah dibenahi oleh Pemprov Jabar dengan anggaran Rp10,3 miliar.
-
Kapan Adam Malik Batubara meninggal? Setelah mengabdikan diri untuk bangsa Indonesia, Adam Malik mengembuskan napas terakhirnya di Bandung pada 5 September 1984 karena sakit kanker hati.
-
Kapan Raja Ali Haji menulis Gurindam Dua Belas? Kebijaksanaan Lokal Gurindam Dua Belas yang ditulis pada tahun 1847 ini merupakan kebijkasanaan lokal atau local wisdom masyarakat Melayu-Bugis.
-
Kapan M. Ali Wafa menjalankan aktivitas bertani? Dulu sebelum kampanye saya pagi hari di sini menanam-nanam dan mengurus hewan ternak seperti ini. sebagai hiburan, sebagai ekspresi untuk menghilangkan penat. Jadi ini bagian dari hobi saya,” kata Wafa, mengutip YouTube Musyafa Musa.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
Dalam secarik kain, hewan berwarna putih itu digambarkan dalam posisi duduk dengan huruf kaligrafi yang indah.
Terdapat tulisan La Ilaha Illallah Muhammad Darasulullah di sana.
Bagi masyarakat Cirebon, bendera Macan Ali memiliki arti kuatnya agama Islam sebagai senjata untuk melawan para penjajah.
Digunakan oleh Keraton Kasepuhan
Menurut beberapa sumber, bendera Macan Ali ini digunakan sebagai simbol perjuangan warga Cirebon terhadap penjajah.
Simbol ini pertama kali digunakan pada kurang lebih tahun 300-400 Masehi oleh Kerajaan Indraprahasta, lalu diwariskan ke Kerajaan Cirebon tahun 1482.
Selain jadi simbol kerajaan, Macan Ali juga jadi model dekorasi dan motif gambar yang banyak ditemukan di ornamen hias khas setempat.
Gambarkan singa Iran
Menurut sumber sejarah, Macan Ali diduga merujuk ke singa Iran yang identik dengan sosok keponakan Nabi Muhammad SAW, Ali.
(Fotor: YouTube Brant)
Macan Ali juga kerap disebut singa Allah dan menjadi pelindung khusus tarekat kaum seniman.
Macan ini juga menjadi salah satu pola utama dalam kaligrafi Islam, serta umbul-umbul yang digunakan untuk menolak bala.
Unsur-unsur dalam bendera Macan Ali
Terdapat sejumlah unsur di gambar Macan Ali. Seluruhnya tersamar dengan motif kaligrafi yang khas.
Pertama, unsur tersebut bergambar dua bintang dengan delapan sisi yang menceritakan Nabi Muhammad dan Fatimah. Lalu terdapat dua singa kecil dan besar dengan dua pedang menyilang untuk menggambarkan pedang Zulfikar milik Ali.
Terakhir, dalam bendera Macan Ali juga tergambar lima manusia suci sebagai petunjuk hidayah dari Allah SWT.
- Mengunjungi Masjid Unik Dog Jumeneng Cirebon yang Berusia 500 Tahun, Muazinnya Ada 4
- Kisah Menara Air Prujakan, Jadi Ikon Kota Cirebon dan Pernah Berjasa Penuhi Kebutuhan Warga
- Mengenal Bekasem, Olahan Ikan di Dalam Gentong Ala Keraton di Cirebon
- Pedang Kuno Tentara Muslim dari Masa Perang Salib Ditemukan, Bentuknya Unik
Jadi bukti Cirebon sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa Barat
Kentalnya nilai Islami di dalam lambang bendera Macan Ali mengisyaratkan bahwa Cirebon merupakan salah satu daerah penting penyebaran agama Islam di barat pulau Jawa.
(Foto: YouTube Brant)
Ini juga terlihat dari pesatnya perkembangan agama Islam, dalam satu abad kepemimpinan Sunan Gunung Jati.
Sebelumnya masyarakat Pulau Jawa banyak menganut ajaran Hindu, Buddha dan kepercayaan leluhur.
Dikibarkan saat melawan Portugis di Batavia
Sebelumnya bendera Macan Ali sempat dikibarkan saat Kerajaan Cirebon dan Demak memukul mundur bangsa Portugis yang hendak menjajah Indonesia lewat Sunda Kelapa (Batavia) 1528-1529.
Ketika itu, Kerajaan Cirebon dipimpin oleh ulama karismatik Tu Bagus Pasei atau Fadilah Khan atau Fatahillah atau Faletehan bersama pasukan Cirebon. Sedangkan panglima angkatan laut dikomandoi oleh Ki Ageng Bungko.
Ketika itu, bendera Macan Ali bersanding dengan bendera Panji Demak yang bergambar dua pedang menyilang.
Bagian bawahnya tertulis kalimat syahadat dan berkibar di atas perahu Bantaleo. Setelah melalui pertemuran laut dan darat, pasukan Portugis berhasil dipukul mundur.